Hai!! Selamat malam, kalo dipikir aku kangen sama pasangan yang belum punya hubungan ini wkwk, ngeliat kalian aktif komen di books ini jadi menambah semangat, anw selamat membaca temen-temen jangan lupa komen, komen dan star, star. :D
——————
Seperti sebuah transisi yang tadinya merikuk memancarkan kesedihan sekarang sudah berubah secepat lantunan lagu speed up, menjadikan jimin bersenandung kecil mengikuti alunan lagu yang memasuki rungu.
Di dalam mobil setelah tadi ia menarik jungkook untuk segera masuk dan mencari novel, karena dalam pikiran sudah mencetak satu novel yang menjadi pilihannya nanti.
Sebenarnya saat hendak pergi ada beberapa kendala yang mengharuskan mereka berhenti demi mendengar pegawai lain berbicara.
Sebuah fakta bahwa jungkook terlibat sebuah pertemuan yang mengharuskannya hadir di saat jam istirahat selesai namun sayang jungkook menolaknya dengan halus dan menarik kembali tangan jimin.
Jimin merasa tak enak maka sesaat setelah menjauh jimin mengungkapkan tak apa bila jungkook membelikannya lain waktu, yang terpenting sekarang jungkook menghadiri pertemuannya.
Sayang sekali lagi karena jungkook adalah cerminan dari jimin itu sendiri, yaitu keras kepala apa yang sudah di ambil sedari awal tidak bisa di ubah lagi.
"Aku membeli lebih dari satu bisakah paman?" Jimin memutar wajah menghadap ke pada jungkook yang focus mengemudikan mobil, jalanan menjadi begitu menarik bagi setiap pengemudinya.
"Novelmu sudah banyak dirumah, satu sudah termasuk banyak." Balas jungkook.
"Uhh, hanya dua saja tidak lebih aku berjanji." Jimin mencolek kecil tangan jungkook yang terbalut jas kerja bermaksud agar jungkook menatapnya.
"Tidak mempan."
Dan jungkook paham maksud dari jimin, dengan mengeluarkan segala hal yang kelak akan membuatnya tak bisa menolaknya.
Jimin mencibikan bibir, semua yang di lakukan guna membuat jungkook menuruti kemauannya memang begitu susah, tak segampang menarik uang dalam rekening.
"Kalau begitu aku akan membeli yang paling mahal." Asal jimin.
"Tidak masalah, uangku banyak." Jawab jungkook tersenyum dengan melirik sebentar jimin yang juga menghadap jalanan di luar.
"Kalau begitu biarkan aku membeli dua, aku akan membeli yang murah tapi biarkan aku membeli dua." Kembali diarahkan wajah untuk melihat jungkook, jika pintar dan cerdas seharusnya jungkook mengerti maksudnya kali ini.
"Satu atau tidak sama sekali."
Jimin mengasah geram, gigi geliginya di tekan di masing masing rongga, dan focus kembali diarahkan ke jalan. "Kau memang menyebalkan."
Jika ada yang paling menyebalkan selain Spongebob dan Patrick itu adalah jungkook si direktur pelit, jimin bersumpah semoga nanti istirnya sering memorotinya, titik.
——
"Yang ini, ini, atau yang ini?" Jimin menata satu persatu buku yang sudah menarik perhatiannya, diatas setumpuk buku ia menjejerkan 3 buku yang bagus.
Jungkook dan jimin sudah menjejaki mall sedari tadi, ini sudah lewat sejam jimin memilih beberapa buku yang menarik perhatiannya, itu baru memilih beberapa buku, bukan satu buku sesuai dengan perjanjiannya dan jungkook tadi.
Sekarang si kecil jimin meminta kepada yang lebih dewasa agar mau memilihkan novel yang akan dia beli sekarang, jimin membutuhkan pendapat dan hanya ada jungkook disini maka jungkook lah orang yang tepat untuk ditanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Paman | Kookmin ✓
Romance[✓] Umur hanya seonggok angka yang tak menentukan batas seseorang untuk mencinta, maka mencintai dengan perbedaan umur yang jauh bukan menjadi penghalang dari segala cinta yang dimiliki.