Vote dulu!
Tandai Typo!
____________Happy Reading!
*
*
*Waktu berputar sangat cepat karena malam ini sudah tiba waktunya janji Nindy dan Sagara yang akan jalan berdua.
Sagara saat ini menggenakan pakaian santai, kaos polos lengan pendek yang berwarna putih dan celana hitam panjang. Ia juga lebih memilih untuk menggunakan mobil untuk jalan bersama Nindy. Karena ia merasa jika malam ini lebih terasa dingin sehingga tidak mau membuat perempuan itu masuk angin jika memakai motor.
Nindy yang sudah siap dengan baju crop berwarna putih serta celana kulot panjang berwarna denim pun kini langsung bergegas menemui Sagara yang katanya sudah berada di depan gerbang.
Sagara tidak masuk ke kediaman Pradikta bukan lantaran takut meminta izin, hanya saja Nindy mengabarkan jika semua anggota keluarganya tidak dirumah sehingga Sagara memutuskan untuk menunggu gadis itu di luar.
"Maaf kak nunggu lama ya?" tanya Nindy ketika sudah menghampiri Sagara.
Sagara sejenak menetap pakaian Nindy, kemudian ia menghela nafas pelan, "kenapa nggak pakai Hoodie atau jaket saja?" tanyanya pada perempuan itu.
Nindy mengangkat sebelah alisnya. "Gue cuma mau pakai ini aja kak, emang salah ya?" Nindy bingung, padahal pakaiannya juga tak terlalu terbuka, walaupun baju yang Nindy kenakan itu crop tapi masih bisa menutupi pusarnya. Sehingga bagi Nindy itu tak masalah.
"Malam ini udaranya lebih kerasa dingin dari sebelumnya, jadi gue nggak mau lo sampai sakit!" balas Sagara yang membuat Nindy paham.
"Gue kuat kak, gak gampang sakit!" sahut Nindy tekekeh kecil.
Mendengar itu Sagara pasrah, "Iya lo kuat" balasnya, kemudian Sagara membukakan pintu mobilnya untuk Nindy, "ayo, masuk!"
Nindy mengangguk, "terimakasih" sahutnya sebelum memasuki mobil itu.
*******
"Makan dulu gimana? biar perutnya nggak kosong," tawar Sagara yang langsung diangguki Nindy.
"Boleh kak, lagian gue belum makan,"
Sagara tersenyum tipis, "Mau di restoran mana?"
Nindy berpikir sejenak, kemudian ia menatap ke arah luar mobil. "Disitu aja kak!" tunjuknya pada sebuah rumah makan dengan berbagai jenis olahan ikan.
Sagara menoleh ke arah yang di tunjuk Nindy, tanpa menjawab ia memarkirkan mobilnya didepan rumah makan itu.
Setelah berhenti, Sagara lebih dulu turun dari mobilnya kemudian ia berlari kecil untuk membukakan pintu mobil Nindy.
Nindy tersenyum,"Terimakasih Kak!" yang dibalas anggukan Sagara.
Mereka berdua kini memasuki rumah makan tersebut dan memesan makanan yang di dinginkan.
Selama menunggu pesanannya datang Sagara menatap dalam Nindy, yang membuat Nindy sedikit gugup.
"Kak jangan lihatin gue kaya gitu!"
Sagara terkekeh kecil saat menyadari bahwa perempuan itu malu, "Fokus gue selalu lo.""
Nindy terhenyak, beberapa kemudian ia tertawa canggung, "Iya kan kita cuma berdua, jadi gak mungkin juga fokus kak Sagara jadi ke Kak Karren."
Sagara mengangkat satu alisnya bingung, "Kenapa bawa-bawa Karren. Lo gak paham apa yang gue omongin tadi?"
"Fokus gue itu selalu lo, bahkan jika ada ribuan orang disini yang gue kenal, dan saat itu ada lo juga walaupun jaraknya beberapa meter cukup jauh dari gue, tapi fokus gue akan selalu tertuju pada Lo. Walaupun banyak juga orang yang lebih dekat dengan gue," jelas Sagara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonist Girls [END]
FantasyMenceritakan tentang seorang gadis yatim piatu yang bernama Nindya Saputri, dengan sifatnya seperti bunglon yang bertransmigrasi ke sebuah novel. Disana ia berperan sebagai Protagonis yang jalan hidupnya selalu dimaki dan dibenci semua orang karna s...