Bab 15. Menemukan

135 58 84
                                    

"Akhirnya, Alan menemukannya!"
- Athalan Fernando

"Akhirnya, Alan menemukannya!"- Athalan Fernando

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🧜‍♀️HAPPY READING🧜‍♀️

"Kamu ngapain tengkurap di sana?" tanya Edgar terheran-heran dengan posisi Athalan yang lagi tengkurap di lantai.

Mendengar suara sang Ayah, perasaan Athalan menjadi tercampur aduk dengan rasa panik dan juga malu. Kalau dia bisa punya kekuatan menghilang, Athalan akan pakai kekuatan itu sekarang juga.

"Athalan."

Athalan langsung bangkit dari posisi terjatuhnya itu. Tangannya ia gerakkan untuk merapihkan pakaian yang ia pakai. "Eh Ayah, hm... Alan tadi lagi meluk lantai. Lantainya
unik," kata Athalan sambil tersenyum tipis dan menggaruk perutnya.

Mendengar jawaban Athalan, kedua mata Edgar lantas menyipit dan kedua alisnya tertekuk. Edgar bingung, apa selama ini Athalan itu memang aneh atau cuma perasaannya saja?

"Yasudah, terserah kamu," jawab Edgar. Kemudian, kakinya bergerak melangkah menuju lantai bawah.

Athalan dapat melihat jelas, sosok hitam yang kemarin malam, mengikuti Edgar dari arah belakang. "Ih ngikutin," Athalan berucap dengan spontan.

Edgar menghentikan langkahnya, kemudian kepalanya menoleh ke belakang untuk melihat Athalan. "Kenapa?" tanya Edgar dengan alis yang tertekuk.

"Eh, nggak Yah. Nggak kenapa-napa," gelagat Athalan dengan rasa panik. Sedangkan sang Ayah, hanya ber 'oh' ria saja.

Athalan langsung melangkah cepat menyusul Ayahnya. Dirinya sudah berjalan bersampingan dengan sang Ayah. Karena penasaran, Athalan bertanya, "Ayah, Ayah lihat nggak sosok yang ada di belakang Ayah?"

Mendengar pertanyaan dari sang Anak, Edgar langsung menoleh cepat ke arah belakang. Namun, ia sama sekali tidak melihat apapun di belakangnya. "Ka-kamu jangan nakut-nakutin Ayah!" tegur Edgar. Bagaimana ia tidak panik jika posisinya sekarang pukul tengah malam.

"Eh, maaf nggak bermaksud nakut-nakutin Ayah kok. Alan tadi cuma... bercanda," jawab Athalan dengan kekehan kecil di akhir ucapannya.

Edgar menggelengkan kepalanya. Lantas, kakinya melangkah di percepat. Rasa-rasanya, Athalan semakin lama semakin mirip dengan Ibunya. Itulah yang Edgar rasakan saat melihat sikap Athalan.

Ternyata Ayah gak bisa lihat dia, tapi kenapa waktu itu Ayah bisa lihat dia pas lagi di takutin ya?

Mungkin sosok hitam itu sengaja menampakkan diri, batin Athalan.

Karena merasa sedikit khawatir pada Ayahnya. Takut-takut sosok hitam tersebut sengaja menakut-nakuti Ayahnya lagi, Athalan langsung melangkah cepat untuk mengikuti langkah sang Ayah.

Edgar ke dapur untuk mengambil minum, sedangkan Athalan mengambil cemilan untuk mengganjal rasa laparnya.

"Ayah, Ayah cinta gak sama Ibu?" entah karena apa, bibir Athalan mengeluarkan kata-kata itu dengan spontan.

ISI LAUTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang