Bab 25. Tanda Terima kasih

57 24 4
                                    

🐟HAPPY READING🐟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐟HAPPY READING🐟

Sesampainya di sana, mereka semua langsung di kagetkan dengan yang mereka lihat di depan mata.

Ikan-ikan segar yang biasanya para nelayan suka tangkap, sekarang ini pada naik dari permukaan air. Ikan-ikan tersebut semakin banyak yang keluar dari permukaan air hingga pada terkapar di pasir pantai.

"Wahh ikannya banyak banget, ayo Ibu-ibu! Bapak-bapak! ambil ikannya!" sorak sorai salah satu warga. Mereka dengan semangat langsung mengumpulkan Ikan-ikan tersebut, ada yang langsung mengambil ember lalu di kumpulkan di sana. Terutama para nelayan yang tadinya sedikit mendapat ikan, kini bisa dengan bebas mengambil ikan-ikan itu.

Lagi-lagi Maisie secara diam-diam memperhatikan mereka dari jarak yang cukup jauh. Maisie tersenyum, karena ini memang rencananya. Sebagai ucapan terima kasih pada para manusia itu yang sudah membantu membersihkan sampah yang ada di laut.

Maisie tahu, manusia-manusia tersebut memang suka sekali dengan ikan-ikan yang kini sedang mereka punguti. Maisie bisa tahu karena, dirinya melihat nelayan yang suka menangkap jenis ikan itu.

Athalan sebenarnya sedikit khawatir, ia ragu. Apa tidak apa-apa jika seperti ini?

Tapi, keraguannya langsung menghilang saat menyadari adanya Maisie dari kejauhan. Yang kini, Maisie sedang melambaikan tangan ke arahnya sambil tersenyum.

Ini pasti ulah Maisie.

Secara diam-diam, Athalan beranjak pergi dari sana untuk menemui Maisie.

***

"Maisie, ini ulah Maisie ya?" tebak Athalan pada Maisie yang kini sudah ada di hadapannya.

Masih dengan senyuman, Maisie langsung menjawab, "Iya Alan, hehe. Ini sebagai tanda terimakasih Maisie pada mereka."

"Emang Maisie gak sedih kalau teman-teman ikan Maisie dimakan manusia kayak Alan?" Athalan bertanya dengan maksud menguji Maisie.

Dengan perasaan jujurnya, Maisie langsung menjawab dengan nada ceria, "Sedikit sedih, tapi pas melihat manusia-manusia itu gembira. Maisie jadi ikut seneng!"

Jawaban yang berhasil membuat Athalan puas, Athalan jadi tersenyum cerah. Hal itu, membuat Maisie jadi terdiam menatap wajah Athalan yang sudah menunjukkan deretan gigi putihnya.

"Alan, kalau kata Maisie, Lebih baik Alan senyum kayak gitu terus deh."

Athalan memudarkan senyumannya, kini berganti ekspresi menjadi bingung. "Kenapa gitu?"

"Soalnya, Alan biasanya wajahnya galak. Kayak hiu!" seru Maisie di bagian akhir ucapannya.

Athalan mendelik jengkel. "Kenapa Alan di sebut hiu terus sih?"

ISI LAUTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang