Bab 10. Pentas Piano

116 57 12
                                    

🐰HAPPY READING🐰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐰HAPPY READING🐰

"Alan," panggil Layla.

"Iya?"

"Terimakasih, ya. Udah nolongin aku," jawab Layla seraya tersenyum.

Athalan membalas senyuman Layla. "Sama-sama, sesama teman udah seharusnya saling tolong menolong," katanya.

"Aku mau tanya. Kok, Alan jarang On chat? Kemarin aku chat juga gak di balas," tanya Layla penasaran.

Yang ditanya seketika menjadi bingung harus menjawab apa. Tidak mungkin, kan, bilang ponselnya sedang di sita oleh Ayahnya? Karena pasti nanti di tanya lagi 'Di sita gara-gara apa?' Ia bisa malu.

"Alan, kok diem?"

"Oh, itu karena Alan lagi banyak kesibukan. Jadi, maaf, ya. Alan gak sempet bales."

Layla mengangguk paham atas penjelasan Athalan. "Oh, gitu ternyata. Oke, aku paham kok."

Diam-diam Athalan menghela napas. Ya tidak salah juga, sih, dengan jawaban Athalan. Karena, Athalan memang benar-benar sibuk karena les, apalagi harus latihan piano untuk pentas piano nanti.

***

Akhirnya, hari yang di nanti-nantikan tiba. Kini, Athalan dan Ayahnya sudah berada di New York. Dibandingkan dengan rasa takutnya, justru Athalan senang Ayahnya menemani dirinya. Athalan pikir, Ayahnya itu akan sibuk lagi dengan pekerjaan sehingga tidak menemani dirinya selama pentas di New York.

Bukan hanya Athalan dan Ayahnya saja yang ke sana, tapi juga ada Zaki untuk menjaga Athalan jika Ayahnya itu sedang pergi atau sibuk karena urusan pekerjaan, Dan sebagai pengganti Bi Wulan tentunya.

Athalan, Edgar dan Zaki berjalan menuju kamar hotel untuk bersiap-siap. Athalan tersenyum ketika tangannya digandeng oleh Ayahnya. Setelah sekian lama, baru kali ini Ayahnya itu mau menggandeng tangannya.

Setelah bersiap-siap, barulah mereka menuju Carnegie Hall. Di situlah Athalan akan menunjukan permainan pianonya kepada penonton.

Alan pasti bisa, semangat Athalan dalam hati.

Edgar dan Zaki sudah duduk di kursi penonton. Kursi penonton yang berada di dalam ruangan itu sudah mulai penuh diisi. Ada juga lima Pianis lain yang tampil, untungnya, ada juga yang berasal dari indonesia. Jadi, setidaknya Athalan ada teman, kan?

Athalan sempat berbincang sedikit dengan Ken. Seorang Pianis asal Indonesia yang kebetulan seumuran dengannya.

kelima Pianis itu sudah tampil, sekarang giliran Athalan yang tampil menunjukan permainan pianonya pada para penonton.

ISI LAUTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang