Bab 30. Alergi

51 24 0
                                    

Abseeen siapa yang masih setia baca Isi Lautan??👆

"Semoga setan yang merasuki Alan segera pergi."
-Maisie Coraline

🦋HAPPY READING🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋HAPPY READING🦋

Esok harinya, Athalan mulai merencanakan mengenai butik itu nanti. Athalan mulai merancang, hal-hal apa saja yang di butuhkan. Pastinya, Athalan juga butuh bantuan dalam kegiatan bisnis itu nanti. Ia butuh seorang karyawan, tapi sebelum memulai Athalan harus belajar lebih banyak lagi terlebih dahulu.

Setelah beberapa jam Athalan menyibukkan dirinya dengan buku, akhirnya ia hentikan untuk beristirahat.

Matahari sudah semakin naik dan terik. Panasnya yang di pancarkan sang surya itu, semakin terasa. Athalan memutuskan untuk pergi ke beberapa toko perhiasan. Ia mencari batu aquamarine. Ternyata harganya jutaan rupiah bahkan ada yang menjual 10 juta. Dan sangat di sayangkan, batu aquamarine itu palsu, Athalan tahu pasti yang asli ciri-cirinya bagaimana.

Karena cuaca semakin terik, Athalan sudah merasa lelah dan memutuskan untuk menyerah mencarinya hari ini. Ia akhirnya pergi ke toko bunga, dan membeli buket bunga untuk ia beri pada seseorang.

Saat kakinya melangkah menuju mobil, langkahnya itu langsung terhenti saat melihat seorang Nenek yang sedang kesulitan menyebrangi jalan.

Karena merasa iba, Athalan memutuskan untuk membantu Nenek tersebut.

Saat Athalan berada di dekatnya, entah kenapa rasanya ia seperti mengenali nenek ini. Sepertinya pernah bertemu, tapi entahlah di mana.

"Mari Nek, saya bantu...," ucap Athalan dengan lembut. Athalan membiarkan Nenek itu untuk menggenggam lengan tangannya. Menuntun perlahan-lahan melewati jalan raya.

Sesampainya di seberang jalan, Nenek itu langsung tersenyum. "Terimakasih banyak Nak...," tutur sang Nenek.

Athalan membalasnya dengan anggukan dan senyuman. Saat mau beranjak pergi, sang Nenek menggenggam tangan Athalan. "Tunggu sebentar, ayo ikut nenek," ajak sang Nenek yang rambutnya sudah memutih.

Athalan sempat ragu, ia sedikit takut untuk mengikuti ajakannya. Tapi, isi kepalanya berusaha untuk tidak berpikiran negatif. Akhirnya, memutuskan untuk memenuhi ajakannya.

Athalan memasuki daerah jalan yang sempit, di pinggiran jalan sempit itu ada beberapa orang-orang yang tidur yang di alasi kardus dengan pakaian yang sudah koyak. Pakaian yang seharusnya tidak pantas dipakai lagi. Bahkan, ada seorang Anak kecil yang yang sedang tidur sambil memeluk perutnya.

ISI LAUTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang