11.

1.7K 121 8
                                        


— — — — — —

Setelah selesai dengan semua kegiatan dirumah kakek sekarang waktunya untuk kembali bekerja, hari ini jimin cukup bersemangat untuk bekerja, jawabannya tentu saja karena ia sudah mengerti bagaimana tugasnya sekarang, ia tak akan menjadi orang yang diam bak tak memiliki pekerjaan lagi, itu membuatnya menjadi beban.

Selintas pikirannya mengenai upah atas pekerjaannya pun lewat, jika sudah mendapatkan gaji pertamanya dalam satu bulan bekerja jimin tak sabar untuk pergi ke bank dan membuat kartu tabungan mengataskan namanya, tak semua hasil upah yang akan ia tabung, ia harus mengghitung terlebih dahulu berapa upah yang kelak akan diberikan untuk pemagang sepertinya, jika dirasa nominalnya cukup besar ia akan menabungnya sebagian dari upah dibagi menjadi 2 untuk kehidupannya berlangsung di wastu ini.

Jangan kalian berpikir bahwa jimin hanya menumpang tanpa bekerja, tidak, –tidak itu salah, saat meminta izin kepada jungkook agar dirinya di perbolehkan tinggal disini, ia sudah berjanji akan mencuci piring yang kotor dan menyapu halaman, hanya 2 pekerjaan saja dan itu di sepakati oleh jungkook.

Tetapi karena sekarang ia sudah melaksanakan magang dengan selalu pulang pukul 6 keatas tugasnya hanya satu sekarang yaitu mencuci piring yang kotor, jimin juga sudah memberi tahu kepada bibi yang selalu membersihkan wastu bahwa ia tak perlu mencuci piring lagi karena jimin lah yang memiliki tugas itu, dan ibu itu menanggukinya.

Ia sangat berterimakasih kepada orang-orang yang berada di sekitarnya, mereka begitu baik atas segala hal yang diingkan jimin, ahh jimin jadi mengingat orang tuanya, jimin merindukan mereka namun jimin lebih merindukan suasana rumah yang begitu damainya dulu tak seperti sekarang.

"Tenang saja bu, jika ia tak berubah aku akan mengajak mu pergi menjauh bersama adik."

Ia sedikit menampilkan senyumannya, sebelum melangkah lebih ke dalam ruangan makan, jungkook sudah berada disana dengan laptop sebagai focusnya sekarang, mereka bertiga sudah pulang dari rumah kakek, kemarin sore.

Ia segera berlari dan menarik kursi makan, sebelum mengambil salah satu sumpit dan memasuki makanan yang sudah ia capit, dengan mulut yang terisi makanan ini, ia baru akan membuka suara.

"Ehmm– masakanmu enak" Ucapnya dengan menguyah, jimin memandang jungkook tetapi jungkook yang pada dasarnya memiliki prinsip jika sudah ada laptop sebagai pandangannya ia tak akan memandang orang lain, membosankan pikir jimin, menatap tulisan yang berbaris kebawa, ini berbeda dengan novel. Jika novel itu pasti seru.

"Makanlah yang banyak jika kau suka." Jimin mengganguki itu, ia meminum segelas susu yang sudah disediakan diatas meja ini.

Ia sedikit bingung tak menemukan keberadaan miyeon, bahkan paginya saat ia bangun miyeon sudah tak ada, ia mencoba berpikir mungkinkah gadis itu sudah menunggu di ruang makan ternyata tak, tak ada, jadi kemana perginya miyeon?

"Paman, dimana miyeon? Kenapa aku tak melihatnya sedari pagi?"

"Sudah berangkat."

Jimin mengernyitkan dahi bingung, untuk apa pagi pagi sekali pergi ke perusahaan? Tak biasanya, apa yang terjadi dengan miyeon yang berangkat pagi sekali?

"Hahh, tumben sekali, ouhh, –paman apa kau melihat MacBook nya?"

"Di konter belakangmu" Jimin pun berbalik badan, ah ya disana benda itu, jimin bangkit dan berjalan untuk ke konter belakangnya sebelum kembali duduk ia membuka benda ini dan mulai mengikuti intruksi jungkook saat menjelaskannya, ia melihat jadwal jungkook hari ini dan jimin menaiki kedua alisnya di ikuti dengan anggukan.

Paman | Kookmin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang