07-- Sial

684 57 14
                                    

Haii haii preendd
Selamat membaca, ditunggu votenya🫡

"Kapan aku seberuntung mereka??"

🦋🦋🦋

"Halo ma"

"..."

"Aku ga mau tau, mama harus lakukan lebih dari ini, dan atm ku jangan pernah sampai  kosong"

"..."

"Ya tapi aku gamau tau mama harus minta lebih banyak sama papa, kalau perlu porotin aja bilang keperluan ini itu habis. Dah aku ga mau tau, aku mau soping dulu"

Telepon dimatikan secara sepihak oleh seseorang yang menelpon. Terdengar suara siulan dari mulutnya, dia tersenyum puas.

"Ck, ck, ck, untung cewek penyakitan itu percaya kalau gue baik. Padahal?? Hh, gue dalang dibalik semuanya"

"Andd sekarang mari berbelanjaa. Oh yaa zizi ajak juga kali ya, sekalian circlenya aja" gadis itu beranjak dari kafe yang ia tempati dan pergi kerumah Zizi.

🦋🦋👊🏻

Mala sampai di rumah, dia diantar oleh Devi dan Vio sedangkan Aura?? Gadis itu membawa mobil dan izin pergi, katanya ada keperluan yang ingin dia beli.

"Thanks gayss, hati hati lo bawa mobil dev" ucap gadis itu. Dan Devi hanya mengangguk sambil tersenyum

"Babayy Laaa" ucap mereka bersamaan. Mobil Devi melaju dari arah rumahnya Mala dan hilang termakan belokan.

Gadis itu masuk kerumah "Mala pulang ma" teriak Mala, dia berjalan keatas dan tidak ada tanda tanda Dela memarahinya.

'Tumben, biasanya langsung teriak' Ucapnya, dia pergi ke loteng. Gadis itu kaget tak ada barang barangnya.

"Kemana lagi dibuat mak lampir itu barang gue?" Mala turun kebawah mencari keberadaan Dela.

"Maa" teriak gadis itu dia mendapati Dela berada di dapur sedang memasak. 'Tumben' ucapnya

Dia mendekati Dela "ma" wanita itu berbalik menatap Mala. Dela, wanita itu hanya mengangkat kepalanya sedikit.

"Barang barang Mala dimana?" Mala mengambil gelas dan meminumnya hingga tandas.

"Di kamar tamu, papa mu yang menyuruh. Kalau gak ya saya tidak mau" Ucapnya, mala mengangguk dan ber oh saja.

Dia pergi kedalam kamar tamu "kok papa nyuruh aku di kamar tamu??" Pikiran gadis itu melayang kemana mana.

"Apa kamar gue udah sepenuhnya milik Aura?? Makanya gue dipindahin ke sini??" Cewek itu menatap jendela luar.

Dia memegang handphonenya dan menelpon Ardi. Telepon diangkat.

"Halo pa"

"Ya??" Suara ardi terdengar dari seberang sana dengan banyak suara dari orang orang lain.

"Papa nyuruh aku tidur di kamar tamu??

"Iya, biarkan Aura yang tidur dikamar kamu. Toh kamu juga pernah nikmati kamar itu kan, sekarang gantian"

Untuk RakhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang