4.

2.2K 153 2
                                        

— —  — —  — —

"Jadi dimana kita akan mencari tempat untuk magang?"

"Aku tak tau." Jimin mendesah frustrasi memikirkan hal itu, setelah jimin lihat di sebuah aplikasi berlogo G itu tak ada perusahaan yang mau menerima murid magang, bagaimana ini? apakah ia harus magang di dalam minimarket? Itu sangat tak cocok dengan jurusan yang ia ambil sekarang, seandainya ia orang kaya ia pasti akan mendapatkan tempat magang cepat seperti teman temannya, itu karena orang tua mereka yang mempunyai perusahaan sedangkan orang tua jimin hanya seorang pegawai biasa.

Apa yang harus ia lakukan sekarang? Yang lain sudah mendapatkannya dan ia belum sama sekali, pemikirannya yang seperti inilah yang membuatnya tak bernafsu untuk makan, tidak seperti miyeon yang asik melihat ponselnya dengan tangan yang tak berhenti menyodok kentang goreng kedalam mulutnya.

"Xiao-"

Jimin pun menoleh mendengar bahwa ada yang memanggilnya, oh ternyata teman sekelasnya, untuk apa gadis ini memanggilnya? Tumben sekali

"Ya? Ada apa lusi?"

"Kau sudah mendapatkan tempat untuk magang? Aku pikir belum" Ucapnya diiringi dengan tertawa mengejek, lihatlah sombong sekali

"Itu bukan urusanmu aku dapat atau tidak, pertanyaanmu sangat tak berbobot jika tak penting tak usah memanggil" Jimin tak takut, untuk apa takut pada orang sombong seperti Lusi? Jika kau takut maka orang itu semakin suka menindasmu karena ia sudah tau apa yang menjadi kelemahanmu

"Bukan kah benar bahwa kau tak dapat? Aku akan mencari di MH Company dan aku yakin bahwa aku akan di terima di perusahaan raksasa itu." Ucapnya yang menatap jimin sinis, jimin harus tau bahwa kepintaran yang ia miliki itu tak berguna karena yang berguna adalah jabatan dan kekayaan baginya.

"Ak-"

"Cih percaya diri sekali, aku berani bertaruh bahwa kau tak akan bisa masuk kesana dalam mimpi pun itu tak akan terjadi." Potong miyeon, jika kalian berpikir sedari tadi miyeon hanya bermain ponselnya saja itu salah, matanya memang melihat kelayar ponsel itu tapi pendengarannya mendengar dengan jelas apa yang sedang di ributkan oleh jimin dan Lusi si gadis sombong

"Hahaha, seperti kau saja yang memiliki perusahaan itu sehingga kau sangat tau bahwa aku tak bisa masuk kesana, aku katakan padamu bahwa aku adalah anak dari perusahaan FNC apa yang ku mau pasti aku dapatkan."

"Oh waw aku takjub akan hal itu, lalu kenalkan aku adalah keponakan dari direktur keuangan MH Company, hahaha, selamat atas kekalahanmu. Ku pastikan CV mu tak akan pernah sampai kehadapan pamanku Yang Lusi." Balas miyeon menatap Lusi dengan pandangan mengejek, kalah, gadis ini kalah melawan miyeon. Si sombong mendapatkan balasan, diatas Ayah Lusi ada Pamannya lalu diatas FNC masih ada MH, apa yang bisa gadis ini katakan? Tak ada ia sudah kakak telak.

"Kau.." Tunjuk lusi geram menatap miyeon

"Kau pantas mendapatkan nya bukan? kesombonganmu itu membawamu pada kerugian, berubah lah jangan sampai kelak kesombongan yang kau miliki membuatmu lupa caranya berbuat baik" Kini jimin yang bersuara, setelah dari tadi ia terdiam melihat keributan sengit antara teman baiknya dan teman kelasnya, jimin puas melihat bagaimana raut tak terima yang di pancarkan oleh Lusi.

Dengan cepat jimin menarik miyeon meninggalkan tempat yang menjadi peristirahatan para murid, biarkan gadis itu memakinya tak terima atas tindakan yang tadi ia lakukan, karena tindakan yang ia lakukan tak merugikan lusi justru tindakannya itu menasihati gadis itu agar berhenti meyombongkan ayahnya, tak ada gunanya juga yang memilik jabatan ayahnya bukan dirinya jadi untuk apa jimin terpengaruh? Dasar

"Jadi kita akan magang dimana?" Tanya miyeon sekali lagi, jimin yang sedari tadi menarik tangannya kini melepas menatap miyeon dengan senyum penuh arti.

Paman | Kookmin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang