8:Ineffable

554 60 2
                                    

.

***

____________________
__________________________

"Kau yakin ini akan berhasil?"

Wonyoung menghela nafas,lalu menarik tangan sunghoon."Kita harus mencobanya dulu ,lalu kita akan tahu seperti apa hasilnya"

"Bagaimana jika aku gagal?"tanya sunghoon lagi dengan suara pelan bercampur rasa gugup.

Laki laki itu tidak yakin ini adalah cara yang bagus.Sepulang sekolah wonyoung langsung menariknya untuk pergi bersamanya.

"Kenapa kau begitu pesimis sunghoon?"
Pertanyaan sunghoon di balas dengan pertanyaan,pertanda gadis itu mulai kesal padanya.

"Kau tau....aku laki-laki..."suara sunghoon memelan seiring ia melanjutkan ucapannya.
"Aku tidak cantik...aku tidak menarik...aku ini pengecut dan lemah"

Wonyoung mengernyit dan memiringkan kepalanya."Apa maksud ucapan mu itu?"

"Aku merasa tidak pantas untuk mencintainya..."bisik sunghoon dengan kepala tertunduk.
"Aku selalu merepotkannya selama ini dan aku memintanya untuk mencintaiku lebih dari sekedar sahabat"

Wonyoung berhenti menariknya dan kini mereka saling berhadapan.Wonyoung menatapnya lekat hingga membuat sunghoon sedikit tidak nyaman.

"Kalau begitu setidaknya biarkan dia tahu perasaan mu yang sesungguhnya"

"Kau tau sunghoon, menebak nebak perasaan orang lain itu tidak pernah menyenangkan.Rasanya seperti kau sedang membuat kebohongan baru"

"Aku...."
Wonyoung mendekat dan menggenggam tangannya."kau pasti bisa sunghoon.Lakukan saja sebelum kau benar benar terlambat"

Mereka berjalan menelusuri pusat perbelanjaan di Seoul dengan tangannya yang menggenggam tangan gadis itu.Wonyoung bercanda dan berkata jika ia tidak menggenggam tangan sunghoon agar sunghoon tidak kabur.

Kalian tahu apa yang di butuhkan untuk menyatakan perasaan?Sunghoon perlu hadiah.Ia tidak mungkin hanya berbicara begitu saja.Sayangnya sunghoon tidak tahu apa yang harus ia berikan kepada Jay.Wonyoung bilang satu hadiah kecil dan sederhana sudah cukup,asal memiliki makna di baliknya.

Mereka Sudan berjalan jalan memutari pusat perbelanjaan itu,tapi masih belum menemukan hadiah yang tepat untuk Jay.Sunghoon tahu kesukaan sahabatnya itu,jagung.
Tapi itu agak aneh jika harus di berikan sebagai hadiah.Sunghoon membutuhkan sesuatu yang lain . Seperti kata wonyoung, sunghoon harus memberikan sesuatu yang lebih bermakna dari sekedar apa yang di sukai Jay.
Meraka pergi ke setiap lantai hingga akhirnya sunghoon menemukan toko yang menarik perhatiannya.

"Selamat datang"

Aroma lavender samar samar terhirup ketika mereka berdua baru saja melangkah memasuki toko, interior toko itu hampir sebagian besar dari kayu dan tidak terlalu banyak orang di dalamnya.Seorang wanita tua bahkan menyapa mereka dari balik kasir dengan ramah.

"Mungkin kita akan menemukan hadiah yang tepat di tempat ini..."gumam sunghoon.

Sunghoon menelusuri beberapa rak.Ia menemukan bahwa toko ini adalah toko yang unik.Toko ini menjual banyak barang,mulai dari buku, kerajinan tangan hingga perhiasan.Hal yang menarik lainnya dari toko ini yang memiliki konsep vintage.

"Aku tidak tahu ada toko seperi ini di tempat ini"wonyoung melihat lihat beberapa berang di dekat sunghoon.

Sunghoon sendiri juga sibuk mencari barang yang dirasa tepat untuk Jay.Ia berjalan semakin dalam hingga ia menemukan sesuatu di rak kecil.Ada sepasang kalung yang menarik perhatiannya.

Ah, sunghoon langsung merasa bahwa kalung itu tepat untuk Jay.Sejak mereka kecil mereka memiliki barang kembar,tapi kalung ini mungkin akan menjadi sesuatu yang spesial,bukan?.

"Sunghoon kau menemukannya?"

Sunghoon mengangguk.Ia membuka kaca penutup dan menariknya keluar.Kalung itu simpel dan cantik.Pilihan yang tepat untuk Jay yang tidak terlalu menyukai hal yang ribet.
"Jayi akan menyukainya kan?"

"Tentu saja!"seru wonyoung dengan ruang,karena ia bisa membuat laki laki di hadapannya mulai berani untuk keluar dari zona nyamannya.
"Kalung ini memang cocok untuk kalian berdua"

Begitukah? Sunghoon tidak tahu,jika kalung itu cocok dengan dirinya atau tidak.Namun ia merasa ini adalah pilihan yang tepat.

Sunghoon tidak begitu siap mendengar jawabnya.Ia tidak yakin dirinya akan baik baik saja jika Jay menolaknya.Sunghoon tidak bisa membayangkan betapa sakitnya ditolak cinta pertamanya sendiri.

Sunghoon melangkah ke arah kasir dengan langkah gontai dan pikirannya yang mulai berkecamuk.Wonyoung masih sibuk untuk memilih milih barang yang ingin ia beli.

"Ah kalung itu...."

Sunghoon terkesiap dan buru buru bertanya."ma-maaf apa barang ini tidak di jual".

Wanita tua itu menggeleng,tersenyum ke arah sunghoon."Tidak anak muda bukan seperti itu.
Wanita itu meraih kalung itudan membungkusnya.

"Kalung ini adalah buatan terakhir suamiku sebelum ia meninggal"

"Ah maafkan aku"ucap sunghoon pelan,ia jadi merasa tidak enak.

"Tidak perlu meminta maaf, suamiku memang suka membuat perhiasan untuk anak muda,hanya kalung ini yang belum pernah terjual.Aku harap dengan kalung ini perasaan cintamu dan pasanganmu semakin kuat"

Pipi sunghoon bersemu begitu mendengar penuturan wanita tua itu."Ya,aku harap begitu"

Setelah pergi dari toko itu sunghoon dan wonyoung memutuskan pergi ke kafe yang baru di buka di pusat perbelanjaan.

Saat keduanya baru memasuki kafe...

"Sunghoon?"

Sunghoon berbalik dan menemukan Jay bersama gadis itu lagi di belakangnya.Wonyoung yang berjalan di samping sunghoon pun menoleh.

"Jayi?"Sunghoon terkejut dengan kehadiran sang sahabat,lalu matanya membulat ketika sadar Karina merangkul mesra lengan Jay sembari bermain ponselnya.

"Apa yang kau lakukan di tempat ini?"tanya Jay datar."kukira kau sudah pulang"

Wonyoung sadar sunghoon shock,jadi gadis itu buru buru menjawab."Aku meminta sunghoon untuk menemaniku membeli hadiah untuk ibuku"

"Oh"Jay mengernyit.Bukankah ia bertanya kepada sunghoon,kenapa malah gadis itu yang menjawab ?lalu kenapa juga sunghoon hanya diam seperti itu.

"Ba-bagaimana dengan kalian?"
Tanya wonyoung basa basi walaupun suara terdengar gugup, sesekali ia melirik ke arah sunghoon.

Karina mematikan ponselnya dan tersenyum lebar ."Ah kamu baru saja resmi berpacaran hari ini,jadi kami mau berkencan untuk merayakannya".





Sunghoon melirik Jay dan memaksakan senyum tipis di wajahnya.
"O-oh selamat ya untuk kalian berdua.Aku senang mendengarnya..."

Ia berbohong lagi kan?Sunghoon berpura pura senang lagi kan?
Sunghoon menunduk dan menggigit bawah bibirnya untuk menahan tangisannya.Jay hanya diam menatap sunghoon.Percayalah. Ia tahu sahabatnya itu pura pura tersenyum senang,tapi tahu harus berbuat apa.

Karena....sunghoon baru saja merasakan patah hati untuk pertama kalinya.

"Maaf wony,kurasa aku harus pergi sekarang".

***

____________________
__________________________

ORPHEUS || Jayhoon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang