AMARAH DAN PENGAKUAN CINTA

18 8 0
                                    

*Flashback On*

Harka masih menggendong zilia dalam dekapannya, bola mata itu tak henti-henti memandangi wajah sempurna istri tercinta. Begitupun dengan zilia, ia menatap wajah tampan bak patung dengan ukiran tegas diseluruh tubuh pria yang menggendongnya. Hati mereka kini sedang berbunga-bunga, namun ungkapan satu sama lain belum ada terdengar.

Langkah kaki harka semakin dekat menuju pintu rumah, mereka tidak mengetahui ntah apa yang ada dibalik pintu itu. Saat harka memasuki rumah, langkahnya terhenti dan wajah yang awalnya penuh dengan senyuman berubah menjadi wajah menyeramkan. Zilia yang melihat perubahan harka pun mengikuti arah pandang suaminya. Disitu zilia melihat dua orang wanita yang tak lain adalah willy dan chealse.

Zilia sedikit menggerakkan tubuhnya dari gendongan harka, ia menggeliat meminta harka menurunkannya, namun tatapan zilia masih tertuju pada dua wanita itu. Terlihat dari wajah mereka sama sekali tidak ada keramahan yang terlihat ketika melihat dirinya.

Setelah harka menurunkan zilia, ia menatap Willy dan seketika wajah harka mengeras, ia mengepal tanganya sekuat mungkin hingga jari-jari itu memutih. Sementara Willy tersenyum pada harka, ia berjalan menghampiri harka dan merentangkan tangannya.

"My boy, I Miss you. Kemarilah". Ucap Willy ingin menggapai harka.

Namun dengan cepat harka mengangkat tanganya memberi kode agar Willy tetap berada pada tempatnya.

Mendapat penolakan tersebut, Willy merasa kecewa, ia terlihat kesal pada harka. Kemudian dirinya menoleh ke arah belakang menatap chealse, ia memberi kode agar wanita modis itu memberi sapaan pada harka. Chealse yang mendapat arahan itu merasa antusias, dengan senang hati dirinya menghampiri harka.

"Hy honey, I Miss you". Chealse dengan berlari kecil ingin menghampiri harka, namun sedetik kemudian ia tersentak mendengar bentakan seorang lelaki yang sedang didambakan.

"Tetaplah ditempatmu jalang!". Bentak harka pada chealse

"Why?? Aku sangat merindukan mu, ayolah". Sambung chealse ingin bergerak ke arah harka. Namun sedetik kemudian lagi ia berhenti.

"Kau ingin kakimu ku patahkan hah!!!". Bentak harka lagi.

Zilia yang mendengar dan melihat kemarahan harka begitu terkejut. Dirinya sampai terlonjak dan memegangi dadanya, namun dirinya berusaha agar tidak terlihat ketakutan. Harka memang sering membentaknya dulu, tapi tidak pernah dirinya berkata sekeras dan semarah ini. Kemarahan harka yang seperti ini baru pertama kali dirinya lihat.

Sementara chealse yang mendapat penolakan sangat kesal dan marah, ia tidak terima dengan harka yang lagi-lagi menolaknya. Tidak ada satupun siasat dirinya yang mengenai harka. Bahkan kali ini pun tidak.

"Honey..." Ucap chealse.

"kau tidak pantas dengan kata itu, hanya istriku yang berhak. Wanita jalang seperti mu hanya mengotori kata berharga itu!". Ucap harka dengan amarahnya.

Zilia yang mendengar bahwa dirinyalah yang berhak dengan kata itu merasa bahagia. Ia tidak menyangka bahwa suaminya itu benar-benar menghargai dirinya. Namun yang menjadi pertanyaan dibenak zilia sekarang adalah, siapa kedua wanita itu. Karena zilia sama sekali tidak mengetahui orang-orang yang ada disekitar harka.

Chelase yang mendengar kalimat itu semakin marah, ia menatap zilia dengan penuh kebencian. Kemudian ia menatap harka.

"Kenapa kau pilih dia harka, aku yang mencintaimu, aku juga yang mendambakan mu, aku yang selalu didekatmu dari kita masih kecil, lalu kenapa kau tidak memilihku, hiks,hiks". Chealse memulai dramanya dihadapan harka. Sementara harka yang melihat itu merasa muak dengan perilaku manipulatif wanita itu.

Hanya Ingin HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang