KESAKITAN ZILIA

40 8 0
                                    

Mobil yang di kendarai Hans telah memasuki gerbang kampus,  Kendaraan roda empat itu berhenti tepat didepan gedung belajar dimana zilia mengais ilmu. Hans keluar dari mobil dan dirinya berputar untuk membuka pintu zilia.

"Silahkan nona muda". Ucap Hans mempersilahkan nona muda barunya itu untuk keluar.

Zilia tampak gelagapan, tidak menyangka harka dan asistennya itu membawa dirinya tepat didepan kerumunan. Ia memegang pelipisnya, pusing dengan respon mahasiswa/mahasiswi diluar mobil itu.

"Ya tuhaaan..... Kenapa mobil indah ini berhenti didepan mulut-mulut harimau dan buaya.... Habislah aku diterkam saat keluar dari sini.". Batin zilia sambil sesekali celingak-celinguk melihat kondisi.

Harka yang melihat tingkah zilia merasa heran. Mengapa wanitanya itu terlihat sangat cemas dan takut, ia tahu bahwa zilia adalah korban bullying di kampus. Tapi dirinya tidak tahu bahwa bullying yang zilia alami adalah bullying berat. Harka hanya tahu dari cerita Hans, bahwa zilia dibully karena miskin dan pembawa sial, dirinya mengira bahwa zilia hanya menerima bullying kata-kata.

"Hei zia, apa yang kau tunggu? Apa kau menunggu kiss morning dariku? Hmmmm...?. Celetuk Hans sembari mengeluarkan seringainya.

Zilia terkejut, cepat cepat ia keluar dari mobil itu. Sementara Harka tergelak melihat tingkah zilia.

"Hahah, kau sangat lucu ziaku". Ucap harka masih tergelak melihat tingkah zilia.

"Terimakasih tuan Hans". Ucap zilia menundukkan kepala dihadapan Hans.

"Terimakasih kembali nona muda. Satu hal lagi, nona muda tidak perlu memanggil saya dengan sebutan tuan. Cukup panggil nama saya saja, Hans".

"Tidak! Bagaimana mungkin saya bisa memanggil nama tuan".

"Saya adalah asisten sekaligus sekretaris tuan muda harka, dan tuan muda adalah suami nona muda. Sudah sepantasnya nona memanggil saya dengan sebutan nama".

"Tapi..."

"Tolong nona jangan membantah atau saya akan laporkan ini pada tuan muda".

"Menyebalkan sekali pria ini". Batin zilia kesal, ingin rasanya menonjok wajah tampan itu, tapi dirinya masih waras dan masih ingin hidup.

"Baiklah Hans, saya masuk dulu"

"Silahkan nona dan ingat terus kata-kata tuan muda saat didalam mobil tadi".

Zilia mengangguk, sebenarnya hatinya melongos menahan kesal terhadap dua pria itu. setelah mobil itu meluncur pergi, Zilia berbalik badan ingin memasuki gedung, ia melihat orang-orang yang ada di didepanya. Tampak wajah-wajah yang menganggap dirinya remeh, terlihat juga gerombolan orang -orang seakan akan menggunjing dirinya. Ada juga yang menatap dirinya dari atas sampai bawah.

"Tenang zilia, fokus...., Tunjukan kamu tidak terpengaruh dengan tatapan mereka".  Zilia menormalkan wajahnya seperti sedia kala, wajah yang tanpa ekspresi. Ia berjalan melewati orang-orang yang menatapnya sinis. Sayu-sayu dirinya mendengat ejekan yang sangat menyakitkan hati.

Heyy... Lihat, dia mendapat sugar Daddy kaya sepertinya.

Pasti pria kaya itu berhasil masuk jebakan wanita penghibur ini

Iiuuuu semoga laki-laki itu tidak terkena sialnya....

Zilia tidak perduli dengan perkataan orang-orang itu, ia tetap berjalan dengan menengadahkan kepalanya seolah-olah tidak terpengaruh dengan hinaan mereka.

Terlihat tiga orang wanita sedang melihat apa yang terjadi, dari mobil itu berhenti sampai zilia masuk kedalam gedung. Ya itu adalah monic, Sisil dan Della. Geng pembuli nomor satu yang diketuai oleh monic.

Hanya Ingin HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang