Bab-26

4.8K 439 52
                                    

Seperti biasa vote dulu sebelum membaca!
Tandai Typo.

____________________

Happy Reading

🍒
🍒

Mata Nindy berbinar-binar ketika menatap semua wahana yang ada di pasar malam. Di sampingnya juga ada Pramono yang tersenyum lebar karena senang, merasa bisa membuat Nindy bahagia dengan mengajaknya ke pasar malam.

"Rame banget," ujar Nindy yang di angguki Pramono."Iya Pram juga nggak nyangka, padahal kemarin malam masih sepi." balas Pramono.

"Ayo Nind! Pram kenalin sama yang jualan pentol bakar." ucap Pram membuat Nindy mengernyit bingung.

"Jualan pentol?"

"Itu yang jualan pentol bakar, dia itu kakaknya Bapak Pram" sahut Pram yang langsung manarik tangan Nindy menuju orang yang dimaksud.

"Mau bawa kemana lo adik gue." ucap Dewa kala melihat adiknya ditarik oleh bocah cupu itu. Sedangkan mereka berdua mengabaikan teriakan Dewa, baru ia ingin mengejar adiknya tiba-tiba ponselnya bergetar menandakan pesan masuk.

Willy

Lo dimana men?

Dewa yang melihat pesan itu tanpa basi-basi langsung mengirimkan sherlock an tempat ini pada temannya. Ia pikir tak buruk juga juga Willy ke sini. Itung-itung untuk menemani dirinya membuntuti adik dan teman cupunya itu.

"Astaga Pramono, Pak De bangga sama kamu Pram. Karena bisa dapet pacar secantik neng geulis ini." kata seorang pria paruh baya yang sekarang sedang menatap Pramono bangga.

Pramono yang mendengar itupun tersenyum senang, ia pun melirik Nindy malu-malu.

Nindy tak memperhatikan jelas percakapan kedua orang itu, ia hanya menatap berbinar pada pentol-pentol yang menggugah selera.

"Pak De, Nindy mau beli dong pentolnya dua puluh ribu," ucap Nindy semangat.

"Gausah beli, Pak De gratisin buat kamu. Tunggu dulu ya neng geulis," ucap Pak De, dengan semangat langsung membakar pentol pesanan Nindy.

"Nindy" bisik Pramono di sebelah Nindy.

"Apa Pram?"

Diam-diam Pram melirik Pak De nya yang sedang sibuk membakar. "Itu, karena Pak De Pram udah mau gratisin Nindy. Nanti kalau naik wahana gantian Nindy yang gratisin Pram ya." lirih Pram supaya tidak di dengar Pak De nya.

Nindy yang mendengar itu tersenyum tipis, Ia mengangguk. "Iya nanti Nindy bayarin" ujarnya yang membuat Pramono tersenyum senang.

ʘ⁠‿⁠ʘ

Dewa menatap datar Willy yang saat ini cengengesan melihat dirinya, yang Dewa pikir Willy akan kesini sendiri ternyata salah. Kini Niko, Sagara, Vano, ikut serta bersamanya juga. Okelah kalau mereka ikut karena pastinya Willy akan mengabari semuanya juga. Tapi yang sangat mengherankan kenapa Ifdhal serta Mohan ikut serta? Bukanya mereka berdua tidak dekat dengan semua para temannya. Ntahlah Dewa tak tau.

"Loh kalian?" Nindy sedikit terkejut ketika menghampiri Dewa tapi mendapati teman-teman kakaknya juga.

"Apa lo? Kenapa kalau kita kesini, gaboleh? Ini juga bukan pasar malam milik lo kali," sinis Mohan menatap kesal Nindy yang sedang makan pentolnya.

"Biasaww awja downg lihat nyaw," ucap Nindy tak jelas karena ada pentol di mulutnya.

"Telen dulu!" Dewa menegur Nindy yang dibalas anggukan gadis itu.

Protagonist Girls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang