.
***
____________________
__________________________2 Hari berlalu sejak mimpi buruk sunghoon di mulai.Laki laki itu tidak menampakan batang hidungnya lagi di sekolah dan merenung seorang diri di dalam rumah,Ia hanya ingin mencari ketenangan di dalam kamarnya.Tapi dunia seolah tidak membiarkannya tidur dengan nyenyak sehari saja,terkadang sunghoon tidak bisa tidur sama sekali,selalu saja terganggu dengan pikirannya yang kusut.
Mereka terus saja menerornya melalui ponsel,selian itu ia juga tidak makan dengan teratur.Kali ini,sunghoon bisa tertidur beberapa jam,tidak lama hanya 3 jam.Matanya yang masih berat terpaksa terbuka karena sinar matahari yang menyinari wajahnya dari balik jendela.
Seperti biasa,ia akan terbangun dengan rasa sakit yang semakin menggila di kepalanya,tidak hanya itu sunghoon juga merasa dadanya jauh lebih berat dari biasanya.
Tubuhnya yang lemah beranjak perlahan dari tempat tidurnya.
Bahkan hanya sekedar melangkahkan kakinya saja sudah sangat sulit baginya.beruntung,sunghoon sempat makan tadi,walaupun sedikit setidaknya ia masih memiliki energi untuk menjaga tubuhnya tetap seimbang dan tidak ambruk tiba tiba.
Sunghoon melangkah semakin dekat dengan pintu ,tapi kakinya terus menendang sesuatu di lantai.
Ada banyak gulungan perban dan berbagai obat yang berserakan di lantai kamarnya.Sunghoon melirik sedikit ke sekitarnya termasuk ke tempat tidurnya.Kasurnya yang seharusnya berwarna putih polos kini memiliki motif bercak darah yang menyebar di atasnya.
Terlebih lagi sunghoon tidak menyadari jika ia tertidur dengan dengan silet didekatnya.
Matanya menatap ke arah lengannya yang kini di penuhi dengan bekas luk sayatan.Sunghoon pasti melakukannya lagi tanpa ia sadari.Kedua matanya menelusuri lengannya,bekas lukanya yang paling dalam terdapat di pergelangan tangannya.Sedikit lebih dalam lagi dan pasti ia akan mati kehabisan darah.Beuntungnya ia masih bernafas saat ini,walaupun begitu sunghoon tidak tahu harus senang atau sedih karena rencananya gagal.
Baginya mati lebih menyenangkan dibanding memiliki kehidupan seperti ini.
Sunghoon membuka pintu kamarnya perlahan dan menemukan sebuah kotak makan dan segelas susu di depan sana.Pasti jay yang meletakkannya di sana,laki laki itu sudah hampir 2 hari datang mengunjunginya,selalu meletakan makanan di depan pintu kamar sunghoon,tapi mereka tidak pernah berbicara sama sekali .Lebih tepatnya sunghoon tidak ingin jay melihatnya dalam kondisi yang kacau seperti ini.
Ia lalu mengambil kotak makan dan segelas susu itu lalu membawanya masuk ke dalam kamar.Sunghoon duduk perlahan di tempat tidurnya dan membuka kotak makan itu.Jay membuat kentang goreng untuknya.Ah sebenarnya sunghoon sama sekali tak bernafsu untuk makan, tapi ia masih menghargai kebaikan jay dengan memakannya.
Dari kejauhan ia mendengar suara seseorang memasuki rumahnya.
"Sunghoon?Apa kau di dalam?"
Jay mulai mengetuk pintunya.
"Apa kau sudah makan?"Sunghoon diam ,tidak menjawab atau bergerak sedikitpun.Ia hanya duduk diam dan menatap kosong ke arah pintu kamarnya.Tidak bicara,hanya mendengarkan.
"Apa kau tidur dengan nyenyak?Apa kau masih bermimpi buruk?
Sunghoon...kau baik baik saja di dalam sana?"
Jay kembali mengetuk pintunya.
Namun berapa kali pun ia mengetuknya sunghoon tidak akan membukanya.
Karena itulah i memutuskan untuk duduk di depan pintu kamar itu sembari terus berbicara,berharap sunghoon mau mendengarkannya."Aku...merindukanmu.Sekolah menjadi terasa menyebalkan tanpa dirimu".
Jay menghela nafas.Andaikan saja hari itu ia bertindak lebih cepat.Mereka mungkin tidak akan menjadi seperti ini,sunghoon tidak akan merasa sudah kehilangannya.
Menjadi orang asing yang dibatasi oleh dinding tebal."Sunghoon,maukah kau keluar dan berbicara denganku? Aku janji kita akan menemukan jalan keluarnya bersama"
"Aku tidak tahu alasanmu,tapi aku tidak akan menyalahkanmu apapun yang terjadi.Aku janji sunghoon,karena itu kumohon keluarlah dan aku janji kita akan baik baik saja".
Kalimat itu keluar dari bibir jay selama beberapa hari terakhir .Ia terus berusaha membujuk sunghoon,berharap hari ini sahabatnya itu mau membuka pintu untuk dirinya.
Kata katanya seperti terbang terbawa angin tanpa ia tahu apa sunghoon mendengarkannya atau tidak.Bukan haya sunghoon yang tidak baik baik saja,tapi dirinya juga.Semuanya menjadi kacau dan jay sudah tidak tahu harus berbuat apalagi."Sunghoon,kumohon.Bicaralah denganku kau membuat ku khawatir"ujar jay dengan lirih.
Tentunya tak ada jawaban yang datang,namun jay masih menata pintu di hadapannya penuh harap,ia berharap bisa kembali memeluk sunghoon.
"Ada banyak hal yang ingin aku katakan padamu dan aku hanya ingin membicarakannya secara langsung denganmu".
"Sunghoon,apa kau akan terus diam seperti ini?aku mengunjungimu selama 2 hari terakhir dan kau sama sekali tidak mau berbicara denganku.Meangapa kau tidak marah dan meneriaki ku saja? Aku tidak menyukainya,jika kau terus menghindariku seperti ini"Suara jay bergetar,menahan emosi di dalam hatinya.
"Maafkan aku,aku tidak pernah mengerti tentang dirimu,walau aku adalah sahabatmu.Aku hanya ingin mendengarnya langsung darimu,bukan mereka".
Andai semudah itu,mungkin sunghoon sudah melakukannya sejak lama.Sayangnya sunghoon tidak akan pernah berani melakukannya.Ia tidak bisa berkata jujur karena selalu ketakutan akan kehilangan jay.
"Maukah kau memberiku kesempatan untuk memperbaiki semuanya?Aku berjanji akan memperbaiki semuanya,kita akan baik baik saja sunghoon"
Jay sadar,kaa katanya itu terdengar sangat mudah,tapi sulit sekali untuk di lakukan.Membersihkan nama baik tidak semudah kau membalik telapak tanganmu,ditambah lagi dengan stigma negatif yang dilabeli pada sunghoon.Walaupun begitu jay mencoba untuk meyakinkan sunghoon bahwa ia tidak perlu menanggungnya sendirian,karena ia ada di sini.
Hanya saja,rasanya percuma untuk membujuk sunghoon.Laki laki itu tidak pernah keluar dari kamarnya atau mengobrol dengannya.Beberapa kali ia membujuk ,sunghoon tidak pernah menjawabnya sama sekali.Jay sudah tidak tahu bagaimana lagi harus membujuknya lagi,juga tidak tahu laki laki sedang marah padanya atau tidak.
"Sunghoon,bolehkan aku menginap dirumahmu hari ini?Kau tahu,aku mulai bermimpi buruk akhir akhir ini"Tawa getir lolos dari bibirnya ."Aku ingin memelukmu dalam tidurku.Siapa tahu aku juga bisa tidur nyenyak sepertimu saat kau memelukku....haha.."
Jay lelah.Ia bahkan memiliki kantung mata di bawah matanya,pikirannya terus terusan dibayangi oleh sunghoon .Hatinya terus diliputi kekhawatiran akan sahabatnya hingga ia sampai di titik di mana ia berpikir akan kehilangannya kali ini dan hal itu terus terbawa ke dalam mimpinya.Oleh karena itu ia selalu berusaha membuat dirinya terjaga hingga ia benar benar kelelahan,lalu tertidur dengan sendirinya.
"Aku tidak tahu apa kau mendengarkan ku atau tidak,tapi aku harap kau mendengarkanku.Aku benar benar minta maaf atas semuanya"jay menghela nafas panjang.
"Aku akan berada di ruang tamu,panggil aku jika kau membutuhkan sesuatu"Di dalam sana,sunghoon hanya duduk diam dan mendengarkan semua ucapan ay dengan pipi yang basah.Ia tidak bisa berhenti menangis.Jay terlalu biak kepadanya,sahabatnya itu harusnya tidak berada di rumahnya dan merepotkan dirinya sendiri seperti itu.
Sunghoon terus mengurung dirinya selama beberapa jam di dalam kamarnya dan memutuskan keluar dari kamarnya dan menemukan jay sedang tertidur di sofa ruang tamu dan diselimuti oleh jaket.Sunghoon beranjak untuk mengambil selimut lalu menyelimuti jay yang sedang tertidur.
Laki laki itu terlihat jauh lebih kelelahan dari biasanya dan itu mulai membuatnya merasa bersalah lagi.Tangan sunghoon bermain main dengan rambut jay,seperti biasa ia diam diam selalu mengagumi ketampanan sahabatnya.Sunghoon selelu menyukainya,
"Maafkan aku,tapi aku akan menyelesaikan semua itu sendirian.Kurasa ini akan menjadi kali terakhir aku menikmati wajahmu jayi"
Sunghoon sedikit tersentak ketika jay bergerak sedikit dan raut wajahnya terlihat seperti...ia sedang bermimpi buruk.Tanpa berpikir panjang sunghoon mengecup dahi jay,seperti apa yang jay sering lakukan padanya.
"Aku mencintaimu dan mimpi indah,jayi"
***
____________________
__________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
ORPHEUS || Jayhoon [END]
Fanfiction[Cerita ini hasil remake novel dengan judul serupa karya @Amphititre23] Saya telah memiliki izin dari original writer untuk membuat remake ini. . . Park Sunghoon mungkin memang dilahirkan sebagai seorang anak laki laki pengecut.Takdir mempertemukann...