Xiaozhan memperbaiki posisi duduk bayinya, dari duduk menyamping menjadi duduk berhadapan dengannya, kemudian meraih jemari lentiknya dan mengecupnya sekilas, dengan saling mengunci tatap.
"Bobo percayakan sama gege?" tanyanya hati-hati.
Yang di tanya hanya mengangguk kecil sebagai jawaban. Tapi tak lama, yibo seperti bunga yang layu, tetesan embun berjatuhan dari manik indahnya, tanpa suara.
"Bobo sayang..." Panggilnya lembut
"Bobo takut ge" cicitnya, masih dengan kepalanya yang tertunduk, tak berani menatap langsung netra aswad didepannya.
Xiaozhan menghela nafas pelan, tangannya terulur untuk meraih dagu bayinya, agar mau bersi tatap dengannya. Tapi anak itu tetap tidak mau menatapnya, yang ada, mata terpejam itu terus mengairi sungai kecil yang terbentuk di pipi cubbynya.
"Jangan menangis sayang,,,, gege sakit melihatnya"
Xiaozhan merasa hatinya diremas-remas, melihat kesayangannya yang begitu menderita oleh sesuatu yang terus dipendam nya sendiri. Meski yibo tidak pernah bercerita tapi xiaozhan tahu, sesuatu pasti telah terjadi padanya. Pelecehan yang di alaminya pasti meninggalkan jejak trauma mendalam baginya.
"Apa yang kau takutkan yibo?"
"Hiks... Hiks bobo takut gege pergi,,, tolong jangan pergi ge... Tolong jangan lepaskan bobo hiks...hiks"
Xiaozhan membawanya dalam pelukan, berusaha untuk menenangkan anak itu agar mau bercerita.
"Gege tidak akan pernah meninggalkan mu, jadi jangan takut. Gege akan selalu bersama dengan bobo sampai maut memisahkan." Yibo mengeratkan pelukannya, ia tak mau berpisah, bahkan saat maut menjemput pun ia tak mau berpisah.
"Jadi bobo harus bercerita agar gege bisa menyembuhkannya"
"Bagaimana caranya?" Tanyanya polos.
Yibo bertanya-tanya tentang bagaimana cara gegenya menyembuhkan perut buncitnya. Pikirnya.
"Kita akan tau setelah bobo menceritakannya" jawabnya tenang.
Tapi yibo kembali bungkam, yang mana itu membuat xiaozhan tak tahan. Sudah lama sekali dia ingin melakukan ini, sebelumnya xiaozhan berpikir seiring berjalannya waktu bocah itu akan terbuka dengan sendirinya, tanpa harus ia tanyakan apa yang selama ini menjadi mimpi buruknya.
Namun nyatanya setelah berbulan-bulan tinggal bersama, yibo masih saja memendam semuanya sendirian, dan xiaozhan tak bisa menunggu lebih lama lagi, dia tak mau bayinya terlarut dalam luka lama terus menerus. Karnanya, jika yibo tak mau bicara sendiri maka dia akan membuatnya bicara dengan caranya
"Sayang...." Ucapnya lembut, membelai surainya perlahan, penuh kasih sayang.
"Maafkan gege... Hanya ini caranya"
Xiaozhan kemudian menarik tengkuk yibo dan melahap bibir penuhnya dengan agresif dan kasar. Yibo terbelalak, serangan tak biasa ini membuatnya teringat masa lalunya, di mana orang itu juga melakukan hal yang sama dengan yang xiaozhan lakukan saat ini. Yibo mulai memberontak, tubuhnya gemetar, ketakutan. Bayang-bayang saat dirinya di setubuhi orang itu berputar layaknya kaset rusak di otaknya.
"Mmmp.. tol- mmmpph" yibo menjerit putus asa dalam ciuman panas mereka.
Yibo terus meronta-ronta bahkan disaat xiaozhan telah berhenti menciumnya dan menatapnya penuh luka.
"Tolong! Lepas!" Pekiknya putus asa. Air bening itu terus keluar dari pelupuk manik indahnya.
Xiaozhan menitihkan air matanya tanpa sadar, hatinya bergemuruh sakit melihat kesayangannya, menderita seperti itu, dari body languagenya, xiaozhan dapat membayangkan bagaimana iblis itu menganiaya bayinya sedemikian rupa.