16❤️‍🩹

619 57 10
                                    

Tubuhnya gemetar hebat, keringat dingin telah membasahi sekujur tubuhnya yang telungkup. Airmata terus mengalir membasahi pipi, mata sembab dengan wajah memerah sempurna. Dia berbisik lirih dengan putus asa.

"Mamaaa... Hiks.... Hiks..."

"Sssttt... Jangan takut, aku akan memasukkan secara perlahan-lahan" bisiknya diakhiri kekehan.

"Akh!"

"Uhhh kau sangat sempit sayang... Mnnhh"

"Tolong! jangan pa- akh!" kata-katanya terhenti saat benda keras itu terus memaksa masuk kedalam dinding rektum nya.

"Uhh kau menjepitnya, sangat kuat"

"Tidak! Kumohon!"

"Jangan!"

"TIDAK!" Manik coklat kepedaran itu akhirnya terbuka lebar dengan nafas memburu.

Keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya yang masih gemetar. Netra aswad itu menelisik ke sekitar, ruangan bernuansa putih biru dengan bau obat-obatan yang khas itu terlihat sepi. Melihat dirinya hanya seorang diri, aliran sungai kecil semakin deras mengalir membasahi pipi.

Dia merangkul kedua lututnya erat, menenggelamkan kepalanya diantara tangan, kemudian menangis sejadi-jadinya.

Ceklek...

Pintu di buka, masuklah 2 sosok dewasa berbeda pakaian kedalam, dengan salah satunya duduk di kursi roda, pria dalam kursi roda itu nampak panik, dan hampir saja ia berlari, menghampiri satu-satunya orang yang sedang meringkuk di atas ranjang. Jika tidak langsung di tahan oleh suster yang mendorong kursi rodanya.

"Bobo sayang..." Panggilnya setelah duduk di tepi ranjang. Membelai surainya lembut dengan kekhawatiran yang kentara dari mimik wajahnya.

Sementara suster yang mengantarnya langsung pergi dari sana tanpa kata. Sudah tidak mengherankan lagi baginya melihat drama pasien yang satu ini.

Yang di panggil segera mengangkat wajahnya, sedetik kemudian pemuda yang tengah menangis itu menerjang pria di hadapannya, memeluknya erat.

"Gege... Bobo takut huwaaaaaa"

"Gege disini sayang, maaf tadi gege meninggalkan mu sendirian" sesalnya.

"Gege jangan tinggalin bobo hiks.. hiks"

"Maaf"

Xiaozhan dengan sabar menenangkan yibo, yang menangis semakin kuat di dadanya. Inilah yang akan terjadi setiap kali dia meninggalkan bocah itu tidur sendirian.

selama satu minggu ini keduanya di rawat di ranjang yang sama, itu karena yibo tidak bisa tenang, jika tidak dalam dekapan hangat gegenya. Anak itu akan selalu mengikuti kemanapun xiaozhan pergi, baik saat pemeriksaan, sampai ke kamar mandi pun dia akan mengikutinya.

Dia benar-benar tidak mau sendirian tanpa sang kakak di sampingnya, meskipun ada orang lain disana. Padahal para teman dan tetangga xiaozhan, sudah berusaha untuk dekat dengannya, tapi yibo tetap tidak mau melepaskan gegenya barang sedetik saja.

Huhhfffttt

Jika saja beberapa saat lalu, xiaozhan yang di haruskan melakukan ronsen untuk memeriksa luka dalamnya, tidak pergi mungkin anak itu tidak akan seperti ini sekarang. Ya mau bagaimana lagi dia juga terpaksa pergi, karena yibo terlihat sangat pulas dalam tidurnya.

Jadi ia tidak tega jika harus membangunkannya, lagi pula mungkin prosesnya tidak akan lama, pikirnya. jadi iapun pergi diam-diam bersama perawat yang menjemputnya, meninggalkan yibo tidur sendirian diranjangnya. Xiaozhan pikir dia akan kembali tepat sebelum bocah itu bangun, tapi ternyata dugaannya salah.

My Little Bobo (Zhanyi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang