Detik demi detik berjalan, kehidupan yang baik akan terus menyertai kebahagiaan seseorang. Seperti, kehidupan Adira dan Gema, mereka sudah tidak merasakan cekcok dalam rumah tangga dengan masalah sepele lagi.
Ketika kepercayaan dan kejujuran mereka buat, mungkin tidak akan ada masalah yang datang mempersulit rumah tangga mereka.
"Mamah, papah?"
Adira dan Gema membuka matanya saat melihat Fayazana mendusel tidur ditengah-tengah mereka. Adira tersenyum dan mencium wajah anaknya itu.
"Pagi Aya?" Sapa Adira.
Gema mengucek matanya melihat kearah mereka. "Pagi sayangnya papah?"
"Pagi mamah, pagi papah." Jawab Fayazana dengan suara mungilnya.
"Ganggu aja nih bocil." Desis Gema merasa kesal karena memisahkan pelukan Adira dari dirinya.
"Vanellope mamah." Rengek Fayazana meminta video disney di ponsel Adira.
Adira mengulurkan tangannya mengambil ponsel diatas nakas dan memberikan sebuah video untuk anaknya itu.
Gema dengan gampang menggotong anaknya itu untuk duduk dibelakang tubuhnya, sedangkan dirinya kembali merapatkan diri bersama Adira dan memeluknya erat.
"Mas Gema?" Tegur Adira.
"Orang belum selesai, tiba-tiba ada bocil aja." Desis Gema.
Adira melepaskan tubuh Gema. "Jangan didepan Aya juga, nanti dia lihat."
"Gak sayang, Aya lagi fokus liat Vanellope." Balas Gema tetap mendusel memeluk Adira.
"Tetap saja didepan Aya, Adira gak mau."
Gema mendesis. "Aya?" Panggil Gema.
"Iya papah."
"Aya kembali ke kamar ya, bawa hpnya, nanti siang ikut papah beli boneka vanellope." Suruh Gema yang sebenarnya mengusir anaknya.
"Mas,"
Fayazana bergegas turun dari ranjang orang tuanya itu dengan sedikit kesusahan, dia meninggalkan kamar orang taunya dengan membawa ponsel Adira kembali ke kamar.
"Anak pintar." Ucap Gema dengan tersenyum jahil.
"Kamu ini benar-benar ya, anak sendiri diusir." Kesal Adira.
Gema tersenyum senang dan memeluk Adira sangat erat. "Ini demi vanellope."
Adira memukul tangan Gema yang mengusap perutnya geli. "Jangan kurang ajar ya papah Gema!"
Gema mengerucutkan bibirnya. "Kurang ajar sama istri sendiri itu ibadah."
Adira terkekeh pelan. "Sejak kapan mas Gema jadi cogil gini?"
Gema mengernyit. "Cogil apa?"
"Cowok gila."
"Kamu ngatain suami kamu sendiri gila, Adira?"
Adira terkekeh melihat wajah emosi Gema. "Lagian pak Gema selalu begini sih."
"Begini gimana?"
"Minta adik bayi, maksa lagi." Cibir Adira.
"Jadi kamu gak mau? Yaudah."
Adira menahan tubuh Gema itu. "Gitu aja marah, Adira cuma ngomong doang kok."
"Kalo kamu capek Yaudah."
Adira mengusap wajah Gema begitu saja, wajahnya begitu tampan sehingga Adira tidak bosen memandangnya setiap hari.
"Adira mau kok buat Vanellope untuk Aya, tapi pak Gema juga harus mensyukuri pemberian yang kuasa ya. Kalo kali ini kita belum bisa, pak Gema harus terima."
KAMU SEDANG MEMBACA
ADIRA : MY PRECIOUS WIFE [END]
RandomSequel dari Gema: My Dosen Husband Perjalanan Hidup dari seorang Adira Ayu memanglah sangat buruk. Dirinya mendapatkan siksaan bertubi-tubi dari sang Ayah belum lagi Adira Ayu adalah korban pemerkosaan dari seorang Dosen yang sangat menginginkan har...