.
***
Jay menghentikan gerakan tangannya untuk membuka pintu.
"Eh,kita tidak jadi makan di atap?"
Jay menggeleng pelan.Pintunya tidak sepenuhnya tertutup dan Jay bisa mengintip sedikit dari celah pintu.Awalnya ia berniat untuk makan bersama Karina di atap gedung,karena ia ingin menghindari keramaian.
Namun sunghoon sepertinya memiliki pemikiran yang sama dengan dirinya."Jay?"gadis itu mulai menarik-narik bajunya perlahan dan mencoba untuk mengintip,tapi Jay langsung menutup pintu dengan cepat.
"Kita....makan dibawah saja".Tanpa menunggu jawaban dari gadis itu ia langsung menuruni tangga.Karina tidak mengerti dengan perubahan sikap Jay,tapi ia tetap mengikuti langkah Jay.
Jay mengernyit gusar dan mengepalkan kedua tangannya.Ia kesal,Jay tidak ingin menyaksikan pemandangan itu.Sebenarnya ia tidak ingin sunghoon dekat dengan wonyoung.
Jay mengatur nafasnya mencoba untuk menenangkan emosinya.Jay melangkah dengan cepat ke lantai bawah dan baru menghentikan langkahnya di depan kelas."Jay tunggu sebentar!"
Tangannya masih terkepal di kedua sisinya,wajahnya mengeras.
Ia tidak ingingin memikirkannya.Tapi,ia sudah kehilangan kesempatan,Bukan?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jay tidak bersikap seperti biasanya.Sunghoon menyadarinya.
"Tumben sekali kau pulang sendirian sunghoon?"
Sunghoon tersenyum canggung ke arah kakak kelasnya,Soobin.
"Jayi sepertinya sedang sibuk dengan temannya."Manik mata Soobin membulan,lalu ia mengangguk ngangguk."Rasanya aneh melihat dia dekat dengan orang lain selain dirimu"
Sunghoon tahu.Rasanya aneh dan menyakitkan.
Perlahan lahan dirinya akan tersingkirkan oleh orang lain,orang yang di cintai oleh laki laki itu,tapi bukan dirinya.Sunghoon memang sudah berniat untuk mundur sejak awal.Ini bukan kisah Cinderella,sunghoon tidak mungkin menemukan cinta sejatinya di dalam diri Seorang Jay.
Jay menolak untuk pulang bersamanya dengan dalih sudah berjanji untuk pulang bersama gadis itu.Namun,laki laki itu berjanji untuk mendatangi rumahnya setelah mengantar pulang gadis itu.
Jay tidak seharusnya repot-repot kembali untuk dirinya,bukan?.
Ia hanya tidak ingin mengganggu hubungan sahabatnya itu dengan kekasih barunya.Lalu, disinilah dia sekarang.Berjalan sendirian di sisi jalan besar yang tidak terlalu ramai oleh orang yang berlalu lalang.Sunghoon tidak terbiasa berjalan sendirian.Biasanya ia selalu pulang bersama dengan Jay atau dengan rekan rekannya dari ekstrakurikuler.Hanya saja hari ini mereka memiliki urusan masing masing dan tidak ada yang bisa menemaninya pulang.
Sunghoon berjalan dengan kepala tertunduk, tidak ingin melakukan kontak mata dengan orang asing disekitarnya.
Rumahnya tidak terlalu jauh dari sekolah dan ia harus melewati beberapa blok perumahan sebelum ia bisa mencapai rumahnya.Sunghoon terus berjalan hingga akhirnya ia menabrak seseorang sampai terjatuh."ARGH!"
Sunghoon terkejut m.Ia mengangkat kepalanya perlahan dan menemukan seseorang yang sedang tidak ingin ia temui.Lee heeseung dan beberapa anak lain laki lainnya yang terlihat menyeramkan menatap kearahnya dengan tajam.Di depan mereka ada beberapa botol minuman kerasa dan rokok yang tergeletak di atas tanah.Sepertinya ia tidak sengaja memecahkannya ketika menabrak mereka nanti.
"Wah wah,lihat siapa yang kita miliki di sini."Heeseung menghampirinya dan menarik Langan sunghoon secara paksa untuk berdiri.
Ia merangkul sunghoon dengan kasar,lalu membawanya berdiri di antara mereka.Ketakukan sunghoon bertambah kala heeseung berbisik dengan suara tajam di telinganya.
"Sekarang apa yang akan kau perbuat setelah memecahkan minumanku?"Tubuh sunghoon bergetar ketakutan."Ma-maafkan aku..."
"Kau pikir permintaan maafmu itu sudah cukup untuk mengganti semua botol yang kau pecahkan?"seru laki laki lainnya dengan kasar.
"Bagaiman kalau kita berbicara di tempat lain?Kita akan menarik perhatian orang sekitar "usul yang lainnya.
Mereka semua setuju dan sunghoon hanya bisa pasrah,saat heeseung semakin merangkulnya dengan erat.Mereka membawa nya masuk ke dalam sebuah gang sempit dan gelap.Sunghoon menggigit bibirnya,ia ingin menangis ketakutan.
Heeseung benar benar kasar,Laki laki itu melempar sunghoon begitu saja ke dinding yang lembab dan kotor di dekat mereka.
Laki-laki itu tersenyum miring dan mengancamnya.
"Hey sunghoon,jangan berisik atau berbuat yang aneh aneh kalau kau masih ingin hidup".Ancaman itu membuat sunghoon menciut.
Ia terlalu takut untuk melakukan pergerakan sekecil apapun.Hal yang ia tahu adalah ia harus membuat heeseung puas menindasnya dan segera meninggalkannya."Berikan aku uangmu!!"Seru heeseung sembari menjambak keras rambut sunghoon yang membuatnya menjerit kesakitan.
"Sialan!!Bukankah sudah kubilang untuk tidak berisik!!"
"Ma-maaf.."Sunghoon terisak,lalu menggeleng gelengkan kepalanya.
"Tapi aku tidak punya uang sama sekali..""Ha!?Kau tidak punya uang?!"bentak heeseung dengan keras."Lalu bagaiman kau akan mengganti minuman kami yang kau pecahkan,ha!!"
Sunghoon berlutut didepan mereka semua dan mulai memohon.
"Kumohon maafkan aku,Aku akan segera menggantinya dalam waktu dekat"Heeseung tampak akan kembali membentak sunghoon tapi di tahan oleh temannya yang lain."Tunggu heeseung"
Laki laki asing yang terlihat berandalan mendorong heeseung mundur,lalu berjongkok di hadapan sunghoon.
Tangannya mengangkat kasar wajah sunghoon kasar."Hey,temanmu ini manis juga"
Komentarnya,lalu sebuah senyum yang menyeramkan muncul di wajahnya.Ia lalu bertanya pada sunghoon.
"Kau bilang kau tidak memiliki uang sama sekali bukan?"Dengan cepat sunghoon mengangguk.
"Kalau begitu kenapa kau tidak ganti rugi dengan tubuhmu saja?"usulnya dengan sinis.
"Aku tidak bisa mendapat pelacur di dekat sini jadi kupikir kau bisa menggantinya "Sunghoon menggeleng takut"Ti-tidak jangan .."
Laki laki itu berdecak kesal"Ayolah jangan membuat kesabaranku habis."
Lelaki itu bangkit dan bertukar pandang dengan beberapa orang lainnya.Mereka mengangguk seperti menyetujui usulan itu.Hanya heeseung yang masih diam dan tidak bereaksi apapun.Matanya lurus menatap sunghoon.
"Hey heeseung, bagaimana dengan mu?kau ikut?"tanya teman heeseung sembari menyenggolnya .
"Aku-"
Sunghoon menggeleng.Ia harus segera pergi kabur dari tempat itu sekarang juga sebelum mereka melakukannya.Diam diam sunghoon bangkit dan mulai berlari pergi,ketika ia merasa tidak ada yang memeperlihatkannya.
"HEY KEMBALI KAU!!"
Tepat sebelum sunghoon berhasil kabur dari tempat itu mereka sudah meraih lengannya dan menjatuhkannya ke tanah .Tanpa banyak basa-basi mereka semua mulai memukulnya sebagai hukuman.Sunghoon hanya bisa menangis.
"Hentikan,aku tidak mau melakukannya dengan 'barang' yang babak belur"
Mereka berhenti memukulinya lalu menyeret tubuh sunghoon yang lemah ke dalam tempat itu lagi.
Mata sunghoon menatap nyalang ke arah laki laki yang mengerubungi nya dan ia mencoba untuk memberontak,tapi ia kalah tenaga.
Sunghoon akhirnya menatap ke arah heeseung, mencoba meminta tolong.Tapi laki-laki itu tidak berada di pihaknya.
Heeseung berdiri tak jauh dari mereka dan menatapnya tanpa berniat membantu sedikitpun.Sesekali heeseung memotret aktivitas mereka sesuai perintah teman temannya."Hot, heeseung,kau yakin tidak mau melakukannya?"
Heeseung terkesiap dan membalas dengan suara pelan."A-aku tidak sedang ingin..."
Ia mengalihkan tatapannya ke tanah di dekatnya.Matanya menangkap tas sunghoon yang terbuka dengan isinya yang berceceran di sekitar tas itu.Ia berjongkok di dekat tas itu dan mengambil sebuah buku yang terlihat berbeda dari buku lainnya.
"Buku apa ini?"
***
Pengen maki Jay sama heeseung :)
KAMU SEDANG MEMBACA
ORPHEUS || Jayhoon [END]
Fanfiction[Cerita ini hasil remake novel dengan judul serupa karya @Amphititre23] Saya telah memiliki izin dari original writer untuk membuat remake ini. . . Park Sunghoon mungkin memang dilahirkan sebagai seorang anak laki laki pengecut.Takdir mempertemukann...