20

521 61 2
                                    

Semakin malam, bukan nya semakin sepi...tapi malah semakin ramai. Ruangan remaja manis itu kini ramai oleh canda tawa yang dilontarkan teman-teman sang abang yang masih stay disana dari tadi sore sampai malam seperti ini, apa mereka tidak punya rumah apa bagaimana..

Padahal sudah disuruh pulang oleh sang abang, tapi mereka semua kekeh untuk stay disana. Ia sih tidak masalah, tapi kalau keluarga mereka mencari bagaimana?

"Kalian semua gak mau pulang? ini udah malem loh...nanti keluarga kalian nyariin" ucap bintang, dan mereka semua hanya tertawa kecil menanggapinya

"Kenapa kalian ketawa? emang nya ada yang lucu dari ucapan bintang barusan?"

"Enggak, cuma lucu aja sama muka kamu bin" jawab bumi, diangguki semuanya. Sedangkan si manis hanya mengerucutkan bibirnya kesal

"Ini udah jam 9, mendingan lo semua balik sana"

"Lo ngusir kita gam?" tanya varo, dan gama hanya mengangguk mengiyakan

"Jahat banget anjir"

"Justru gue baik nyuruh kalian balik, ini udah malem...nanti nyokap ama bokap kalian nyariin kan repot" ucap gama

Mereka semua menghela nafas, dan terpaksa menganggukan kepalanya.

"Yaudah kita semua balik dulu bang, besok pulang sekolah kita kesini lagi" ucap lintang

"Hm, terserah kalian aja...tapi mungkin adek gue udah bisa pulang besok, jadi dateng aja ke rumah"

Mereka semua mengangguk, satu persatu berpamitan pada bintang lalu keluar dari ruangan unit darurat itu, hingga menyisakan gama dan si manis saja yang kini tengah mengedipkan matanya sayu karena mengantuk

"Kalau ngantuk tidur dek, jangan ditahan"

Bintang menoleh, terus menggeleng...menghadirkan kerutan heran dari gama.

"Kenapa? itu mata kamu udah 5 watt adek"

"Enggak, nanti abang gak ada temen nya" jawab bintang, dan gama hanya mendengus mendengarnya

"Gakpapa, tidur aja. Abang mau maen game, jadi gak akan bosen"

Bintang yang mendengar itu menganggukan kepalanya, lalu memejamkan mata yang sedari tadi sudah berat ingin terpejam, dengan dengkuran halus setelahnya.

Gama tersenyum lembut, lalu menyelimuti sang adik sampai dada nya. Tak lupa mengecup sayang kening sempit itu sebelum berjalan menuju sofa.





Tengah malam, bintang terbangun karena ingin pipis. Ia melirik sekitar dan melihat jika sang abang tengah tertidur pulas
disofa sana, meringkuk seperti udang.

"Kasihan kalau bangunin abang" gumamnya, ia dengan perlahan duduk lalu turun dari ranjang meski susah karena harus menjaga cairan infusnya.

Tepat saat kakinya ingin melangkah, pintu ruangannya terbuka...dan terpampanglah wajah seorang remaja dewasa yang menatap datar padanya dengan sekantung kresek buah jeruk.

"Mau kemana?"

"U-uh, bintang mau ke toilet kak...kebelet pipis" jawab bintang gugup karena tak percaya jika langit datang menjenguknya

"Sini gue bantu"

"G-gak usah kak, bintang bisa sendiri kok" tolak si manis dengan gelengan pelan nya.

Langit hanya memutar bola matanya malas, lalu dengan perlahan memegangi tangan bintang yang terdapat cairan infus, suskes membuat si manis diam dengan jantung berdegup kencang.

"Kenapa diem? ayo jalan"

"U-uh, iya kak"

Dengan perlahan kaki kecilnya melangkah, diikuti langit yang dengan lembut memegangi tangannya sampai di depan pintu toilet.

"Makasih kak" ucap bintang lalu masuk kedalam toilet untuk menuntaskan hasrat buang air kecilnya.

Sekitar 5 menit kemudian, si manis keluar...dan agak kaget karena ternyata langit menungguinya disana.

"Udah selesai?" tanya nya

"Udah kak, kakak ngapain disini? apa mau pipis juga?"

"Gue nungguin lo" singkat langit, dan sebelum si manis membuka suaranya...tubuhnya sudah di gendong bridal oleh langit yang membuat lengan putih bintang refleks memeluk leher langit.

Keduanya saling pandang sebentar, sebelum bintang memutuskan pandangannya kesamping dengan bibir yang ia gigit karena gugup. Langit hanya tersenyum tipis melihatnya, lalu berjalan pelan menuju ranjang dan membaringkan bintang disana perlahan.

"M-makasih kak"

"Hm"

Bintang hanya diam memainkan jemarinya, sedangkan langit diam karena tidak tahu harus bicara apa...

"Ekhem! ini gue bawain jeruk keprok buat lo. Terlambat sih, tapi lebih baik gitu daripada enggak sama sekali" ujar langit menunjuk kantong kresek berisi buah jeruk keprok yang tadi ia bawa

"Makasih banyak kak. eum...kalau boleh tahu, k-kakak tau dari mana bintang suka jeruk keprok?"

"Abang lo yang cerita"

Bintang mengangguk mengerti, lalu mengambil satu buah jeruk itu untuk dimakan...sekaligus menghargai pemberian dari langit

"Sini gue kupasin" ucap langit saat melihat tangan mungil begitu susah membuka cangkang jeruk.

Dengan ragu, bintang memberikan jeruk itu pada langit yang langsung diterima cepat oleh remaja dominan itu. Tangan besarnya begitu lihai mengupas kulit jeruk yang menempel bersama daging buahnya. Setelah semuanya bersih, langit memberikan jeruk itu pada bintang.

"Makasih kak" tulus si manis, lalu memakan satu potong jeruk itu dalam diam dan merasakan cairan manis yang membasahi tenggorokannya dengan nikmat.

"Eum, kak langit mau?"

"Gak, gue gak suka asem" jawab langit, tetap dengan wajah tanpa ekspresinya

"Gak asem kok kak, ini manis...sini cobain"

Langit terdiam sebentar, lalu membuka mulutnya menerima suapan dua potong jeruk dari si manis, ia mengunyahnya sampai cairan itu meletus memenuhi mulutnya dengan rasa manis membasahi tenggorkan nya.

"Enak kan kak?" tanya bintang dengan mata kucing berbinar

"Lumayan" singkat langit, tapi kembali membuka mulutnya mengkode si manis untuk kembali menyuapi buah oren itu.

Bintang terkekeh kecil, lalu kembali menyuapi si kakak kelas pemarahnya itu dengan pelan. Bahkan kembali mengupas satu buah lagi karena si tampan keenakan disuapi si manis, bahkan kini ia duduk bersandar pada nakas dengan tangan yang fokus bermain game, dan mulut terbuka terutup menerima suapan si manis.

"Kakak doyan ternyata"

"Udah diem jangan banyak bicara, fokus aja suapin gue" balas langit tanpa menoleh karena fokus pada layar ponsel, sedangkan si manis mendegus kesal tapi tetap menyuapi langit.

Dan tanpa mereka sadari, ternyata ada sepasang mata yang sedari tadi memperhatikan interaksi mereka berdua dari balik jendela pintu ruangan si manis dengan alis menukik tak suka. Kepala nya berfikir ini dan itu, memperkirakan kemungkinan-kemungkinan apa saja selama dia tak ada ditanah kelahirannya.

'Apa mereka pacaran?'










Hai gengs
Gimana?
Voment ya
Next Chap?
TBC.

MY UNIVERSE ( KOOKGA )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang