"Mala...." ucap Raka kembali mendekati Mala.
Raut wajah Raka terlihat kecewa mengetahui hanya Tangannya yang bergerak tapi matanya masih terus menutup.
Karena Raka memiliki keyakinan bahwa wanitanya akan segera tersadar dari tidur panjangnya. Raka mengurungkan niatnya untuk pergi bekerja, memilih terus menemani Mala. Ia ingin ketika Mala tersadar nantinya dirinyalah yang pertama dilihat.
Suara jam dinding terus berbunyi, bau khas dari obat-obatan menguar kuat. Hingga matahari terbenam, dipojok brangkar rumah sakit sana terdapat seorang gadis yang masih tertidur lelap.
Hujan telah berhenti, menyisakan setitik embun diujung daun yang terus membasahi bumi. Tangan lelaki itu terus tergerak mengelus surai gadisnya, mata yang biasanya menatap tajam dan penuh kemarahan kini tengah terpejam.
Raka tersenyum sambil memainkan sehelai rambut Mala,
"Mala, apa yang kamu lakukan padaku?" gumamnya dengan tatapan yang tidak berhenti menatap wajah damai gadisnya.
"Sepertinya aku mulai mencintaimu! dan mengapa aku mencintaimu sampai seperti ini, rasanya aku bisa gila jika kamu benar-benar pergi." lirih lelaki itu, mata tajam bak mata elang yang tidak pernah ada orang yang berani menatapnya kini meneteskan air mata. Raka tidak bisa membayangkan hidupnya tanpa kehadiran seorang Mala.
Tidak peduli gadisnya masih mencintainya atau tidak, itu tidak penting. Jika Mala tetap terus bersamanya, itu sudah lebih dari cukup.
Raka tersentak ketika mendapati raut wajah Mala yang seketika berubah, sepertinya gadisnya tengah mimpi buruk. Tangannya beralih mengusap pelan air mata Mala, bahkan dalam tidur pun gadisnya menangis.
Merasakan usapan pada matanya, seketika mata coklat pekat itu terbuka yang membuat Raka tersenyum lebar.
"Kamu sudah bangun?"
Mala tidak menjawab, dan dengan kasar ia menepis tangan lelaki itu.
"Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Mala sambil berusaha untuk bangkit, namun nyeri lukanya sungguh menyiksa.
Senyum lebar Raka berubah menjadi wajah kebingungan. Bertanya-tanya kenapa sikap gadisnya berubah padanya.
"Aku minta maaf sama kamu! Aku tau aku salah!" ucapnya terus memegang tangan Mala meminta maaf.
Mala memalingkan wajahnya enggan menatap wajah Raka, sambil mengusap air mata mengingat semua hal buruk maupun baik yang telah terjadi dalam hidupnya. Dan tak pernah terbayangkan oleh Mala bahwa mencintai Raka adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya.
"Aku minta maaf! Aku bener-bener minta maaf" ucap Raka memohon pengampunan Mala.
Mala menepis tangan Raka kasar.
Pintu ruangan terbuka, keluarga Mala begitu bahagia melihat Mala yang sudah sadar.
"Sayang!" panggil Tari memeluk putrinya yang masih terbaring diranjang. Mala membalas erat pelukan itu menangis sejadi-jadinya.
"Mala mohon sama mama suruh lelaki itu keluar dari sini!"
Betapa kagetnya semua orang yang ada disana mendengar penuturan Mala.
"Aku minta maaf sama kamu la! Aku tau aku salah"
"Mala mohon ma keluarin dia!" ucap Mala sambil terus menangis.
"La kamu jangan gitu, aku mohon La!"
"Keluar!"
Brayn menepuk pelan punggung menantunya, mengajak halus Raka keluar dari ruangan Mala.
"Raka minta maaf ga bisa jagain Mala" ucap Raka tertunduk duduk bersampingan dengan ayah mertuanya.
"Papa tau kamu ga cinta sama Mala! Dan papa memaklumi itu karena pernikahan kalian bukan karena cinta melainkan sebuah perjodohan. Tapi papa kecewa karena kamu hanya menjadikan putri papa sebagai istri kontrak kamu" ucap Brayn lembut.
"Raka minta maaf pa"
"Kalau kamu beneran ingin mengakhiri pernikahan ini papa ikhlas dan terima. Kamu boleh mengajukan gugatan cerai itu"
"Ga pa! Raka ga mau pisah sama Mala!" jawab tegas menolak saran dari Brayn.
"Terus mau kamu apa?!"
"Raka cinta sama Mala!" ucapnya yang mampu membuat Brayn tersenyum.
"Dan Raka janji akan membuat Mala kembali mencintai Raka, karena Raka tau Mala sudah dulu mencintai Raka! Tapi dengan bodohnya Raka malah menyia-nyiakan cinta Mala".
"Apa pun keputusan kamu papa dukung selagi itu baik untuk kalian berdua"
Sungguh baik hati Brayn yang masih mengijinkan seorang lelaki berandalan yang sudah begitu menyakiti putrinya untuk kembali berjuang mendapatkan hati Mala. Karena menurutnya semua orang bisa salah tapi cinta yang tulus tidak pernah kalah.
Bersambung...
Ditunggu vote dan komen-komen baiknya🤗

KAMU SEDANG MEMBACA
AMALA
Ficção AdolescenteNigista Amala Pradivtha merupakan gadis cantik jelita dan penuh keceriaan. Tapi kehidupannya harus berubah seratus delapan puluh derajat ketika ia menikah dengan cinta pertamanya. Seorang pria bernama Kalendra Raka Bimantara. Raka, sosok pria yan...