"Apa gunanya datang kalau cuma hadir untuk mengukir luka baru."
________
Gadis yang berada diatas brankar itu perlahan membuka matanya. Cahaya matahari masuk melewati celah celah gorden yang berada di sampingnya.
Dia melihat sekeliling, terdapat 3 gadis yang mengelilinginya. Raut wajah risau bercampur senang terlihat dari ketiga gadis itu.
'Bukannya udah jam pelajaran ya??' Batin gadis itu.
"MALA" Seru mereka bertiga. Salah satu dari mereka membuka mulut ingin bicara.
"Lo gapapa Mal??" Aura, gadis itu memegang lengan Mala
"Engga" Ujar gadis itu dia memegangi kepalanya yang berdenyut. Dan itu ulah Gevan, kapten tim basket sekolah ini.
"Kalian masuk kelas aja, gue disini aja. Juga ada tuh petugas PMR" gadis itu menunjuk seorang siswa yang sedang memegang buku tebal.
"Yakin lo??" Giliran Devi yang berbicara
"Iya nanti kenapa naapa gimana??" Itu vio, gadis yang suka menyelonong ketika berbicara.
"Udah cuma pusing biasa aja, lagian udah jam pelajaran kan?? Yaudah masuk aja dari pada kalian bolos" Usul gadis itu
Mereka bertiga pun mengangguk. Dan yang dikatakan Mala ada benarnya, tapi disatu sisi mereka malas dengan guru PPKN yang sedang masuk sekarang.
"Yaudah, kalau gitu gue sama yg lain pergi ya, kalau ada apa apa chat salah satu dari kita" Devi.
"Oke"
🦋🦋👊
Rakha memperhatikan Devi yang sudah kembali dari ruang UKS. Laki laki itu pun menduduki bangku Mala yang kosong.
"Gimana??" Ucap cowok itu sembari merapikan meja Mala yang berantakan.
"Siapa?? Ohh Mala, dia udah sadar. Cuma dia nyuruh kita masuk biar ga ketinggalan pelajaran katanya." Jelas Devi pandangannya tertuju pada cowok yang berada di samping Rakha.
Afan. Yahh seperti biasa lelaki itu mencolek dan memanggili nama Rakha, sepertinya ia cemburu.
"Ohh, dan satu hal lagi. Lo udah kasih dia makan?? Kan tadi dia ada bilang klo asam lambungnya kumat" ucap Rakha
Dan Devi menepuk keningnya sumpah dia betul betul lupa soal itu "Astaga, gue lupa ka"
Rakha berdecak sebal "pikun lo" ejeknya
Devi pun menggeplak lengan cowok yang diberi julukan serubu pintu kulkas. "Pikun pikun, pala lo peyang. Gue cuma lupa jirr bukan pikun" ocehnya
"Noh, urusin cowok lo tu, udah ngereog. Manggil mulu dia" Rakha menunjuk Afan dengan dagunya.
Devi merotasikan matanya, Malas. "Biarin aja. Tau rasa tuh buaya. Lagian ngapain dia kemarin ngegombal Dara, dia pikir gue ga liat" ujar gadis itu. Memang semalam Afan dengan gaya amburadulnya sedang menggodai Dara dannn dia pikir tidak ada Devi tidak melihatnya.
"Hh. Kalau gitu gue susul Mala disana ya, mau gue bawain makan, ntr gue pinjam catatan lo" cowok itu berdiri dan pamit pada guru di depannya.
🦋🦋🦋
Memburam. Ya, Mata gadis itu memburam, selain menahan rasa sakit pada perutnya dan denyut pada kepalanya, dia juga teringat perlakuan Dela padanya.
"Apasih Mala?? Lo itu cewe kuat, kuat banget malahan. Kok malah nangis??" Gadis itu mengocehi dirinya, dia mengusap kasar air mata yang membasahi pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Rakha
Roman pour AdolescentsGadis yang menyukai semua tentang langit, gadis yang memiliki berjuta juta sayatan luka di dalam hatinya semenjak kehilangan sosok mama didalam dirinya, gadis yang baik dan dia tidak pernah mau ditindas kecuali ketika ia sedang lelah dan di titik it...