13- Bunda

693 63 6
                                    

"Terimakasih, kenyataan. Mungkin hanya halu yang bisa membuat gue bahagia"
-Mala-


🦋🦋

Aura sedang berada di Cafe, bersama Zizi, Tasya dan Amel. Calon calon anak baik.

"Oh ya, lo pada tau ga si tentang Mala??" Ucap gadis itu seraya menyeruput minuman strowberry yang terletak diatqs meja.

Tasya mengangkat tangannya "tau tau, gue tau. Dia kecelakaan kan, dan itu membuat dia sempat masuk ICU." Jelasnya

"Ohh iyaa, parah sih yang nabrak ga mau tanggung jawab" sambung Amel dengan ponsel ditangannya.

Aura tersenyum licik "lo pada ga tau ya siapa yang nabrak??" Ucapnya dengan nada serius

Seketika mereka semua melihat kearah Aura "Siapa??" Serentak mereka

"Gue" ucapnya enteng. Mereka semua langsung membulatkan mata tak percaya dengan kelakuan gadis polos yang dalamnya.... Iblis.

Tasya menggebrak meja dengan pelan "gilak lo Ra" ucapnya tak percaya, mereka langsung menyandarkan badan dibelakang kursi.

"Bisa bisanya lo ya, ck ck ckk, padahal gue lihat lo ga kayak gitu dah. Dari tampang lo kayak cewe baik anjirr. Ga yangka sih" ucap Zizi mengunyah kentang gorengnya.

Gadis itu pun terkekeh pelan "ya bisa lah. Gue tuh cuma pengen harta mereka bukan apa apa. Dan gue paling benci saat sekarang adalah Rakha yang jagain dia disana"

"Ohh lo suka sama Rakha. What?? Apa apa?? Rakha jagain dia disana?? Lo serius?? Demi apa??" Zizi yang ingin menyantap makanannya pun mengurungkan niatnya.

Aura mengangguk "iya, dan itu membuat gue cemburu" ucapnya.

Gadis yang memakai baju berwarna ungu pastel itu mengerutkan keningnya bingung "kok Rakha mau sama dia?? Eittss tunggu tunggu, sejak kapan Rakha dekat sama cewek??"

"Emaangnya Rakha ga pernah deket sama cewek?? Cerita lah nying, gue anak baru mana tau" Gadis itu menyugarkan rambutnya kebelakang, dan menepuk lengan Amel pelan.

"Jadi tuh ya, Rakha itu ga pernah sedikitpun dekat sama cewek, kecuali sama Devi karena mereka saudaraan."

"Truss semenjak dia putus sama Kim, anak kelas 11 mipa 2, kelas sebelah. Yah, semenjak itu Rakha jarang dekat sama cewe" Jelas Amel lalu menyeruput minumannya.

"Ohh gitu," Aura kembali tersenyum dia memandang kearah jalanan yang berada didepannya.

"Gue akan ngerebut Rakha dengan cara cantik dan perlahan, walaupun ga mudah" ucapnya.

"Dan Aura, gue ga mau ikut campur tentang masalah Mala" Zizi kemudian berbicara, gadis itu berdecak mendengarnya "alaahh, aman itu"

"Gue juga"

"Gue juga, gue ga mau bermasalah dengan pria yang bernama Ardi itu. Bisa bisa sekarang juga dipenggal kepala lo kalau dia tau" Tasya mengatakan hal yang benar, memang kalau Ardi sudah marah, tidak ada kata ampun baginya.

Aura hanya acuh, "lagian ya, gue itu make mobil yang gue sewa daann.... orang itu mau dipenjara kalau seandainya ini semua diungkap sama si Ardi. Karena apa?? Karena udah gue bayar dia buat tutup mulut"
ucapnya penuh rasa kepercayaan diri.

Untuk RakhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang