Bab-33

1.1K 111 16
                                    

Happy Reading!!
__________________

Sagara menunduk sembari memainkan ponselnya sedari tadi. Sekarang ia sedang berada di sebuah restoran bintang lima yang terkenal di kota ini. Tempat berkumpulnya keluarga besarnya, yang sering di adakan satu bulan sekali. Untuk menjaga keharmonisan dan mempererat tali persaudaraan.

Tapi tidak bagi Sagara, karena semua anggota keluarganya mengucilkan dirinya. Tidak ada kata harmonis dan tali persaudaraan bagi dirinya, karena Sagara seperti orang asing di antara orang-orang yang sedang bercanda serta bahagia.

"Jadi beneran nih fiks kita ke eropa liburan nanti?" tanya maminya Sagara, Mita.

Semua orang yang ada di situ mengangguk setuju, "Bener mbak, udah lama juga kan kita ngga kesana?" sahut bibinya Sagara antusias. Dia mempunyai anak satu, dan itu laki-laki.

"Suga kenapa tunangan kamu tidak ikut kesini?" tanya sang kepala keluarga pada Sugara

Mendengar itu Suga tersenyum tipis, "Dia lagi sibuk oppa," jawabnya sekenanya.

"Yah sayang banget, padahal oppa udah lama banget nggak ketemu dia."

"Bagaimana kalau nanti ajak tunangan kamu berlibur ke eropa?" sahut Omanya yang di angguki antusias dari lainnya.

Mita tersenyum, "Bener banget, Mami juga udah lama nggak ketemu dia. Terakhir kali mungkin udah dua bulan yang lalu." Timpal Mita.

"Kenapa dia sekarang jarang main ke rumah kita Suga? Atau kamu ada masalah sama dia."

Suga terdiam mendengar penuturan itu, tangannya mengepal erat dibawah meja. "Kita baik-baik aja Mi, mungkin dia sibuk belajar karena sebentar lagi ujian semester." kata Suga. Semuanya yang mendengar jawaban itu jelas percaya.

"Oh ya seperti biasa kamu Saga di rumah aja ya, jangan ikut kita pergi liburan." kata Dewangga pada anaknya itu.

Sagara tersenyum tipis, "Iya Pi, Saga udah paham!" balasnya patuh.

"Bagus kalau begitu, lagian kamu juga bisa belajar bisnis dan emang seharusnya kamu kembangkan itu dengan menggantikan saya waktu nanti kita liburan. Kalau kamu sudah menguasai semuanya jangan lupa nanti ajarkan pada Suga. Karena dia yang akan jadi pemimpin di perusahaan pusat." ucap Dewangga tegas.

Suga yang mendengar itu sekilas menatap Sagara dengan tatapan sendu, ia menghela nafas beberapa kali guna mencoba menetralkan perasaan aneh pada dirinya. "Suga juga kayaknya berubah pikiran Mi."

"Maksud kamu apa sayang?"

"Suga kayaknya males ikut liburan ke sana, karena teman-teman Suga ngadain acara muncak rame-rame. Jadi Suga mau ikut mereka aja!" kata Suga menatap mereka semua.

"Yah kenapa gitu sayang, kamu gabisa kalau ikut kita aja?" tanya Omanya dengan pandangan memelas ke arah Suga.

"Maaf Oma, Suga gabisa!" Baru saja keluarga yang lainnya akan membujuk Suga tak jadi karena terdengar suara ponsel dari Sagara.

"Maaf Saga izin ngangkat telfon dulu!" kata Sagara, yang membuat semua keluarganya menatap sinis Sagara.

"Tidak punya sopan santun, harusnya kalau ada acara seperti ini kamu non-aktifkan ponselmu itu!" kata Omanya ketus. Tak di gubris oleh Sagara, lantaran laki-laki itu memilih untuk menjauh dari semuanya.

"Ajarkan sopan santun pada anakmu itu Mita, supaya dia tidak memalukan keluarga kita!" sahut Opanya.

"Baik Ayah, maafkan Mita dan mas Dewangga karena tidak becus mendidik bocah itu!" ucap Mita dengan wajah meringis menahan malu.

Sial, seharusnya anaknya itu tidak membuat masalah seperti ini.

"Mi, tapi Sagara hanya izin buat angkat telfon. Jadi menurut Suga tidak ada yang salah dengan Sagara!" kata Suga pada semuanya.

Protagonist Girls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang