— — — — — —
Malam ini sudah malam. Jam sudah menunjukkan pukul 7 bukan kah itu malam? Jika saja tak hujan maka langit tak segelap ini belum lagi angin berhembus kencang menusuk kulitnya yang hanya menggunakan piyama, lalu bagaimana dengan temannya yang diluar sana? Entah apa yang dikenakan sekarang tapi ia yang berdiri disini aja sudah dingin apalagi temannya yang berjalan kaki itu.
Oh miyeon sangat tau bagaimana jimin, jimin tak pernah menaiki taksi selagi arah yang ia tuju tak lah jauh, miyeon harap cemas berdiri menunggu kedatangan jimin di teras wastu ini, jimin pergi mengambil pakaian kenapa bisa selama ini, ia tak tau jam berapa jimin sudah pergi meninggalkan wastunya.
Kedua tangannya kini memeluk satu sama lain, mengusapnya sungguh dingin ini tak main main, terus menatap kedepan sana berharap jimin segera muncul di depan gerbang wastunya.
"Apa yang kau lakukan disini?"
Miyeon tersentak kaget, ia menoleh mendapati pamannya yang sudah berdiri di depannya dengan wajah yang seolah meminta penjelasan kenapa ia berdiri di luar seperti ini.
"Paman kau mengagetkan ku. Aku sedang menunggu temanku"
"Teman?" Tanyanya lagi
"Ya paman, maaf karena aku tak berkata bahwa temanku akan menginap disini, paman tolong perbolehkan temanku menginap aku mohon jangan usir dia, dia adalah temanku yang biasa ku ceritakan paman aku mohon"
Miyeon sadar bahwa ia sangat lancang mengajak seorang kedalam wastu milik pamannya, ia bersikap seenaknya tapi bagaimanapun niatnya hanya ingin membantu temannya agar tak stres melihat orang tuanya.
Jungkook hanya diam menatap miyeon, jika boleh jungkook ingin sekali memarahi keponakannya yang mengajak seorang kedalam wastu yang bahkan keluarnya yang lain saja tak pernah menginjakkan kaki kesini ,tetapi melihat betapa seriusnya permintaan yang memohon kepadanya membuatnya menjadi tak tega dan alasan lainnya juga karena teman miyeon ini sudah mengajak miyeon selama di china, sebelum ini miyeon bukanlah gadis yang banyak memiliki teman bahkan teman saja tak punya, oleh karena itu jungkook rasa tak apa membiarkannya menginap disini, anggap lah ini ucapan terimakasih tanpa berkata untuk remaja itu.
"Baiklah." Ucapnya mengganguk menyetujuinya
Miyeon yang senang karena permohonannya diterima oleh sang paman pun melompat memeluk jungkook, dan tentu saja pelukan itu dibalas.
"Terimakasih paman aku mencintaimu" ucapnya dalam pelukan itu, miyeon kira jimin tak akan diijinkan untuk menginap tetapi ia salah pamannya ternyata mengijinkannya, padahal tadi ia begitu takut melihat pamannya yang hanya terdiam menatapnya.
"Masuklah jika kau tak kuat"
"Baik paman" Tersenyum kepada jungkook yang sudah memasuki rumah terlebih dahulu, sekarang fokus miyeon adalah menunggu jimin yang tak kunjung datang.
Miyeon kembali melihat kedepan tapi tak ada tanda tanda akan kedatangan seseorang, jimin kemana dia? Yatuhan tolong bawa jimin kembali secepat mungkin, miyeon menyipitkan matanya saat melihat ada bayangan seseorang yang akan segera memasuki gerbang rumahnya
"Jimin, Jim aduh tunggu" Miyeon terlihat kebingungan ingin menghampiri jimin tapi nanti bajunya basah dengan cepat miyeon masuk kedalam dan tak lama ia keluar dengan payung dan coat di tangannya, ia terus berlari sampai
Dihadapkan jimin dengan cepat ia membuka coat yang di lipat tadi dan segera memasangkannya ke tubuh jimin, ia tak bertanya terlebih dahulu fokusnya sekarang adalah menuntun jimin sampai ke dalam rumah, lihatlah lelaki ini berjalan tertatih tatih karena kedinginan belum lagi sebagaimana tubuhnya basah karena hujan semakin kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paman | Kookmin ✓
Roman d'amour[✓] Umur hanya seonggok angka yang tak menentukan batas seseorang untuk mencinta, maka mencintai dengan perbedaan umur yang jauh bukan menjadi penghalang dari segala cinta yang dimiliki.