— — — — — —
Dihadapi oleh situasi rapat sedang berlangsung mungkin tak lagi menyeramkan karena situasi yang sesungguhnya menyeramkan ada di depan matanya sekarang.
Hari ini daoming sudah bisa mengambil alih tugas jimin yang dasarnya memang tugas daoming itu sendiri, jimin hanya penggantinya selama seminggu, sekarang saatnya ia bekerja.
Ia tak menaruh rasa penasaran selama memasuki perusahaan, semua masih sama, pegawai lain menyapanya dan tersenyum layaknya menghormati ia sebagai sekretaris yang berjasa menemani direktur dari perusahaan ini.
Hanya saja perasaan penasarnya muncul secara tiba dimana kini ia berada di dalam ruang milik direktur dengan direktur dan satu bocah yang tak Terima dengan perintah dari di rektur.
Dengan kata lain mereka beradu argumen.
Bocah laki-laki ini bahkan berani berteriak di hadapan sang direktur dimana tak ada orang yang berani melakukannya, miyeon yang di cap sebagai keponakan direktur saja tak seberani ini, tetapi bocah laki-laki ini sungguh berbeda, sangat berani.
"Aku tidak mau paman, aku tidak mau, pokoknya tidak." Jimin menatap jungkook dengan kesal.
Tak ada masalah jika daoming mengambil alih sebagai sekretaris lagi, itu lebih baik untuk jimin karena pekerjaan sebegai sekretaris sangat tidak mengenakan, lebih baik ia duduk di hadapan laptop lalu mencatatat transaksi yang keluar bukan mengatur pertemuan membuat laporan yang tak pernah sama sekali ia mengerti.
Karena yang menjadi masalah adalah ia di pindah tugaskan ke bagian miyeon dimana pembimbingnya adalah Nona. Zheng wanita itu galak dan jimin tidak mau jika wanita itu menjadi pembimbingnya.
Jimin sempat terkena omelan wanita itu karena salah membuat laporan mengenai rapat yang diadakan sewaktu itu, tentu saja salah jimin kan tidak berada di sana untuk rapat, jadi patutlah ia tak mengerti apa yang dibicarakan oleh mereka mereka, dan seenaknya saja wanita itu menyuruhnya membuat laporan yang bahkan alurnya saja jimin tak ketahui, manusia memang suka berubah.
"Mengapa? Sudah ada miyeon yang akan menemanimu disana, kau menyukai apa tugas yang dimiliki miyeon bukan?"
"Aku menyukainya tetapi jika pembimbingnya bukan Nona. Zheng aku tidak menyukainya."
Jungkook mengerutkan dahinya, mengapa bisa jimin tak menyukai wanita itu? Setahunya Nona. Zheng baik, miyeon sendiri tak ada mengeluh tentang wanita itu.
"Apa alasan kau tak menyukainya?"
Daoming sedari tadi hanya bisa memperhatikan keributan kecil antara seorang bocah dengan seorang direktur, tak ingin ikut dalam argumen keduanya, ingin rasanya ia izin untuk keluar tapi tak ada celah untuknya bisa berbicara meminta izin kepada jungkook.
"Dia memarahiku."
"Kau salah?"
"Tidak, pokoknya aku tidak mau."
Lagi dan lagi jimin dengan sifat keras kepalanya keluar, ini sangat menyusahkan untuk jungkook, jika di beri pilihan lebih baik jungkook mengerjakan setumpuk dokumen dibandingkan berdebat dengan bocah belasan tahun ini.
Jungkook memutuskan untuk mendudukan dirinya dekat dengan sofa, ia memerintahkan daoming untuk segera keluar karena ini tak ada urusannya dengan sang sekretaris, biar bocah keras kepala ini ia yang mengurus.
"Lalu? Aku harus menempatkanmu dimana?"
Jimin kini melipat tanganya di dada, dengan satu tangannya mengetuk bibir seraya berpikir, jungkook hanya memperhatikan setiap perubahan ekspresi pada bocah di depan sana, sampailah ia melihat senyuman terpancar di wajah manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paman | Kookmin ✓
Romance[✓] Umur hanya seonggok angka yang tak menentukan batas seseorang untuk mencinta, maka mencintai dengan perbedaan umur yang jauh bukan menjadi penghalang dari segala cinta yang dimiliki.