bab 17

159 21 2
                                    

Seiring waktu berlalu, Nada akhirnya sampai di Bandara Internasional Australia. Dia segera keluar dari bandara dan naik taksi menuju apartemen yang akan ditempatinya selama di Australia.

Setelah sampai di apartemen, Nada merasa lega dan duduk di sofa dengan lelah. Dia melirik sekeliling apartemen yang dibeli orang tuanya untuknya dan merasa sangat senang.

"Ahh, akhirnya aku sampai juga. Apartemen ini bagus sekali!"

Nada kemudian memutuskan untuk pergi ke kamarnya dan membersihkan diri. Setelah itu, dia duduk di atas kasurnya dan membuka layar ponselnya. Dia mengirim pesan ke mamanya, memberi tahu bahwa dia sudah sampai dan sekarang berada di apartemen.

(Mama, aku sudah sampai dan sekarang aku berada di apartemen.)

Namun, pesannya belum dibaca. Nada meletakkan ponselnya dan berpikir bahwa mungkin mamanya sudah tidur. Dia merasa lelah dan memutuskan untuk tidur.

"Mungkin mama sudah tidur. Aku seharusnya tidur. Aku merasa sangat lelah."

Nada segera mengambil posisi yang nyaman dan segera tertidur, memasuki dunia mimpi.

******

Sementara itu, di Indonesia, di sebuah klub malam, seorang wanita bernama Maya sedang tersenyum penuh kemenangan bersama teman-temannya.

"Lo memang pintar, Maya. Gua masih belum bisa percaya lo bisa menyingkirkan Nada dengan mudah. Padahal, gua tahu Dion sangat mencintai Nada."

Maya tersenyum bangga  "gue tahu Dion, Sill. Dia ga bisa melihat gua dalam kesulitan, apalagi jika gue menangis. Dengan air mata buaya, gue bisa membuatnya kalang kabut."

Kinara, teman lainnya, tertawa  "Kamu memang hebat, Maya."

"Gua tidak akan membiarkan Nada merebut posisi kedua setelah mamanya dalam hati Dion."

PenyesalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang