"Mau kemana kamu bang?" tanya adiguna saat melihat si sulung menuruni tangga dengan jaket bomber nya
"Biasa, abang mau main ke basecamp"
"Uh? basecamp?"
Mereka berdua menoleh saat mendengar pertanyaan bernada polos dari si bungsu yang baru saja muncul dari dapur dengan chaerin
"Abang basecamp itu apa?"
"Tempat kumpul-kumpul sama temen-temen" jawab gama
"Uh adek mau ikut" ujar bintang
"Ngapain kamu ikut dek, gaboleh ini udah malem" larang adiguna
"Plis adek mau ikut abang gama, boleh ya ayah?" mohon bintang dengan wajah menggemaskan, yang ia tahu dapat meluluhkan sang ayah
"Pwease..."
Adiguna memejamkan matanya, tak mau melihat wajah menggemaskan si bungsu dan berakhir luluh lalu menuruti kemauan bungsunya.
"Ayah~"
"Fine! kamu boleh ikut abang, tapi jangan macam-macam disana" ujar adiguna, tidak tega dengan wajah memelas itu
"Yeayyy!!" pekik bintang, lalu berlari masuk kamar untuk mengambil jaket nya
"Kok dibolehin sih yah?"
"Lemah hati ayah kalo diserang begitu gam" jawab adiguna memegang dada mya dramatis, membuat chaerin memutar bola matanya malas
"Ingat jangan pulang malam-malam bang"
"Iya bund"
Dan tak lama, datanglah bungsu adiguna dengan jaket kebesarannya dan juga sebuah beanie dikepala yang membuatnya semakin menggemaskan
"Ayo abang"
Gama mengangguk, lalu menuntun sang adik untuk keluar setelah berpamitan pada orang tua mereka.
"Loh kok tempatnya kayak gini sih bang?" bingung bintang saat sampai ditempat yang disebut 'basecamp' oleh abangnya, ternyata adalah sebuah gedung tak terpakai yang menyeramkan menurutnya.
"Lah emang ini tempat kumpul abang sama temen-temen dek, udah ah ayo masuk kamu pasti suka"
Gama langsung menarik tangan sang adik, lalu membawanya masuk. Dan benar saja, detik itu juga mata bintang membulat saat melihat suasana didalam gedung tak terpakai itu sungguh diluar perkiraannya didalam gedung ini seperti di timezone. Banyak permaian disana, bahkan ada meja billiard ditengah-tengah yang kini sedang dimainkan oleh lintang dan juga juna.
"Uwahh..."
"Gimana? seru kan?" tanya gama
"Um! ini kayak timezone" senang si mungil, dengan mata yang bergulir kesana kemari mengagumi ruangan itu.
"Adek mau main boleh?"
"Tentu boleh dong, sana main aja yang adek mau. Abang mau maen kerambol sama kiming"
Bintang mengangguk cepat, lalu mulai berjalan untuk mencari permainan yang ia ingin mainkan, sedangkan gama berjalan mendekati kiming
"Lu bawa bintang kesini bang?"
"Hm, maksa pengen ikut" jawab gama
"Manteplah bang, jadi ada bahan buat cuci mata"
Gama hanya menggelengkan kepalanya pelan, lalu membantu menyiapkan papan kerambol.
Sedangkan disisi lain, bintang tengah sibuk memasukkan bola basket ke dalam ring yang bergerak. Pekikan senang ia keluarkan saat bola oren itu berhasil masuk pada ring, senyum manis nya tak pernah luntur karena bola basket yang ia lempar terus saja masuk kedalam ring
"Yuhuuu" pekik si manis saat mendapat skor yang lumayan tinggi, membuat seisi basecamp itu tertawa gemas...kecuali seorang remaja dominan yang kini sedang duduk di sofa sana, siapa lagi kalau bukan langit, dia hanya memutar bola matanya malas lalu fokus pada ponsel nya.
Setelah puas bermain basket, kini si mungil memainkan pump it up. Kaki mungilnya begitu lincah kesana kemari menginjak papan berwarna warni mengikuti istruksi di layar, dengan sebuah lagu yang mengiringi setiap pijakannya.
"Yah...kalah" lesunya, dan karena sudah lelah bermain, si manis berjalan ke arah sofa lalu mendudukan dirinya disamping langit yang masih fokus dengan ponsel nya.
Bintang mencuri lirik, ingin menyapa tapi takut dimarahi lagi. Tapi ia penasaran kenapan kakak pemarahnya itu tidak ikut bermain dengan yang lain.
"Kakak pemarah kenapa tidak ikut main?" tanya bintang, tapi langit tak menjawab, dan tetap fokus pada game online nya.
"Apa kakak pemarah lagi sakit gigi?"
"Ish...kok kakak diem mulu sih?"
"Ck! bisa diem gak sih lo!" kesal langit tanpa menoleh
"Ish...makanya jawab pertanyaan bintang, dasar kakak pemarah"
"Gue gak pemarah!" ketus langit, menatap tajam bintang yang sekarang mempoutkan bibirnya
"Lah itu ngomongnya gitu, terus muka kakak juga serem. jadi bintang gak salah kan..." polos bintang
Langit berdecak, lalu kembali fokus pada game nya. sedangkan bintang menggeser duduk nya agar lebih dekat dengan langit, si manis penasaran...apa sih yang dimainkan kakak pemarahnya itu
"Kakak lagi main apa?"
"Minggir! gue gak bisa liar layar hp gue bangsat!" kesal langit saat kepala bintang menyembul dan menutupi layar ponsel nya
"E-eeh..maaf kakak"
"Bisa gak duduk nya gausah deketan gini, gue risih tau gk!"
"Enggak bisa, bintang mau liat kakak main hp" ucap bintang duduk mepet, sampai langit terhimpit sudut sofa.
"Ayo main lagi kak, bintang mau liat"
Langit menghela nafas kasar, lalu memainkan kembali game online nya mengabaikan seorang bocah disampingnya yang juga ikut melihat nya bermain.
"Kakak namanya langit ya?"
"Kalo udah tahu kenapa masih nanya!"
"Ih kakak nya marah marah mulu, kakak punya darah tingi ya?" polos bintang
"Ck! lo bisa diem gak sih?! gue jadi gak fokus maen game!" kesal langit
"I-iya maaf..."
Langit kembali berdecak kesal, memfokuskan kembali atensinya pada layar ponsel
Sedangkan bintang hanya diam memperhatikan, sesekali mencuri pandang pada kakak pemarahnya itu yang jika dilihat dari dekat seperti ini, tampan nya luar biasa...
Tapi 10 menit kemudian, matanya berkedip sayu dan semakin lama semakin berat, ia mengantuk...dan akhirnya terpejam dengan helaan nafas teratur bersandar di bahu langit.
Sedangkan langit, jelas saja kaget. Tapi tak berniat memindahkan, karena kasihan. Dan pemandangan itu tak luput dari semua orang yang ada di basecamp, mereka tersenyum kecil melihatnya
'Bisa nih kayak nya...bintang & langit'
Haiiiiiiii
Gimana?
Voment ya
Next Chap?
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY UNIVERSE ( KOOKGA )✔
FanfictionKetika Langit tak menginginkan Bintangnya, lalu apa yang harus Bintang lakukan? Haruskah Bintang pindah pada Angkasa? This KookGa Lokal! Dom! Jungkook Sub! Yoongi Start : 01-12-2023 Final : 18-04-2024 ⚠DILARANG UNTUK MENJIPLAK!! PLIS HARGAI USAHA OR...