Bab-25

4.9K 424 38
                                    

Pencet vote terlebih dahulu!
Tandai typo!

_____________________________

Happy Reading

*
*
*

Dewa dikelasnya kini menatap Niko dengan tajam, semenjak mengatahui bahwa adiknya di cium oleh Niko, ia kini terang-terangan menatap tak suka pada temannya itu. Dan kini ia juga sadar bahwa Niko memang mencintai adiknya, selain Niko, Ifdhal pun juga mencintai adiknya, dan itu membuat Dewa merasa tak nyaman jika adiknya di dekati oleh kedua orang itu. Dewa tau betul perangai keduanya, apapun yang di inginkan harus didapatkan.

Apalagi Dewa khawatir jika adiknya malah jatuh hati pada Niko, karena yang ia takutkan adalah adiknya malah akan terlibat dengan hubungan friendzone antara Niko dan Karren. Keduanya sudah dekat dari kecil dan dapat Dewa lihat bahwa Karren mempunyai rasa pada Niko, walaupun Niko menganggap Karren hanya sebagai Adiknya, tapi tak dapat di pungkiri bahwa Niko sangat perduli pada Karren.

"Nik ntar pulang sekolah anterin gue ke toko buku ya?" ujar Karren kepada Niko, mereka berdua memang duduk bersama.

Niko menganggukkan kepalanya sebagai balasan, Karren yang melihat itupun tersenyum senang. "Terimakasih Nik."

"Lo ada masalah sama Dewa?" tanya Karren hati-hati, pasalnya ia sedari tadi mendapati Dewa yang menatap tajam Niko.

Mendengar pertanyaan itu Niko langsung menatap ke arah meja Dewa, dan dapat ia lihat sekarang temannya itu menatap dirinya seperti musuh.

Menghela nafas pelan. "Gue nggak tau." ujarnya, kemudian kembali fokus pada ponselnya.

______________

Nindy mengernyit heran dengan kehadiran Pramono yang tiba-tiba didepan mejanya, dengan senyum malu-malu. Untung sedang tidak ada Cleo, jika ada mungkin Pramono akan di semprot oleh gadis itu.

"Ada apa Pram?" tanya Nindy yang udah kedua kalinya. Karena sedari tadi Pramono hanya diam sembari tersenyum.

"Anu Pram ma-mau ajak Nindy ke pasar malam ntar malam, Nindy mau nggak?" ujar Pramono malu-malu.

Mendengar kata pasar malam mata Nindy langsung berbinar-binar, karena ia kira di dunia ini tidak ada pasar malam.

"Mau-mau, emang ada ya Pram? Dimana?" tanya Nindy antusias menatap Pramono.

Mendengar Nindy yang mau, Pram jadi semangat. "Ada di deket rumah Pram, baru buka kemarin."

"Wahh jadi nggak sabar"

"Iya Pram juga nggak sabar buat ajak Nindy naik semua wahana yang ada disana." ujar Pramono antusias.

"Eh anu Nindy, tapi aku gabisa jamput Nindy, karena Pram nggak punya motor," lesu Pram mengingat dirinya tidak punya motor. Sebetulnya ada sih motor bapaknya, tapi Pram tidak bisa menaikinya.

"Nggak apa-apa ntar lo sherlock aja, nanti kita ketemu disana." balas Nindy, dirinya juga akan mengajak Dewa abangnya.

"Siap Nindy!"

"Satu lagi Nindy." ujar Pramono menunduk malu.

"Apa?"

"Itu, Pram minta maaf ya karena Pram juga nggak punya uang, an-anu nanti Nindy bayar sendiri ya, kalau bisa sekalian bayarin Pram. Bapaknya Pram belum gajian soalnya."

🐎🐎🐎🐎


Bell istirahat sudah berbunyi, kini Nindy sudah berada di taman belakang sekolah untuk mencari udara segar.

Protagonist Girls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang