24. Antara senang dan sedih

1.8K 81 16
                                    

"Terimakasih ya pak, kembaliannya untuk bapak aja."

Setelah membayar biaya taksi, Adira menggendong Fayazana yang tertidur dengan mendorong koper besar miliknya itu.

Rumah itu sudah lama tidak dia datangi, bahkan Adira merindukan semua kenangannya bersama kedua orang tuanya dulu. Rumah itu suatu kebahagiaan untuk Adira. Mau Adira pergi sejauh apapun, pasti dia akan kembali.

Grekk..

Adira memberhentikan langkahnya saat melihat pintu rumah itu terbuka. Disana menampilkan Pak Derry memandang kehadirannya.

Adira tertawa pelan seraya menitikkan air matanya itu. Pak Derry mendekat kearah Adira dan langsung memeluk anaknya sangat rindu.

Adira menangis sejadi-jadinya dipelukan sang ayah, dia sangat merindukan orang tuanya ini, apapun kesalahannya. Adira sangat nyaman dan merasa aman berada didekat orang tuanya.

"Ad-Adira kangen papah hikss hikss..."

"Maaf-Maafin Adira hikss hikss..."

Pak Derry mengusap punggung Adira dengan sayang mencoba menenangkannya. Dia merasa jika Adira tidak baik-baik saja sekarang, wajah kehancuran dalam diri anaknya itu sangat terlihat oleh pak Derry.

"Papah Ad-Adira rindu seperti dulu, Adira rindu mamah dan papah—"

"Sssttt," pak Derry melepaskan pelukannya dari anaknya itu.

"Papah juga rindu sama Adira, Maafin papah ya nak."

Bibir Adira bergetar hebat dan kembali menangis karena dia tidak bisa menahannya kali ini. Pak Derry mengusap kepala sang anak dengan sayang.

****

Kini Adira kembali berdiri di balkon kamarnya. Lagi dan lagi dia berada disana dengan beribu-ribu luka. Mengapa saat dia sakit hati saja, mengapa saat dia bahagia, dia tidak berdiri di balkon itu.

"Dir?"

Adira menoleh kearah pak Derry yang datang membawakan makanan dan minuman untuk anaknya.

"Makan dulu nak, kasihan anak kamu yang didalam perut." Suruh Pak Derry.

Adira duduk di kursi yang berada di balkon itu tepatnya disamping pak Derry. Pak Derry menghela nafasnya pelan, lalu mengusap pipi Adira yang terdapat sisa-sisa air matanya itu.

"Jangan sedih lagi ya, sekarang apapun yang terjadi sama Adira, papah akan tetap disamping Adira." Tutur Pak Derry malah membuat Adira mewek.

Pak Derry mengernyit. "Hey sayang? Kok malah nangis lagi?"

Adira tertawa pelan. "Adira gak tau papah, Adira gak tau harus bahagia atau sedih. Disaat hati Adira hancur karena suami Adira, papah datang mengobati rindu Adira." Ucap Adira dengan sesekali terisak.

Pak Derry langsung merangkul anaknya dan mengusap kepalanya dengan sayang.

"Gak boleh sedih, Adira harus bahagia, sekarang tugas papah adalah membuat Adira bahagia. Papah tidak ingin anak cantik papah ini tersakiti lagi seperti dulu." Tutur Pak Derry dengan serius.

Adira menganggukan kepalanya antusias memeluk pinggang papahnya erat.

"Maafin papah ya sayang, seharusnya papah gak ninggalin Adira sendiri. Seharusnya papah dulu tidak membuat hidup Adira menderita, papah menyesal udah membuat hidup Adira seperti ini." Pak Derry mengusap kepala Adira menyesali perbuatannya.

ADIRA : MY PRECIOUS WIFE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang