Tandai typo!
________________Selamat Membaca
🦋
Pagi ini Nindy berangkat sekolah bersama supir keluarga Pradipta karena dirinya kesiangan dan Dewa serta Diana sudah berangkat duluan. Tentang kemarin malam Nindy tidak memberitahukan Dewa perihal Niko yang meninggalkan dirinya di tengah jalan, begitupun Sagara yang sepertinya tidak memberitahu siapa-siapa perihal kemarin.
Seperti dugaannya kini gerbang sekolah telah tertutup rapat. Jelas karena Nindy telat setengah jam.
Menghela nafas pelan Nindy menatap gerbang yang menjulang tinggi itu. Baru dirinya ingin beranjak ke belakang sekolah agar bisa masuk, tidak jadi lantaran pandangan Nindy tertuju pada sebuah motor sport yang mengarah ke arahnya dan kini berhenti tepat di depannya.
Sang pemilik motor itu membuka helmnya, membuat Nindy yang melihatnya tersenyum lega karena ia mengenal orang itu, dan dirinya juga tidak telat sendirian. Tapi Nindy mengernyit heran ketika wajah orang itu terdapat lebam.
"Lo kenapa kak mukanya?" Nindy bertanya sembari mendekat ke orang itu.
"Jatuh" balas Ifdhal yang membuat Nindy tak percaya. Ia bisa membedakan mana luka jatuh dan berkelahi. Tapi Nindy lebih memilih bungkam lantaran itu bukan haknya untuk memaksa Ifdhal jujur.
Perempuan itu mengangguk, "Ayok kita masuk dulu kak lewat belakang, nanti gue obatin luka lo!" ujar Nindy.
Ifdhal menatap lekat perempuan itu, "Mau ikut gue aja?" tawarnya pada Nindy.
"Kemana kak, bolos?"
Laki-laki itu mengangguk, "Terserah yang penting pergi dari sekolah."
"Oke gue ikut, lagian juga sedikit males sekolah," jawab Nindy diakhiri kekehan kecilnya.
"Nih!" ucap Ifdhal sembari menyodorkan helmnya. "Gue cuma bawa helm satu, pakai lo aja!" lanjutnya.
Nindy menggeleng pelan, "Pakai kak Ifdhal aja, kan kakak yang di depan."
Ifdhal tidak menawarkan lagi, ia manarik pelan tangan Nindy agar lebih dekat dengannya, tangannya terulur memakaikan helm tersebut pada perempuan itu, membuat Nindy tertegun lantaran wajahnya begitu dekat dengan laki-laki itu.
"Bahaya, gue nggak mau lo kenapa-kenapa!" ujar Ifdhal setelah memasangkan helmnya, kemudian laki-laki itu melepaskan jaketnya untuk di ikatkan pada pinggang Nindy.
"Naik!" titahnya setelah selesai. Yang membuat Nindy mengerjapkan matanya pelan lantas berdehem, "Iya."
Memegang pundak Ifdhal sebagai tumpuan, Nindy kini sudah naik di atas motor laki-laki itu.
🦋🦋🦋
Karren mencoba mengejar langkah Niko yang sedang berjalan di koridor, sedari tadi saat dikelas Niko sama sekali tidak menanggapi permintaan maafnya, dan saat istirahat tiba Niko langsung pergi membuat Karren tanpa pikir panjang langsung menyusul Niko.
"Nik tunggu!" panggil Karren yang tak dihiraukan oleh laki-laki itu.
"Pliss tunggu, gue minta maaf" mendengar itu Niko langsung berhenti dan berbalik menatap perempuan yang berstatus sahabatnya.
"Jangan ngikutin gue!" ujar Niko dengan geraman. Ia padahal sedang buru-buru untuk ke kelas 11 dimana kelas Nindy berada.
"Gue cuma mau minta maaf tentang kemarin malem, gue kira lo nggak bakal marah. Karena dari dulu juga lo nggak pernah ngeluh perihal gue yang selalu ngadu apapun itu sama lo, walaupun itu terkesan lebay." ujar Karren panjang. Yang membuat Niko menghela nafas pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonist Girls [END]
FantasyMenceritakan tentang seorang gadis yatim piatu yang bernama Nindya Saputri, dengan sifatnya seperti bunglon yang bertransmigrasi ke sebuah novel. Disana ia berperan sebagai Protagonis yang jalan hidupnya selalu dimaki dan dibenci semua orang karna s...