04- Sifat asli

856 62 11
                                        

Mala telah sampai di depan rumahnya dengan Rakha yang setia duduk diatas motornya.

"Makasih kha, gue ga tau deh gimana kalau jalan tadi. Mungkin gue ga nyampe nyampe sekarang" oceh gadis didepan rakha ini.

"Hmm, kenapa lo ga di jemput?? Sedangkan Aura pulang naik motorbareng mamanya??" Tanya Rakha. Mala bungkam dia tak berani menjawab

"E-emm, gue duluan ya. Makasih sekali Lagi Rakha bayy" Mala kembali meninggalkan Rakha didepan gerbangnya.

"Kebiasaan tu bocah, main pergi pergi aja" Rakha menyalakan motornya dan pergi dari sana. 'Semoga lo ga kenapa napa ya Mal' batin Rakha kembali mengingat wajah gadis cantik itu.

Mala, masuk kedalam rumahnya "Mala pulang" ujar gadis itu berjalan kedalam ruang tamu.

"Cepat juga kamu pulang Mal, sekarang mama suruh kamu sapu rumah ini dan pel sampai bersih ga ada penolakan" Wanita yang bernama Dela itu menyuruh Mala untuk mengerjakan pekerjaan rumah.

Padahal disana posisinya Mala baru saja pulang sekolah. Dan bukannya seharusnya Mala yang diratukan dirumah?? Karena dia pemilik rumah itu?? Keterlaluan.

"Lah kok Mala ma?? Kan ada bi siti yang bersihkan rumah" Mala mencari cari keberadaan bi Siti. Matanya terus mencari keberadaan wanita itu.

"Bi Siti lagi belanja, jadi kamu yang bersihkan jangan nolak, atau saya laporkan kamu dengan papa mu" ancam Dela.

Whatt?? Bukannya seharusnya Mala yang melaporkan hal itu, benar benar bertimpal balik.

"Apasih ma?? Mama itu orang baru dirumah ini. Seharusnya mama sopan dong" bukannya dia berniat melawan wanita didepannya ini. Tapi memng dia sudah keterlaluan barusaja dia menjabat menjadi ibu dikeluarga Geraldine, dan dia sudah berulah.

"Oke kalau itu mau kamu, saya laporkan kamu dengan papa kamu sekarang juga" Dela mengambil ponselnya dan menekan nama Ardi disana.

"Telpon aja, gue ga takut" Mala tak mau kalah dia berani dengan mak lampir didepannya ini.

Panggilan di jawab

"Halo pa" wanita itu bersuara dengan sok manja, rasanya mala ingin muntah sekarang dan detik ini juga.

"Kenapa ma??" Suara Ardi terdengar dari seberang sana.

"Anak kamu ini loh mas, aku suruh dia ngerjain pekerjaan rumah biar dia mandiri tapi dia malah ngebantah. Padahal Aura juga lagi kerja di kamar, tapi dia gak mau mas, dia malah ngelawan aku"

Mala membelalakkan matanya. Heii yang dibilangnya saat itu benar benar tidak terjadi sekarang. Saat ini Aura sedang mandi bisa didengar suaranya yang sednag bernyanyi di dalam kamar mandi.

"Bohong pa" teriak mala

Dela pun menatap tajam Mala "apa lo??" Tantang mala namun dengan suara pelan.

"Mala, kamu ga boleh gitu nak, apa yang disuruh mama itu benar, supaya kamu mandiri kalau punya rumah sendiri" ucap Ardi lembut. Dan mala melihat raut wajah Dela mengejeknya sekarang.

"Gak pa, dia bohong. Dia nyuruh Mala nyapu rumah habis tu pel, sementara Aura dia sekarang lagi mandi pa" Mala mengelak dari semua yang dikatakan Dela.

"Tu kan mas, anak kamu bohong dan dia udah ngelawan aku mas. Aku cape sama dia" Dela kembali mengarang cerita

"Bohong lo" ucap Mala sedikit tegas

Tentu saja Ardi yang berada di seberang sana ingin marah. "MALA!! papa ga pernah ya ngajarin kamu suka ngelawan orang tua, papa ga suka punya anak kayak gini. Mana mala yang dulu??" Bentak Ardi yang tak tau sama sekali tentang kebenaran.

"Pa, percaya sma Mala dia bohong" suara mala telah lirih karena mendengar papa ya membentaknya. Bahkan selama ini pria itu tak pernah membentak dia.

"Papa ga mau tau kamu harus dengar perkataan Mama kamu. Kalau tidak papa blokir atm kamu" Ancam Ardi

'Pa, Mala baru aja pulang, Mala cape' sekarang giliran batin cewek itu yang berbicara.

"Ya pa" pasrah gadis itu

"Bagus, dan kalau papa dengar kamu ngelawan Mama kamu lagi, awas kamu" ancam Ardi, papa yang sekarang beda.

Gadis itu bersusah payah menahan air matanya yang ingin jatuh. Dia masih tidak percaya Ardi membentaknya sekarang.

Dela tersenyum dan mengakhiri panggilan telepon tersebut "Hh, saya yang menang. Sekarang cepat lakukan apa yang saya suruh"

Mala pergi keatas, menuju kamarnya. "Hey siapa bilang kamar kamu disana??" Panggil Dela

"Apa lagi sih??"

"Sekarang kamar itu permanen untuk Aura selama papa kamu di London. Dan kamu tidur di loteng. Mama udah letak barang yang kamu perlukan"

"Mama apasih, itu selamanya akan jadi kamar Mala ma. Ga bisa gitu dong" Matanya memburam menahan air matanya.

'Mala, plis jangan lemah. Kamu bisa okey' Batin mala berusaha menguatkan dirinya

"Bisa dong, kan sekarang Dela Astuti sudah menjabat sebagai Mama baru kamu." Dela menjawab dengan enteng.

"Memang jahat lo ya" Mala pergi ke dlam kamarnya. Dia mengecek pakaiannya dilemari. Kosong itu lah yang tergambar disana.

"Foto gue sama mama??" Gadis itu mengecek dan mengamati setiap sudut lemari itu tempatnya meletakkan potonya dengan mamanya.

Saat dia melihat kearah tomg sampah, dia melihatnya, poto itu sudah berada disana dengan keadaan pecah.

Mala dengan cepat mengambil Foto itu. Dia menangis sekarang napasnya sudah tidak beraturan. "Mama" gumam gadis itu

Dia mengamati sisi ke sisi foto bingkai itu semuanya retak dan tanpa sengaja tangannya mengenai serpihan kaca yang tajam. Mala tidak mempedulikan hal itu sekarang.

TBC

VOTE nyaa lopee untuk kaliann❤️❤️
Papayyyy guyssssss

Untuk RakhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang