"Bobo sayang ayo satu suap lagi ya" rayu xiaozhan dengan sabar setelah menghabiskan waktu lebih dari 2 jam untuk menyuapi bayinya, yang baru makan 5 suap.
"Mmmpph cukup ge,,, yibo kenyang" rengeknya.
Dengan menutup mulut dengan kedua tangannya sambil menggeleng pelan. Setelahnya yibo kembali menyusupkan kepalanya ke pepotongan leher pria yang memangkunya.
"Ya sudah tapi minum dulu obatnya"
"Nggak mau pahit, yibo mau tidur" gumamnya dengan menguap.
"Hei minum obatnya, baru tidur"
"Nggak mau paaahiiiit"
"Siapa bilang, ini manis kok"
"Boohoong" gumamnya semakin pelan kala matanya kian memberat.
"Hei jika bobo tidak mau minum obat, gege tinggal saat tidur loh!" ancamnya.
Namun bukan balasan yang xiaozhan dapatkan, melainkan hembusan nafas teratur juga dengkuran halus yang menyapa indra pendengarannya.
Xiaozhan menghela nafas. Seumur hidupnya baru kali ini ia menghela nafas sebanyak ini, ia menggeleng pelan dan sedikit terkekeh geli, dimana hidup damai juga monotonnya kini sedikit berwarna.
Xiaozhan kembali mengangkat sendok di depannya, dan meneruskan makan di piring yibo yang masih tersisa setengahnya.
Xiaozhan makan dengan khidmat meski ada yibo yang menjadi bayi koala di dekapannya, sesekali bocah itu mengigau tak jelas, dan xiaozhan hanya menepuk-nepuk punggung sempitnya agar tidurnya semakin lelap.
Selesai makan xiaozhan pun bangkit dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya, membaringkan baby koalanya perlahan, kemudian menyelimutinya dengan selimut sampai ke dada, tak lupa membelai rambutnya dengan sayang, memberikan kecupan di dahi, sebelum keluar untuk membersihkan rumah.
Tak lama yibo terbangun karena guling hidupnya hilang, ia mengerejapkan matanya yang terasa perih dan berair, melihat kesekitar ternyata gegenya tidak ada.
Yibo jadi teringat sebelum dirinya benar-benar terlelap, gegenya bilang mau meninggalkannya karena tak mau minum obat.
Yibo kira pria jangkung itu hanya menggertak saja, tapi beneran di tinggal dong.
"Huwaaa gege!"Tangisnya kuat.
Bahkan suaranya sampai terdengar oleh xiaozhan yang baru saja akan mendudukkan pantatnya di sofa di tengah rumah setelah membersihkan seisi rumah.
Tapi urung karna bayinya bangun dan menangis, menghela napas lelah xiaozhan berjalan gontai menuju kamarnya dan menemukan jika bocah itu tengah menangis sesenggukan dengan ingus yang keluar masuk dari lubang hidungnya.
Xiaozhan dudukan pantatnya di tepi ranjang, sebelah tangannya merangkul tubuh bergetar itu dalam dekapan, dan menyandarkan kepala bayinya di dadanya.
Sebelah tangannya yang terbebas terulur untuk menyentuh kening juga lehernya, yang ternyata sangat panas. Jelas anak itu tengah demam ditambah menangis.
"Huhhfffttt"
"Gege jangan pergi" lirihnya dengan suara serak.
Xiaozhan tidak menjawab, ia hanya mengelus kepalanya sejenak sebelum bangkit keluar kamar. Melihat gegenya pergi, yibo kembali rewel.
"Huwaaa gege! Gege!"
Tak lama berselang xiaozhan kembali lagi dengan segelas air putih, baskom berisi air, handuk kecil juga obat tentunya.
"Ayo yibo sekarang minum obat ya" ucap xiaozhan dengan sangat sabar, menyodorkan obat di tangannya.
Dan yibo akhirnya mau menurut, dengan syarat xiaozhan tidur bersamanya dan tidak meninggalkannya saat ia tidur.