Matahari telah membenamkan cahaya nya lalu berganti dengan terangnya bulan. Di bumi terlihat sebuah mansion yang begitu besar, di ruang kerja mansion tersebut Harka sedang duduk di kursi dengan kaki yang berlabuh di atas meja. Ia termenung mengingat pertemuan sore tadi dengan zilia.
"Siapa gadis itu??" Gumam harka flashback pada pertemuan sore tadi.
Tok, tok, tok..
"Malam tuan muda" ucap Hans mengetuk pintu kerja dan berjalan kesamping harka.
Harka beralih melihat Hans dan menurunkan kakinya dari atas meja
"Bagaimana? Sudah dapat?" Ucapnya melihat map coklat yang di bawa oleh Hans.
"Semua informasi tentang nona itu ada di dalam tuan". Hans memberikan mapnya.
Ya, sore itu saat di dalam mobil harka meminta kepada Hans mencari informasi tentang gadis yang di tabraknya. Walaupun Hans tidak mengetahui gadis yang di maksud tuan nya, namun tugas itu bukan hal yang sulit. Bagi Hans mencari informasi seseorang yang bahkan tidak tahu wajahnya saja hal yang kecil baginya. Dia hanya perlu melihat CCTV disekitar tuan nya, maka dengan sekejap mata informasi sudah di tangan nya.
"Ceritakan padaku" ucap harka sambil membuka map yang di berikan Hans.
" Nona itu bernama Preety Elizabet Brazilia, panggilanya zilia anak dari Alm. barra Brazilia, seorang pengusaha yang cukup terkenal di kalimantan. Nona zilia di usir oleh keluarga dan warga karna di anggap sebagai anak sial setelah kematian seluruh keluarganya. Nona di anggap penyebab kematian keluarganya. Di kota ini, nona zilia hidup sebatang kara. Namun...."
Hans menghentikan ucapannya dan melihat harka
Harka melihat Hans tidak suka
"Kenapa berhenti, lanjutkan Hans."
"Namun, perilaku masyarakat disini pun sama halnya dengan masyarakat dikampung halaman nona zilia. Nona zilia menanggung hinaan, Bullyan, dan cemoohan orang orang di sekitarnya sendirian.".
Harka mengepalkan tanganya hingga memutih, wajahnya mengeras. Ntah mengapa ada rasa sesak di dadanya mendengar cerita yang di sampaikan oleh hans.
"Nona zilia mendapatkan beasiswa selama bersekolah dan kuliah. Nona juga bekerja part time untuk mencukupi kehidupan nya."
Harka mengerutkan kening, merasa heran dengan kemampuan tubuh zilia. Mampu bertahan hidup dalam situasi lingkungan seperti itu.
" Dimana gadis itu bekerja hans!?" Ucap harka penasaran
" Setelah saya menelusuri, ternyata nona zilia bekerja di salah satu caffe milik tuan, tepatnya di caffe Cendana yang baru tuan resmikan 3 bulan lalu".
"Wahhhh... Ternyata kamu lebih dahulu mendekat padaku rupanya " harka tersenyum devil sembari melihat photo cantik zilia
"Tapi kenapa aku tidak melihat nya saat peresmian?". Heran Hans mengingat ingat kembli hari peresmian tersebut.
" Saat itu nona zilia belum bekerja tuan. Nona bekerja setelah dua hari peresmian caffe" timpal Hans.
Harka melihat Hans sambil mengangguk angguk.
"Hans, kau bilang tadi bahwa gadis ini sedang berkuliah? Ceritakan padaku!"
" Iya tuan muda, nona zilia dulu pernah cuti 1 tahun karna biaya. Nona bekerja keras agar mendapatkan beasiswa, hingga akhirnya sekarang nona sudah memasuki perkuliahan semester 4 di bidang IT. Fakta yang mengejutkan lagi ternyata nona zilia berkuliah di salah satu universitas dimana donatur terbesarnya adalah tuan muda.
"Wahhh..... Ternyata dirimu benar berada disekitar ku rupanya. Hans jadikan aku dosen dimana gadis itu belajar". Seringai Hans memandang kembali photo zilia.
"A apa??" Kaget Hans.
Harka memandang Hans dengan tatapan tajamnya.
" Maksud saya, baik tuan"
Hans berlalu dari ruangan tersebut sembari menghubungi seseorang.
Bagaimana Hans tidak kaget, selama ini tuan nya itu sangat malas untuk berbicara panjang, sekarang malah meminta dirinya untuk dijadikan dosen. Ditambah nanti pastinya Bakal banyak wanita yang menginginkan wajah tampan dan tubuh sempurna nya itu.
"""""
Jam sudah menunjukan pukul 8 pagi, zilia sudah duduk di dalam ruang yang sebentar lagi menjadi tempat berbagi ilmu. Satu persatu orang mulai memenuhi ruangan tersebut. Suara gemuruh keributan tiba tiba terdengar, Zilia yang duduk paling sudut belakang hanya fokus dengan bukunya, tidak ingin memperdulikan kericuhan yang terjadi di dalam kelas tersebut. Hingga akhirnya terdengar suara bariton yang memabukkan para wanita di ruangan itu.
"Selamat pagi semua, saya harka yang akan menjadi pengajar kalian pada mata kuliah ini" ucap harka dengan cool nya.
Semua wanita di ruangan itu sangat terbius dengan sesosok pria di hadapan mereka. Mendadak kelas tersebut menjadi semangat untuk belajar, yang biasanya mereka Acuh tak acuh dengan pelajaran. Tapi lihat sekarang, semua orang fokus pada objek yang ada di depan. Ada yang mengelap liurnya, ada yg menganga, ada yang kegatelan, semua lengkap di situ.
Zilia menengadahkan kepalanya, ia melihat dosen barunya itu melihatnya cukup lama. Ia mengerutkan kening nya.
"Dia.... Orang yang bertabrakan dengan ku semalam kan? Kenapa disini?"
Harka mengedarkan pandanganya mencari sesuatu, hingga tatapan mereka bertemu.
"Ketemu... Sudah ku bilang, kita akan bertemu lagi. sekarang dan seterusnya" seringai harka masih saling pandang dengan zilia.
Zilia memutus kontak mata dengan Harka, ia kembali menundukkan kepalanya fokus dengan bukunya.
Zilia tidak sadar bahwa harka berjalan menuju nya, padahal suara riuh di kelas terdengar karna harka melewati kursi-kursi mereka. Hingga akhirnya terdengar suara dosen barunya itu di telinga zilia.
"Kamu, sebutkan namamu".
Zilia melihat sumber suara itu, ia terkejut ntah sejak kapan pria itu berada di samping nya. Zilia melihat ke samping yang lain untuk memastikan bahwa yang di mintai jawaban adalah dirinya.
" Nama saya preety Elizabet Brazilia, pak". Ucap zilia sopan
" Kamu, pindah duduk dekat saya". Ucap harka sambil berjalan menuju kursinya di depan.
"A apa?!". Ucap zilia terkejut
![](https://img.wattpad.com/cover/356318568-288-k95330.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Ingin Hidup
Romancepreety elizabeth Brazilia, biasa di panggil zilia merupakan wanita berumur 20 tahun yang baru memasuki perkuliahan di semester 4 pada salah satu universitas indonesia. awalnya Zilia anak dari konglomerat. Namun kebahagiaan dan keceriaanya musnah set...