"Tunggu saja, semua orang punya masanya untuk hilang dan tidak akan pernah kembali. Tunggu saja."
-Mala Lonery Geraldine-
🦋🦋🦋
Semua teman dan keluarga barunya Mala berada diluar ruangan ICU, dengan posisi Aura, Devi, Vio menangis.
Dan Dela yang sedang berkomunikasi dengan Ardi, sekarang dia tidak tahu apa yang harus ia katakan kepada suaminya itu.
'Apa gausah aku kasi tau mas ya?? Bisa bisa aku yang kena marah' batin Dela
Ting..
Satu notif mendarat di handphone wanita itu.
Jangan telpon pria itu, bisa bisa kita yang kena usir
Begitu tulisan yang terpapar dalam handphone tersebut. Dela hanya me read pesan itu.
Dia kembali duduk dengan wajahnya yang sedih dibuat buat. Lena-- bundanya Rakha duduk disebelah Dela.
"Yang sabar ya mbak" ucap Lena sembari mengelus pelan lengan wanita disampingnya.
Wanita itu memulai drama isakan tangisnya dengan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Gimana kata papanya??" Tanya Lena
Wanita itu dengan cepat memikirkan alasan yang tepat "M-mas ardi bilang dia tidak bisa pulang, masih ada h-hal yaang sibuk disana"
Lena hanya mengangguk.
Mereka memandangi Mala yang berada didalam sana dengan berbagai alat yang berada didekatnya dan dokter yang memperbaiki infus di tangannya
Tak lama, dokter itu keluar. "Kalau ingin melihat, satu per satu saja ya. Dan jangan terlalu lama" ucap dokter itu.
Mereka mengangguk, satu persatu dari mereka masuk kedalam ruangan tersebut. Yang pertama adalah Dela.
Wanita itu kembali membuat tangisannya dia memeluk tubuh Mala yang jiwanya entah dimana.
"Kalau perlu ga usah bangun lagi ya" bisik wanita itu dann yang parahnya dia cuma ingin menyampaikan hal itu saja.
Kemudian wanita itu keluar dan disusul oleh Aura, gadis yang memakai pakaian sekolah yang lengkap itu masuk dan duduk disamping Mala.
Gadis itu menatap miris kearah Mala, air matanya turun perlahan "M-mal?? Kamu d-dimana?? Jangan tinggalin aku ya?? Temani aku mal, aku ga mau kamu pergi"
Gadis itu tidak kuat menahan tangisannya, dia kemudian keluar dari sana.
🦋🦋🦋
Disaat semua orang sudah pulang, dan yang tersisa hanya Rakha dan Aura. Yang posisinya Rakha sedang melihat gadis itu didalam ruangan.
"Hai cantik, kapan kamu bangun?? Aku tungguin kamu ya sampai kamu bangun." Mirisnya tidak ada jawaban dari gadis yang didepannya. Yang terdengar hanya suara monitor yang memperlihatnyan garis garis kehidupan.
"Kalau kamu tau, aku suka loh sama kamu dari kelas 10. Tapi aku ga berani ngungkapin perasaan aku, apalagi aaku tau kamu lagi pacaran sama Yandra, kakak kelas pluss kapten voly sekolah ini. Dan disitu aaku langsung patah hati hh." Curhat lelaki itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Rakha
Teen FictionGadis yang menyukai semua tentang langit, gadis yang memiliki berjuta juta sayatan luka di dalam hatinya semenjak kehilangan sosok mama didalam dirinya, gadis yang baik dan dia tidak pernah mau ditindas kecuali ketika ia sedang lelah dan di titik it...