Bab-3

12.4K 897 22
                                    

Tandai typo!
___________________


Hari ini masih berjalan dengan baik, meskipun Nindy bertemu dengan salah satu tokoh yang menurutnya penting.

Meminum es jeruk nya yang tadi ia sempat beli sebelum masuk ke dalam angkot. Nindy menoleh ke samping, ternyata angkot yang tadinya kosong sekarang sudah ada tiga penumpang dan itupun penumpangnya masih murid yang satu sekolah dengan dirinya. Nindy tebak pasti mereka anak beasiswa juga seperti dirinya.

Baru angkotnya mau jalan tiba-tiba ada seorang laki-laki yang langsung naik dan duduk tepat disebelah Nindy.

Mendelikan mata karna mengenal laki-laki itu, Nindy pun mulai risih. Ia kira tidak akan bertemu laki-laki ini lagi, tapi nyatanya hidupnya seakan disuruh untuk tidak damai.

"Kedua kalinya kita ketemu," celetuk laki-laki di sampingnya. Menoleh ke samping karena tidak mendapat balasan dari gadis mungil ber pipi bakpau itu, laki-laki tersebut pun mencoba untuk berbicara lagi.

"Lo pasti murid baru ya? Soalnya gue baru hari ini lihat lo disekolah."

"Iya Kak," singkat Nindy sembari tersenyum canggung.

Rasanya ia ingin cepat-cepat sampai di toko bunga ibunya, karena keseharian sang tokoh utama ini adalah sehabis pulang sekolah langsung ke tokoh bunga untuk membantu ibunya jualan.

"Lo betah naik angkot panas-panas gini?" tanya Sagara. Yah, laki-laki itu adalah Sagara.

"Betah. Udah sering," balas Nindy sekenanya.

Maksud lo tanya gitu apaan sih, kalau gue gak betah memangnya dia mau naik apa lagi, orang disini dia itu miskin. dan jika sang ketua osis itu merasa panas, kenapa dia naik angkot ini. Emang dasar cowok gajelas batin Nindy tak habis pikir.

"Gue boleh tau--,"

"Sorry Kak, gue duluan ya udah sampai soalnya," potong Nindy yang langsung turun dan tak lupa membayar uang 10 ribu pada supir angkot tersebut. Dan setelahnya berjalan menjauh dari angkot itu.

Baru mau jalan lagi, tapi angkot tersebut langsung dihentikan oleh Sagara.

"Aduh mas jangan ngagetin gitu dong, kalau mau turun yang langsung aja tadi sama mbak nya tadi," ujar sang sopir itu.

Tanpa menjawab, Sagara langsung turun dan memberi uang 50 ribu terhadap sang supir.

Menatap Nindy yang sudah memasuki sebuah toko bunga, Sagara pun mengambil ponselnya dan mengetik pesan pada temannya untuk menjemput dirinya.

Awal Sagara naik angkot itu adalah ketika melihat sosok gadis mungil yang tadi sempat ia temui di kantin naik ke dalam angkot itu.

Dia awalnya merasa bodo amat, tapi ntah pikirannya seperti mengarah untuk mengikuti gadis itu, dan berakhirlah ia disini. Sagara bahkan rela meninggalkan motornya hanya karena penasaran sama gadis mungil yang baru ia temui.

Memang Sagara akui bahwa gadis tadi mempunyai daya tarik yang tinggi, ntah itu pada apanya, padahal gadis tersebut terlihat sederhana dan sepertinya bukan golongan dari orang kaya, buktinya saja ia naik angkot.

Tapi saat dilihat dikerumunan banyak murid tadi, gadis tersebut tetap paling menonjol dengan daya tarik yang kuat diantara murid kaya lainya.

Bahkan dia terlihat memikat daripada Karren yang selama ini sudah mengisi hati Sagara selama setahun ini.

************

Cuaca hari ini terlihat mendung dan sebentar lagi mungkin akan turun hujan, beruntungnya Nindy sekarang sudah sampai di sekolah.

Menatap sekeliling kelas yang sudah mulai ramai Nindy pun menghela nafas pelan, ia sedikit kurang nyaman jika mendengar suara bising.

Ia pun memilih untuk memejamkan matanya dengan kedua tangannya sebagai tumpuan kepalanya.

Setelah 10 menit kemudian Nindy merasa ada seseorang disampingnya ,ia pun lantas  bangun dan menoleh ke samping.

Gue kira duduk sendirian, pikir Nindy ketika melihat gadis dengan rambut di kuncir kuda. Karena kemarin bangku disebelahnya masih kosong, dan sudah pasti kemarin gadis itu tidak berangkat.

"Lo pasti murid baru ya?" tanya cewek tadi yang manatap berbinar ke arah Nindy.

"Iya,"

"Sumpah lo imut banget, kenalin gue Cleo" ujar perempuan yang bernama Cleo tadi dengan antusias.

"Nindy," singkat Nindy menatap jengah Cleo, yang langsung mengunyel ngunyel pipinya. Mungkin hidupnya tidak akan damai lagi, karena ternyata ia punya teman sebangku yang terlihat sudah pasti sangat cerewet.

______________

Ternyata hari ini jamkos, sehingga Nindy memilih untuk ke taman belakang sekolah. Karena di kelasnya sangat berisik.

Sebenarnya Cleo teman barunya itu kekeuh ingin ikut dengan dirinya, tapi Nindy menolak karena jika Cleo ikut yang ada dia tidak bisa diam. Karena dirinya butuh ketenangan.

Sesampainya di kursi yang panjang, Nindy pun memilih untuk tiduran di situ. Rasanya sangat damai dan sejuk.

Nindy kini sudah menerima takdirnya, ia disini juga merasa bahagia karena adanya ibu dari Nindy yang sangat sayang padanya dan memperhatikan dirinya. Di kehidupannya yang dulu Nindy menjadi anak yatim piatu dari kelas 1 SMP. Kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan.

Dan dia memenuhi kebutuhan dirinya dengan toko kue peninggalan orang tuanya. Sehingga ia masih bisa melanjutkannya pendidikannya ke jenjang kuliah.

20 menit berlalu bel istirahat pun berbunyi, sehingga membuat Nindy terbangun dari tidurnya. Mengucek matanya pelan, Nindy dibuat kaget akan adanya sosok laki-laki yang berdiri pas di depannya dengan tangan bersedekap dada.

"Lo siapa?" tanya Nindy gugup karena sedari tadi laki-laki didepannya ini menatap dirinya dengan intens.

Apalagi visualnya sangatlah tampan, tidak mendapat respon apapun, Nindy pun melirik tag nama cowok tersebut.

Nikola Viky Zenatta

Deg

Pantas saja dia sangat tampan. Ternyata cowok di depannya ini adalah male lead.

Sial dia harus cepat menghindarinya.

"Gu-gue pergi dulu kak," ucap Nindy yang langsung ingin pergi, tapi tanganya keburu di cengkal oleh Niko.

"Jangan tidur di sembarang tempat, karena bisa saja itu membahayakan diri lo sendiri," ucapnya datar sembari melihat muka Nindy yang sudah memerah seperti tomat.

Dan setelahnya ia pergi meninggalkan Nindy yang masih diam mematung.

Tanpa sepengetahuan Nindy, Niko tersenyum kecil saat mengingat apa yang baru terjadi.

Tomat gembul

Nyatanya berusaha sekuat tenaga untuk menghindar pun akhirnya Nindy tetap bertemu dengan Protagonis pria. Karena takdir Nindy sebagai tokoh utama wanita itu sudah tertulis pasti akan bertemu dengan tokoh utama pria.

Bersambung

Protagonist Girls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang