.
***
____________________
__________________________Sunghoon berjalan dengan kepala tertunduk, merasakan tatapan orang-orang pada dirinya.Merwk berbisik bisik satu sama lain dengan tatapan aneh yang tertuju padanya.Satu tatapan yang selalu sunghoon takuti dalam hidupnya.Tatapan orang-orang itu seperti sedang menelanjanginya dan menghakimi dirinya ,tanpa dia benar-benar mengerti alasannya?.
Sunghoon masuk ke dalam kelas dengan pikiran yang sedikit linglung.Ia hendak duduk di kursinya,kita ia menyadari ada yang salah dengan mejanya. seseorang atau lebih, sepertinya baru saja mencoret-coret mejanya.Sunghoon tidak bergerak,melainkan hanya membeli di tempat ketika matanya mulai menelusuri satu persatu tulisan di mejanya itu.
Pelacur!!
Mati saja kau dasar homo!
Menjijikan!
Sunghoon menoleh ke sekelilingnya.Beberapa kali matanya bertemu dengan teman teman kelasnya,tapi mereka semua membuang muka,kecuali wonyoung,gadis itu hanya menatapnya dengan sedih.
Sunghoon duduk di kursinya dan mengambil tisu dari dalam tas dan mulai membersihkan mejanya.
Apa kalian akan bertanya tanya,apakah ia akan diam saja?
Jawabannya iya.
Kalian tahu,rasanya seperti tidak ada gunanya untuk membela dirinya sendiri.Mereka hanya percaya pada apa yang mereka dengar dan lihat saat ini, Walau mereka tidak pernah melihat secara langsung.
Sunghoon juga tidak punya apapun untuk mengatakan bahwa ia tidak bersalah.Bahkan jika mereka percaya padanya,tidak akan ada yang bisa menolongnya untuk lepas dari semua ini....
Kebanyakan dari mereka sama saja.Selalu memasang stigma pada orang lain ,tapi tidak pernah mau mendengarkan suara mereka.Pada akhirnya sunghoon hanya memiliki dirinya sendiri untuk bertahan.
Sunghoon duduk diam di kursinya, seperti patung.Wajahnya pucat dan kepalanya sakit.Sunghoon menutup wajahnya dengan kedua tangannya.Menutup matanya sembari bernafas perlahan untuk menjaga agar pikirannya tetap jernih.
Sebenarnya sunghoon ingin menangis.ia sudah tidak tahu berapa banyak air mata yang keluar dari matanya,hanya kerena ia menangisi kehidupannya yang buruk.
Sudah berapa kali sunghoon bilang ia lelah?.
Tidak terhitung.Tidak ada gunanya.Tidak ada yang akan mendengarkan.
Tidak ibunya.
Tidak dirinya.
Dan tidak juga.....Jay.
Sunghoon melirik sekitarnya, menemukan mereka semua berbisik bisik dan menertawakan dirinya.Mereka mencoba berbicara pelan tapi sunghoon selelu bisa mendengarnya.
"Lihatlah,dia murahan sekali"
"Aku tidak menyangka.Kudengar dia tidak punya ayah,ayahnya sudah meninggalkannya bersama ibunya sejak masih kecil.Kalau kalian mau tahu, sepertinya hubungannya dengan ibunya juga buruk.Aku tidak pernah melihat ibunya datang ke sekolah sama sekali saat ada acara"
"Begitukah?Oh,jangan jangan ibunya juga tidak beda jauh dengannya?Kau tahukan buah tidak pernah jatuh jauh dari pohonnya"
"Atau mungkin,ayahnya memiliki anak yang murahan dan homo sepertinya"
Mereka tertawa,menertawakan nasib seorang sunghoon dengan mulut jahat mereka.Sunghoon menutup telinganya,mencoba menghentikan dirinya dari suara suara hinaan itu.
Namun percuma,suara itu akan selalu mengikutinya,tidak peduli bagaimana pun ia mencoba untuk menghentikannya."Hey kalian tau tidak,dia menyukai Jay"
"Aku tahu! Sekarang aku tahu alasan dia selalu menempel pada Jay seperti permen karet di sol sepatu.Kurasa ia mencoba untuk menggoda Jay"
"Iya,meraka itu adalah sepasang sahabat.Tapi aku tidak yakin anak populer seperti Jay masih mau berteman dengan laki laki sepertinya "
"Tentu saja!Aku akan menjauhinya jika aku menjadi Jay.Aku pasti tidak akan mau berurusan dengan orang seperti dia"
Sunghoon menggigit bibirnya,sial biasakan mereka menutup mulut mereka?
Sunghoon berusaha sekuat tenaga menahan dirinya agar tidak menangis.Sialnya lagi bagaimana pun juga apa yang mereka katakan ada benarnya,Jay pasti akan jijik dengannya sekarang.Sunghoon menghela nafas lega ketika ia mendengar bel pelajaran di mulai.
Mereka mulai berhenti membicarakan dirinya dan duduk di tempat mereka masing-masing.
Ia sempat melirik ke belakangnya, menemukan Jay yang sedang memperhatikannya dari tempat duduknya,dengan cepat sunghoon mengalihkan pandangannya ketika mata mereka bertemu.Laki laki itu tidak menolongnya kali ini.
Sunghoon merasa sedih dan malu.Bagaimana pun juga sunghoon tetaplah manusia biasa yang menginginkan kehidupan yang tenang dan bahagia seperti orang-orang disekitarnya.
Di tengah pembelajaran sunghoon tidak merasa ketenangan sama sekali,beberapa kali ia merasakan ada beberapa orang yang melemparkan remasan kertas ke arahnya.Ketika ia membuka salah satu remasan kertas itu sunghoon hanya mendapat tulisan penuh cacian.diikuti tawa samar dari teman teman kelasnya itu.
Hal itu terus terjadi hingga beberapa pembelajaran selanjutnya.Jam makan siang tiba tepat ditengah hari.Sunghoon dengan cepat keluar dari kelas.
Ia hendak turun ke bawah untuk membeli minuman lalu duduk sendirian di atap.Hanya saja kemanapun ia pergi tatapan dan ucapan mereka selalu mengikuti langkah kakinya.
Oleh karena itu sunghoon tidak berani menatap mereka sama sekali.Sunghoon berjalan tertunduk ke arah tangga,tapi seseorang menabraknya di tepi tangga hingga terhuyung dan jatuh ke lantai bawah dengan suara keras.Brak
"Ah maaf aku tidak melihat orang sepertimu lewat"
Dengan cepat sunghoon berdiri lalu berjalan menuju toilet terdekat.Sunghoon tidak menghiraukan siapapun yang menabraknya,ia hanya tidak mau mencari masalah baru.
Tangannya sedikit lebam dan lututnya berdarah.beruntungnya ia tidak terkilir,tapi tetap saja rasanya sakit.Setelah sampai di toilet sunghoon mengambil beberapa lembar tisu dan masuk ke dalam bilik toilet untuk membersihkan luka di kakinya.
Sunghoon meringis dan akhirnya kembali menangis,kini semua orang membenci dirinya.Kalau sudah seperti ini apa lagi yang harus dilakukan?.Ia lelah hidup seperti ini,apa boleh sunghoon menyerah?.
Setelah lama terdiam di bikik toilet sunghoon pun memutuskan untuk keluar dari bilik toilet,tapi sunghoon tidak menyangka seseorang telah meletakan sebuah ember berisi air kotor di atas pintu toilet.Sunghoon mendengar suara tawa anak laki laki,kalau tidak salah dengar salah satunya mungkin heeseung.Mereka sudah berlari entah kemana sembari tertawa puas.
Sunghoon kini menatap nanar bayangan dirinya di balik cermin,terlihat kotor dan menyediakan.Sunghoon merasa lelah,mungkin ia bisa meninggal dalam waktu dekat,ia merasa jijik pada dirinya sendiri.
Sunghoon kembali ke kelasnya untuk mengambil tas,lebih baik ia pulang saja.
"Hey!!"
Sunghoon yang sudah berjalan ke gerbang utaman sekolah pun menoleh ke belakang hanya untuk menemukan kekasih dari Jay berdiri di sana.
"Ada yang bisa aku bantu?"
Tanyanya dengan lemah.
Serius,sunghoon sedang tidak mau terlibat masalah apapun lagi.Apalagi jika Jay sampai terlibat ,sebisa mungkin ia akan menghindarinya."Bisakah kau menjauhi Jay?"Gadis berambut panjang itu benar benar berterus terang dalam mengungkapkan permintaannya,tidak ada basa basi sama sekali.
"Aku tidak mau dia terseret masalahmu"Sunghoon diam sebentar.lalu tersenyum tipis.
"Aku sudah melakukannya,tanpa perlu kau minta"***
____________________
__________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
ORPHEUS || Jayhoon [END]
Fanfiction[Cerita ini hasil remake novel dengan judul serupa karya @Amphititre23] Saya telah memiliki izin dari original writer untuk membuat remake ini. . . Park Sunghoon mungkin memang dilahirkan sebagai seorang anak laki laki pengecut.Takdir mempertemukann...