Malam kedua di turki, mereka memutuskan untuk BBQ-an di halaman villa yang luas itu. Tadi sehabis dari jalan-jalan, chaerin sempat mampir ke supermarket membeli bahan masakan dan juga beberapa daging berkualitas tinggi, dan tentu saja harga nya sangatlah mahal.
"Ayah, ini simpen dimana?" tanya si bungsu pada sang ayah, yang tengah sibuk mengurus panggangan.
"Simpen di situ aja dek"
"Oke!"
Si manis berjalan mendekati meja kecil, dan menyimpan arang yang sudah jadi itu disana. Ia berbalik dan kembali mendekati sang ayah
"Ada yang bisa adek bantu lagi gak?" tanya bintang
"Eum...kayaknya enggak ada deh, kamu istirahat aja ya disana tuh sama bunda"
"Tapi adek pengen bantuin" cicit si manis dengan bibir terpout menggemaskan yang membuat pria dewasa itu tertawa geli
"Gausah dek, ini udah hampir selesai kok. imi cuma tinggal masukin arang terus kasih api biar ngeluarin bara"
Si manis mengangguk lesu, menuruti sang ayah untuk duduk diam di kursi.
"Bunda, adek bantu ya"
"Gausah dek, nanti tangan kamu kena pisau"
"Uh? tapi kan adek bisa hati-hati bund"
"Bunda tau, tapi tetep aja gakboleh dek" ucap chaerin sambil memasukan beberapa sayuran potong pada baskom
"Masa semua orang kerja, tapi adek nggak. Adek kan jadi gak enak bunda"
"Kkk, gak apa-apa sayang.Kamu cukup diem dan tunggu dagingnya mateng hm?"
Bintang, bungsu adiguna itu hanya bisa mempoutkan bibirnya kesal dengan tangan yang menumpu kedua pipi tembam nya.
"Ngomong-ngomong, kak langit kemana? kok bintang gak liat ya"
"Dia pergi ke suatu tempat dulu, katanya mau ambil pesenan" jawab chaerin
Remaja manis itu mengangguk acuh, dan memilih menjatuhkan kepala nya pada meja dengan bola mata yang bergerak liar memperhatikan mereka yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Tak lama matanya membulat lucu saat melihat langit sudah kembali dan sekarang tengah berjalan kearahnya.
Chup!
"Kenapa bibirnya monyong gitu hm?" gemas nya menjawil bibir terpout itu pelan
"Bintang gak boleh bantu-bantu"
"Yaudah turutin aja, sayang. Toh ini juga buat kebaikan kamu kan?" ujar jungkook duduk di sebelah kekasih mungilnya
"Tapi bintang ngerasa gak enak kak"
"Gak apa-apa, mereka juga gak keberatan" lembutnya, jemari panjangnya masuk kedalam sela-sela rambut si manis lalu mengelusnya sayang
Bintang menoleh pada langit, lalu menyenderkan kepalanya pada dada bidang pria itu
"Kakak udah dari mana? kok gak bilang sama bintang sih?" tanya si manis penasaran, seraya memainkan jemari langit
"Aku abis ngambil barang pesenan"
"Barang apa kak?"
"Ada deh, nanti kamu juga tau" jawab langit dengan jahil menoel hidung mancung si manis, sedangkan si empunya mendengus
"Udah jangan kesel gitu, nih makan coklat aja Tadi aku sempet mampir dan beli"
Mata si manis berbinar, lalu merebut coklat itu dari tangan langit dan di dekap erat.
"Makasih kakak"
"Kok makasih dong sih, kiss nya mana?"
Bintang terkekeh kecil, lalu menangkup wajah langit untuk ia bawa menunduk dan...
Muach!
"Hehe, makasih"
Bungsu adiguna itu mengangguk, kembali memfokuskan dirinya pada coklat pemberian pria itu. Sedangkan langit hanya menggelengkan kepalanya, lalu pamit untuk membantu adiguna memanggang daging.
Mereka sengaja memanggang daging langsung semua sekaligus agar nanti tidak repot harus memanggang lagi jika harus menuntut satu persatu.
Hingga akhirnya, piring besar itu terisi penuh oleh potongan daging yang begitu menggugah selera.
"Selamat makan semuanya"
Mereka semua mengangguk, langsung menyerbu daging juicy itu dengan lahap termasuk si manis sampai pipi bakpau itu semakin mengembung karena berisi daging.
"Pelan-pelan dek" tegur adiguna, sedangkan yang di tegur hanya tersenyum menggemaskan
Pria paruh baya itu tak bisa marah, dan hanya bisa menggelengkan kepala nya pelan.
Setelah selesai, mereka semua kembali masuk ke dalam villa karena cuaca juga semakin dingin. Adiguna dan leo mengobrol di ruang tamu, biasa masalah kerjaan. Chaerin pergi ke kamar karena sudah ada janji untuk menelpon sahabatnya.
Sedangkan para remaja tampan itu sedang bermain PS di salah satu ruangan. Dengan si manis yang sibuk memakan popcorn, memperhatikan mereka main.
"Mau coba?" tawar langit
"Nggak ah, bintang gak bisa"
"Coba dulu, siapa tau kamu bisa biar nanti main bareng" ujar langit, tapi si manis tetap menggeleng
"Hah...oke oke"
Langit, remaja tampan nan cool itu kembali ke tempat duduknya. Tangannya kembali lihai menari diatas console game nya, dengan mata tajam fokus pada layar di depan.
Mereka main hampir 5 jam, dan langit memutuskan untuk berhenti karena melihat sang kekasih sudah terlelap dengan posisi duduk
"Gue mau tidurin bintang dulu, kasian dia"
"Sana tidurin, tapi jangan diapa-apain" ujar gama tanpa menoleh
"Tenang aja bang"
Dengan perlahan, langit membawa si manis dalam gendongan bridal nya lalu berjalan menuju kamar miliknya dan si manis.
"Nghhh...k-kak"
"Maaf, sshh tidur lagi sayang" tenang jungkook, karena si manis terbangun akibat pergerakan nya
Si manis yang memang sangatlah mengantuk hanya mengangguk, dan mendusal pada dada bidang yang lebih tua.
Langit bernafas lega, lalu mengeratkan pelukannya. Ia tersenyum, tak sabar untuk hari esok karena mungkin akan menjadi hari yang bersejarah bagi dirinya, dan mungkin juga untuk bintangnya
"Kuharap kau menyukainya"
Chup!
"Mimpi indah sayang nya langit"
Hallo guys
Menuju ending nih😚
Next Chapter?
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY UNIVERSE ( KOOKGA )✔
FanfictionKetika Langit tak menginginkan Bintangnya, lalu apa yang harus Bintang lakukan? Haruskah Bintang pindah pada Angkasa? This KookGa Lokal! Dom! Jungkook Sub! Yoongi Start : 01-12-2023 Final : 18-04-2024 ⚠DILARANG UNTUK MENJIPLAK!! PLIS HARGAI USAHA OR...