Runtuhnya Pertahanan Zilia

118 13 0
                                    

"ma..maaf pak"

Zilia secepat kilat bersimpuh di kaki harka menundukkan kepalanya, ia memejamkan mata dan meremas jari yang tertengger di lutut.

"Beraninya kau!!"
Harka bangkit dari duduknya, ia mengepalkan jari menatap zilia dengan tatapan membunuh yang dimiliki.

Hans berjalan mendekat, ia menarik kasar zilia agar bangkit, ia sudah mengangkat tangan kananya ingin menampar zilia.

"Hans, CUKUPP!, apa yang ingin kau lakukan!".

Harka membentak Hans yang ingin menganiaya seorang wanita yang sedang ia incar.

"Maaf tuan, wanita tidak becus seperti ini harus diberi pelajaran".

Hans menundukan kepala dihadapan harka, tidak bisa dipungkiri wajahnya menahan kesal dan amarah karena baru ini tuanya itu menghentikan dirinya berbuat sesuatu, apalagi ketika memberikan pelajaran pada orang yang mengganggunya.

"Biar aku yang mengurusnya Hans"

Harka mendekati zilia, Dilihatnya wajah yang masih tertunduk itu sedang menangis. Air mata mengalir di pipi putih dan mulus namun tidak ada Isak tangis yang keluar, tidak terlihat emosi dari raut wajah cantik itu.

Harka semakin mendekat sementara zilia terpaku ditempatnya seperti paku yang sudah ditancapkan. Kini mereka berdua sudah berhadapan dengan zilia yang masih memandang lantai, sementara Harka terus menatapnya.

"Hans, panggil manager caffe ini!"
Titah harka kepada Hans sambil terus memandang wajah cantik di hadapannya.

Zilia spontan mengangkat kepala memandang harka, terlihat perubahan raut wajah yang awalnya menahan emosi, namun sekarang tergambar kecemasan.

"Pakk... Tolong jangan panggil manager saya, saya masih ingin bekerja disini pak..."

Zilia secepat kilat kembali berlutut di kaki harka, memegangnya dengan erat.

"Minggir kau!!"

Harka menendang zilia, namun wanita itu masih kokoh dengan pegangannya.

"Hans! Cepat panggil!"

"Baik tuan"

Hans sudah berbalik badan memegang handel pintu ingin keluar, namun secepat kilat Zilia berlari ke arah Hans dan beralih memegangi kaki Hans.

"Tolong tuan... Jangan lakukan ini, saya akan melakukan apapun asal jangan adukan saya, saya mohon....".

Zilia tidak bisa mengontrol raut wajahnya lagi, bodo amat dengan pendirian dirinya untuk selalu terlihat kuat, yang dia inginkan sekarang adalah bagaimana caranya agar tetap mempertahankan pekerjaanya.

"Menjauhlah nona!"

Hans berusaha tidak berlaku kasar pada zilia karna permintaan harka, namun sepertinya wanita itu tidak mau mendengar hingga akhirnya Hans mendorong kuat bahu wanita yang berlutut dikakinya hingga terjatu. Namun secepat kilat zilia bangkit lagi dan kembali memeluk kaki Hans. Hans mendorong kembali wanita malang itu, namun kali ini pegangan zilia sangat kuat hingga sulit untuk menjatuhkannya.

"Nona membuatku kehabisan kesabaran!"

Hans kembali mengangkat tangan, sudah melayangkannya ingin mendaratkan ke wajah zilia, tiba-tiba harka menahan tangan Hans.

" Sudah ku bilang jangan melakukan ini, Hans!"

Wajah harka sudah mulai mengeras, terlihat bahwa majikan nya itu sudah bergetar menahan emosinya.

"Maaf tuan, saya tidak bisa menahan kebiasaan saya" ucap Hans dingin.

Tok, tok, tok...

Hans membuka handel pintu, ia menerima paper bag dari seseorang kemudian menyuruh orang tersebut untuk pergi dengan gerakan tanganya.

Hanya Ingin HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang