— — — — — —
Tak pernah ia bayangkan bahwa hari pertamanya untuk bekerja sebagai seorang murid sekolah menengah akan seperti ini, ini tak sesuai ekspetasinya seharusnya ia ditempatkan sama seperti miyeon tapi itu semua di kacaukan oleh daoming si asisten direktur MH ini.
Jimin tau bahwa posisi daoming itu cukup besar disini, jadi tak ada hal jimin lakukan ketika lelaki yang lebih tua beberapa tahun darinya, menyuruhnya untuk menggantikannya sebagai asisten untuk 1 minggu.
1 minggu bersama dengan jungkook
Nafas jimin tercekat, ini seperti mimpi demi apapun ia tak mengerti pekerjaan sebagai seorang sekretaris.
Jimin masuk kedalam jurusan Akuntansi bukan Jurusan Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran, jadi sudah seharusnya ia di taruh di pusat pengelolaan keuangan MH bukan seperti ini.
Terlalu banyak ia merenungi nasibnya hingga ia tak sadar bahwa kini jungkook sudah berdiri di hadapannya dengan kedua tanganya yang masuk ke dalam saku.
"Kau akan berdiri seperti itu saja atau masuk?"
Seketika jimin sadar akan lamunannya, ia menatap jungkook setelahnya bergantian ia menatap mobil yang ada di sampingnya. Hari ini ia memiliki jadwal yang tak tau kemana, seharusnya ia tahu karena ia lah yang menggantikan daoming. Tetapi ini masih awal untuknya, dan
tadi saat ia masuk kedalam ruangan jungkook, jungkook menyuruhnya untuk mengikutinya saja, jadi disinilah ia sekarang.Besment Perusahaan
"Kita akan kemana?" Tanya jimin, ia melangkah memasuki mobil bagian penumpang begitu pun dengan jungkook, ia masih menunggu jawaban jungkook sampai dengan dua pintu mobil tertutup.
"Kau akan tau nanti."
Aish- selalu seperti itu jawaban jungkook pasti akan sangat menggantung, apa susahnya tinggal memberi tahu, ini seperti jimin di ajak untuk bermain teka-teki oleh jungkook.
"Kau tinggal memberitahu saja pam- maksudku pak direktur" Jimin mulai sekarang harus membiasakan diri dengan memanggil jungkook sebagai direktur, tadi saat dirinya tak sengaja meneriaki jungkook dengan embel-embel paman seluruh pegawai menatap kearahnya dan itu memalukan.
Mobil yang mereka tumpangi sudah berjalan, sam lah sebagai pengemudi di depan, jungkook tak menatap jimin, ia tak mau lagi jantungnya berdetak karena menatap bocah di sampingnya.
Dengan posisi duduk yang bisa dibilang dekat ini saja sudah membuat detak jantung jungkook meningkatkan lalu bagaimana dengan mata mereka yang nanti bertemu? Jungkook menghindari hal itu.
"Perjalanan membutuhkan waktu 2 jam jika kau mengantuk tidurlah"
Itu bukan jawaban yang diinginkan oleh jimin, selalu saja. Jimin mencebilkan bibirnya kedepan ia moleh menatap jendela tak mau membalas atau bertanya lebih lanjut, jungkook tak pernah memberikan jawaban yang pasti.
Entah kemana dirinya akan dibawa, yang jimin nikmati sekarang hanya memejamkan mata, tapi kembali lagi matanya terbuka, tak boleh ia tak boleh tertidur ia harus melihat rute perjalanannya, jika sewaktu-waktu jungkook menurunkannya dijalan ia bisa kembali karena sudah mengingat jalan.
Walau sejatinya hal itu tak akan terjadi, jimin hanya bersiaga saja, tapi jika dipikir-pikir jungkook kan tak sekejam itu.. Pria dewasa ini baik padanya kenapa juga jimin harus berpikiran yang tak mengenai jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paman | Kookmin ✓
Romance[✓] Umur hanya seonggok angka yang tak menentukan batas seseorang untuk mencinta, maka mencintai dengan perbedaan umur yang jauh bukan menjadi penghalang dari segala cinta yang dimiliki.