Vote + komen banyak-banyaaak🙈
🐴HAPPY READING🐴
Alan... tolong....
"Maisie, lihat, Alan punya--"
Praang!!
"Maisie?!" kedua matanya membelalak terkejut.
Mendengar suara tuannya ada di belakang. Dengan sontak ia langsung melepas tangannya dari leher Maisie. Jantungnya sudah berdebar, keringat dingin sudah muncul di sekujur tubuhnya.
Athalan langsung menghampiri Maisie yang sudah lemas, tubuhnya bergetar sambil terbatuk-batuk. Maisie meraup udara dengan rakus, tubuhnya jadi terasa sakit. Melihat itu, darah Athalan terasa mendidih, ia tidak suka melihat Maisie jadi terluka karena ulah pembantunya.
Athalan duduk di sisi kasur Maisie. Lalu menarik tubuh lemas Maisie agar bersandar di tubuhnya.
"Anda jangan salah paham," ujar pembantu itu yang sedang berdiri di hadapannya.
"Jangan salah paham? apa maksud kamu?" tanya Athalan dengan nada rendah disertai lirikan tajam. Athalan melirik ke depan, ia sama sekali tidak menemukan titik rasa bersalah dari pembantunya. Baru pertama kali, Athalan marah seperti ini.
Pembantu itu baru pertama kali mendapat lirikan tajam seperti itu. Dirinya merasa tidak terima, kenapa gadis gelandangan seperti itu harus di bela?!
"Itu karena salahnya, sebab itu saya menyerang. Nona sudah menghina anda, jadi sudah tugas saya untuk membela anda," sergah pembantu tersebut.
Kata-kata itu berhasil membuat Maisie semakin kesal. Kalau dirinya tidak lemas sekarang, pasti tangannya akan langsung bergerak mencakar wajah pembantu itu.
Hingga, sebuah ide di kepalanya pun muncul.
"Menghina saya seperti apa?" Athalan bertanya dengan suara rendahnya. Matanya menyorot tajam pada pembantu itu, ia tidak mau sampai pembantu itu berbohong. Kalau sampai bohong, dirinya akan sangat marah.
Mendapat tatapan tajam seperti itu, membuat tubuhnya bergidik ngeri. Mulutnya berusaha menjawab, "No-Nona bilang--"
Uhuk! uhuk! hoeek....
Athalan langsung menolehkan kembali kepalanya melihat Maisie. Namun, matanya membelalak terkejut saat Maisie batuk darah. Telapak tangan Maisie penuh dengan bercak darah.
Apa-apaan itu? padahal gue cuma nyekik dia doang, batin sang Pembantu merasa heran.
"Saya tidak ingin memiliki seorang pembantu yang tidak memiliki sifat manusiawi. Jadi maaf, kamu saya pecat," keputusan tegas dari Athalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISI LAUTAN
FantasyPROSES REVISI Seorang Anak laki-laki bernama Athalan yang selalu penasaran dengan hal-hal unik seperti membahas makhluk mitos, contohnya mermaid, peri, elf dan lain-lain. Namun, Ayahnya sangat tidak menyukainya. Ayahnya bersikap seperti membenci dir...