4:Pusilanimous

752 71 0
                                    


.

Sejauh ini semua terlihat baik baik saja.Ia belum bertemu dengan Lee Heeseung karena anak itu mempunyai kebiasaan yang buruk,yaitu membolos.Harinya sudah dimulai cukup baik dan ia ingin mempertahankan nya seperti itu dengan menghindar dari laki laki itu sebisa mungkin.

Ia memperhatikan papan tulis,tapi tidak menunjukan ketertarikan sedikit pun.
Matanya was was ke sekitarnya.Walau ia tahu ia aman saat ini,tapi tetap saja ia selalu ketakutan, Sunghoon hanya tidak ingin harinya berjalan dengan buruk kali ini.Tadi pagi ia sudah membuat Jay kesal tadi pagi-walau ia tidak tahu pasti alasannya -dan ia juga sedang tidak mau berurusan dengan heeseung hari ini.

Sunghoon yang tidak fokus memutuskan untuk mencoret-coret buku tulisnya.
Pikirannya benar benar negatif saat ini dan ia perlu melampiaskan nya.Rasanya ia ingin sekali menyayat kulitnya atau sekedar membenturkan kepalanya ke dinding,tapi sunghoon menahan dirinya.
Ia menggigit bibirnya dan tangannya semakin kasar mencoret bukunya.

Park sunghoon benar benar lelah dengan kehidupannya.
Ia lelah menjadi dirinya sendiri,benar benar memuakan.
Ia hanya ingin hidup normal seperti orang lain dengan keluarga yang lengkap dan teman teman,tanpa harus merasa ketakutan dengan orang lain.Apakah ia memang ditakdirkan untuk hidup dengan ketakutan seperti ini?.

Bel makan siang berbunyi tepat tengah kegiatannya.Ia langsung menghentikan kegiatannya,meletakan pensilnya di atas meja dan menutup bukunya.Kepalanya terasa sangat sakit sekarang.Akhir akhir ini ia juga selalu merasa sakit di tubuhnya,terutama kepala tanpa alasan yang jelas.Ia ingin pulang s ke rumah saja rasanya,tapi sunghoon tak bisa.

Sunghoon beranjak dari kursinya dan berjalan pelan ke meja Jay di belakang dengan senyum yang di paksakan di bibirnya."Jayi,kita makan siang bersama kan?"

Jay mengangkat kepalanya dan hendak menjawab pertanyaan sunghoon,tapi langsung diurungkannya begitu ia melihat seorang gadis asing yang sedang menghampiri mejanya.Sunghoon menyadari tatapan sahabatnya itu kemudian mengikutinya.

"Jay,mau makan siang bersamaku?"
Tanya gadis itu dengan senyum manis.

"Ah ya"Jay beranjak dari kursinya dan mengangguk ke arah gadis itu.Ia melirik sunghoon dan berkata.
"Maaf sunghoon,tapi aku memiliki urusan dengan Karina.Kau makan siang bersama wonyoung saja, ya?"

Jay langsung berlalu bersama gadis yang bernama Karina itu,tanpa menunggu jawaban sunghoon.Sunghoon menatap kedua orang itu dengan kerutan di dahinya.Mereka berbicara dengan akrab dan saling bertukar senyum .Siapa gadis itu?sahabatnya itu tidak pernah bercerita apapun kepadanya.

"Sunghoon,apa kau sudah makan siang?"

Sunghoon berbalik ketika seseorang menepuk pundaknya, Wonyoung baru saja dari toilet dan saat menuju kelas ia melihat Jay pergi dengan seorang gadis,jadi ia memutuskan mencari sunghoon.

"Belum,jayi makan siang dengan gadis itu hari ini"jawab sunghoon lesu.Selama ini ia selalu makan siang dengan Jay.Rasanya sangat aneh jika ia makan sendirian.

Wonyoung mengangguk paham dan langsung menawarkan diri."Kalau begitu mau makan siang bersama ku? aku juga akan mendengarkan jika kau mau bercerita".

Mendapat tawaran itu sunghoon mengangguk.Ia tidak mau makan sendirian,karena akan sangat menyeramkan jika ia tidak sengaja berpapasan dengan heeseung.Mereka berdua memutuskan untuk makan siang di atap sekolah yang jarang didatangi oleh murid-murid lain.

"Mau bercerita?"tanya wonyoung,ketika mereka sudah duduk di ujung atap.
"Wajahmu itu jelek kalau murung sunghoon"

Sunghoon hanya bisa memanyunkan bibirnya ketika mendengar komentar temannya itu.Ia menghela nafas perlahan.Pemandangan Jay dengan gadis itu masih segar di ingatannya,terasa sangat aneh.Mengingat Jay tidak pernah menyukai keberadaan orang lain di sekitarnya,kecuali sunghoon.

"Rasanya sangat aneh melihat Jay mau tersenyum kepada orang lain"ujar sunghoon pelan sembari memakan bekal yang ia dapat dari wonyoung tadi pagi.

Wonyoung yang juga sedang menyantap bekalnya mengangguk dan membalas ucapannya.
"Aku tahu, mereka terlihat akrab tadi.Wonyoung laluenatap ke arah sunghoon lekat lekat.
"Katakan padaku,kau ini sebenarnya menyukai Jay kan?"

Sunghoon terkejut dengan ucapan gadis itu yang sangat terang terangan.Ia seperti baru saja tertangkap basah dan wajahnya kini memerah sehingga ia menunduk agar wonyoung tak bisa melihatnya.Ia hanya bisa mencicit pelan"I-itu tidak..."

"Kau tidak perlu gugup seperti itu,semua orang bisa melihatnya sendiri sunghoon"Wonyoung tertawa melihat reaksi sunghoon.

"Me-memangnya terlihat jelas?"tanya sunghoon dengan malu,memangnya sejelas itu kah?.

Wonyoung mengangguk."Aku yakin,semua orang bisa melihatnya.Hanya kau yang bisa mengobrol akrab dengan Jay dan Jay sendiri selalu memperdulikan mu.Kau beberapa kali memerah didekat Jay dan kukira kalian berdua merupakan pasangan kekasih.."

Sunghoon menggigit bibirnya dan menggeleng pelan."Tidak,jayi tidak menyukaiku.Ia hanya menganggapku sebagai sahabat yang harus di jaga.Lagipula Jayi pasti tidak menyukai laki laki.Aku sudah melihatnya sendiri"

"Apa kau yakin?"tanya wonyoung.
"Apa kau yakin Jay hanya menganggapmu sahabat?Kau bahkan belum mengatakan apapun padanya"

Wonyoung benar,tapi ia lebih baik tidak mengatakan apapun.
"Tidak,tidak apa.biarkan saja seperti ini.Aku tidak mau perasaanku hanya akan menghancurkan hubunganku dengannya selama ini.Bagaimana jika dia jijik dengan ku?"

"Menurutku tidak ada salahnya mencoba.."

Sunghoon tetap menggeleng ribut"Aku tidak bisa wonyoung".

Sunghoon sebenarnya tidak ingin membicarakan masalah ini dengan siapapun,tapi sepertinya tidak ada salahnya ia bercerita pada wonyoung.Lagipulan wonyoung adalah salah satu orang yang bisa ia percaya selain Jay.

"Aku muak dengan diriku sendiri wonyoung"sunghoon berkata dengan suara bergetar."Aku tidak pernah bisa mengungkapkan perasaan ku kepadanya.Aku akan kehilangan sahabatku dan menjadi sendirian lagi".

Sunghoon menghela nafas lagi lalu melanjutkan. "Aku tidak mau membuatnya khawatir,jadi aku selalu mencoba untuk tersenyum dihadapannya.Aku tidak apa apa".

"Aku tahu Jay sangat berarti bagimu sunghoon,tapi apakah kau tidak merasa seperti kau sedang membohonginya?"

Bohong?tentu saja.
Ia sudah banyak berbohong kepada Jay.Ia bohong jika dia bilang baik baik saja selama ini.
Sebenarnya sunghoon ingin sekali jujur mengenai hal ini kepada Jay.
Namun bayarannya terlalu mahal baginya untuk berkata jujur.
Sunghoon selalu mengurungkan niatnya.Memangnya ia punya pilihan lain?.

"Aku tidak masalah untuk berbohong jika ini membuat hubunganku dengannya baik  baik saja."sahut sunghoon dengan senyum getir.
"Semua pasti akan baik baik saja".

Wonyoung ingin berkata kata lagi tapi sunghoon menggeleng pelan.Kata kata terakhir adalah final dari topik pembicaraan ini.Sunghoon tidak mau membicarakan hal ini lagi.Topik pembicaraan ini hanya akan membuat kepalanya pusing.

Wonyoung menghela nafas panjang.Kalau sudah seperti ini lebih baik ia menutup mulutnya saja.
Terkadang diam dan memperhatikan dari jauh lebih baik,dibandingkan membicarakan masalah baru.Mereka berdua melanjutkan makan mereka dalam diam dan wonyoung diam diam memeperlihatkan temannya itu hingga bel masuk kembali berbunyi.

Di tangah perjalanan mereka kembali ke kelas, wonyoung mendengar sunghoon bergumam dengan suara pelan.

"Semuanya pasti akan baik baik saja,kan?"

***

ORPHEUS || Jayhoon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang