17:Hiraeth

996 65 1
                                    

.

***

____________________
__________________________

2 bulan kemudian...

Jay akhirnya berada di tempat ini lagi. Tangannya terangkat pelan untuk mengetuk pintu di hadapannya dengan harapan seseorang yang ia rindukan akan membukanya untuk dirinya.

"Jay?"seorang wanita membuka pintu di hadapannya.Wanita itu menatap dirinya sebentar,lalu tersenyum tipis. "Jay kau datang lagi hari ini"

"Aku mencari sunghoon..."ucap Jay dengan suara pelan.

Wanita itu tertegun sebentar lalu membuka jalan untuk Jay."Masuklah".

Jay perlahan menginjakan kakinya di rumah itu.Ia dengan perlahan pergi ke kamar sunghoon dan membuka pintunya.Rumah yang sama seperti yang ia kenal,tapi terasa sangat dingin dan kosong.Jay duduk di tempat tidur sunghoon, sementara wanita itu hanya menatap sedih ke arahnya.

"Aku ingin menemui sunghoon"bisik Jay.
"Kapan dia akan pulang?"

Wanita itu terdiam, sebelum akhirnya menjawab.
"Dia akan kembali di kehidupan selanjutnya"

"Aku merindukannya.Aku juga masih mengingat janji kamu,jadi aku akan menunggunya"

Wanita itu mendekat ke arahnya dan mengelus puncak kepala Jay.
"Sunghoon sudah berjanji kepadamu dan dia pasti akan menepatinya, Walau bukan di kehidupan ini"Suaranya mulai bergetar menahan tangis.
"Kau sudah melakukan yang terbaik Jay.Sekarang kau harus melepaskannya pergi di kehidupan ini"

Jay hanya terdiam,tapi setetes air mata mengalir di pipinya.Wanita itu perlahan memeluk laki laki itu dan berbisik di telinganya. "Jay,berhentilah datang ke tempat ini.Kau memiliki kehidupan mu sendiri"

Jay menggeleng pelan dan mulai terisak lagi. "Aku tidak bisa!,aku tidak bisa lepas dari masa lalu ku!
Aku melihatnya melompat di hadapanku dan aku melihatnya mati di hadapanku!!"

Tauma.

Jay trauma.

Kejadian itu seperti rantai berduri yang mengikat dirinya dan dia masih tidak melupakan kesedihannya pada hari itu.2 bulan berlalu dan semua orang sudah mencoba untuk menariknya keluar dari belenggu masa lalu.Namun ia masih tidak bisa melupakannya begitu saja.

Bayangan sunghoon selelu ada di sekitarnya.Tidak hanya itu,ia juga terus kembali ke kejadian itu di dalam mimpinya .Semua hal mengenai sunghoon menjadi sangat menyakitkan baginya.

"Aku hanya ingin dia kembali..."

Wanita itu memeluk tubuhnya lagi.
Ibu sunghoon paham akan perasaan kehilangan yang di rasakan oleh Jay,karena ia juga merasakan hal yang sama.Anak laki laki di hadapannya itu tidak  seperti apa yang ada di pikirannya terdahulu.Jay jauh lebih sedikit berbicara dan tubuhnya lebih kurus.Kekosongan dan kesedihan selelu terpancar dari kedua matanya.

"Kau tahu Jay"wanita paruh baya berbisik lagi.
"Aku benar benar berterima kasih kepada mu,karena telah menemani sunghoon di sana aku tidak bisa ada di sisinya"

Jay dian dengan menatap kosong ke arah kamar sunghoon.

"Namun,semua yang telah terjadi pada sunghoon itu bukan kesalahanmu"lanjut ibu sunghoon.
"Kau sudah melakukan yang terbaik dan sunghoon pasti sangat mensyukuri keberadaan mu. Dia pasti tidak ingin kau memiliki hidup yang buruk sepertinya,jadi kau harus keluar dari perasaan bersalahmu itu"

Lagi lagi Jay tidak menjawabnya.Laki laki itu masih menatap kosong ke arah lantai kamar sunghoon dengan pikiran yang berada entah dimana,wanita itu mengehela nafas lalu memutuskan untuk meninggalkan Jay sendirian dikamar anaknya.Jay masih membutuhkan waktu untuk menerima semuanya.
Jay memegang kalung yang melingkar di lehernya.Pikirannya melayang jauh,membayangkan bersama sunghoon.

ORPHEUS || Jayhoon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang