— — — — — —
"Jeon Jungkook adalah pamanku, mungkin kau tak asing dengan nama itu bukan?, paman berhasil menunjukkan pada ayahnya atau kakekku bahwa tak semua yang memasuki sekolah Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran kelak menjadi pengusaha yang sukses. Pamanku adalah seorang pemberontak saat dirinya sudah memiliki gelar kelulusan S1 dari Unuversitas Yonsei, lalu kakek menyuruh paman untuk melanjutkan S2 dengan jurusan yang sama lagi tetapi paman menolaknya paman melanjutkan S2 dengan jurusan lain itulah awal mula perpecahan akan terjadi. Paman tak suka bagaimana kakekku memaksanya untuk memilih jurusan itu lagi, karena seberapa keras kakek memaksa keahlian paman ada pada Akuntansi bukan Tata Kelola Perkantoran, tentu paman tak mau mengikuti perintah itu. Paman sudah muak dengan seluruh paksaan kakek karena sejatinya paman adalah pria cerdas yang memberi perintah bukan di perintah."
"Lalu tak lama setelah mempunyai gelar S2nya paman pergi meninggalkan Korea dan membuat masa depannya sendiri di negara nenek, China. Kakek tak pernah menganggap paman sebagai anaknya setelah perginya paman meninggalkan Korea, namun taukah kau jimin? mengapa pamanku seolah tak membenci kakek dengan menamai wastu ini sebagai wastu Jeon dimana itu adalah marga milik kakekku? bagaimana pun juga paman tak bisa membenci kakek karena kakek lah yang berjasa menyekolahkannya hingga iya bisa menjadi seorang pria yang berwibawa membangun Perusahaan besar yang berdiri di China ini dengan itu paman menghormati kakek dan membangun wastu dengan seluruh kekayaan yang ia punya mengatas namakan Keluarga Jeon."
"Ya seperti itulah sedikit pecahnya keluarga Jeon hubungan antara ayah dan anak, Jim—"
"Ck, apa dia mendengarkan atau sudah tidur dari tadi?" Ucapnya sendiri, tentu saja jimin sudah terditur lihatlah tidurnya pulas sekali, melihat jimin seperti itu membuat miyeon ikut mengantuk dan tak butuh waktu lama ia segera menyusul jimin kedalam alam mimpinya.
—
"Pak jeon, aku sudah menjemput nona miyeon namun dia mengeluh karena kau tak menjemputnya sendiri dan memintaku menyampaikan keluhannua." Ucapnya berjalan dibelakang jungkook mengikuti pria yang terhormati menuju ruang kebesarannya di perusahaan ini.
"Apa ada hal lain?"
"Ya, Pak Wen Jun dia tak bisa menghubungimu lewat telepon."
"Apa yang dia inginkan?"
"Pak Wen Jun mengadakan makan malam hari ini di Warner Estate, dia bersikeras agar kau harus hadir."
"Aku sibuk." Jungkook bukan seorang yang suka berbagai hal yang tak ada urusannya dengan Perusahaan, itu tak penting untuknya, hanya makan malam? Ia bisa sendiri melakukan itu. Tak butuh orang ramai di sekitarnya.
"Pak Wen Jun sudah mengantisipasi kau akan bilang begitu, dia bilang ada orang penting yang mau ia kenalkan padamu."
Ucapan daoming menarik perhatian jungkook, ia mengeluarkan ponsel dari dalam saku kemeja putihnya dan milihat sesuatu dibalik layar ponsel itu lalu tak selang beberapa lama ia menatap daoming dan memasukan kembali ponselnya.
"Baiklah, bilang padanya aku akan datang malam ini."
"Lalu bagaimana dengan wawancara Financial Introduce malam ini?"
"Jelaskan situasi pada mereka dan jadwalkan ulang."
"Baik. Aku akan segera melakukannya." Setelahnya daoming pergi keluar dari ruangan kebesaran ini, Jungkook menatap kepergian daoming diikuti dengan sesuatu yang tiba saja lewat dalam pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paman | Kookmin ✓
Storie d'amore[✓] Umur hanya seonggok angka yang tak menentukan batas seseorang untuk mencinta, maka mencintai dengan perbedaan umur yang jauh bukan menjadi penghalang dari segala cinta yang dimiliki.