Bab 4. Piano

133 77 14
                                    

Haloo lagiii readers kuu

gimana kabar kalian? semoga sehat yaa

sebelum membaca, seperti biasa bantu vote yahh hehe💗

"Alan hanya ingin bebas, Ayah...."
-Athalan Fernando

"-Athalan Fernando

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐚HAPPY READING🐚

Jam sudah menunjukan pukul 13.00, waktu dimana hari sudah semakin siang dan sudah waktunya Athalan pulang. Bel sekolah pun kembali berbunyi....

Kriiiiing!

Kriiiiiingg!

Setelah bel berbunyi, para siswa dan siswi yang berada di dalam kelas menjadi riuh karena merasa senang akhirnya waktunya mereka pulang.

Setelah itu, para siswa dan siswi tersebut berlari berhamburan pergi keluar kelas menuju gerbang sekolah. Masing-masing dari mereka langsung mendekat ke orang tua mereka yang sudah menunggu anaknya di depan gerbang sekolah.

Athalan hanya berdiri terdiam di dekat gerbang, siswa dan siswi berlalu-lalang melewati Athalan. Athalan terdiam karena ia hanya bisa melihat teman-temannya yang lain, yang di jemput oleh Ayah ataupun Ibu mereka. Bahkan, ada juga yang bisa pulang bareng bersama dengan temannya. Tapi, sayangnya Athalan tak pernah merasakan itu dan ia hanya bisa menyaksikan teman-temannya.

Kemudian, netra Athalan teralihkan dengan seorang pria memakai Jas berwarna hitam sambil melambaikan tangannya padanya dengan senyuman yang berada di wajah pria tersebut. Apakah pria tersebut adalah Ayah Athalan?

Jawabannya....

Bukan.

Pria tersebut adalah supir pribadi Athalan, yang memang ditugaskan oleh Ayah Athalan untuk bisa mengantar dan menjemput kemanapun Athalan pergi. Tanpa Ayahnya itu harus repot-repot mengantar jemput Athalan. Karena bagi Ayah Athalan, itu cukup merepotkan.

Athalan tersenyum ke arah sang supir, kemudian ia berjalan mendekat ke arah sang supir tersebut.

"Om Zaki emang gak capek antar jemput Alan terus?" tanya Athalan. Athalan menengadahkan kepalanya ke atas dan matanya mengedip-ngedip dengan polosnya.

Athalan mendongakkan kepalanya karena tubuh Supir pribadinya itu pastinya lebih tinggi dari Athalan. Athalan suka memanggil sang supir dengan sebutan 'Om Zaki.'

ISI LAUTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang