Vote dulu sebelum membaca💗
Jangan jadi silent reader ya, cuma tekan tanda bintang aja kok :)
★
♡
★
"Berusahalah jika ingin mendapatkan suatu tujuan yang ingin dicapai."
-Athalan Fernando🍃HAPPY READING🍃
Sejuknya embun pagi mulai menetes di tepi jendela. Matahari sudah mulai menampakkan dirinya. Langit gelap berwarna hitam berganti dengan kuning oranye karena cahaya matahari yang sudah mulai menyinari bumi. Sinarnya yang terang mulai masuk lewat celah-celah jendela.
Edgar terbangun dari tidurnya, ia meregangkan seluruh otot-otot tubuhnya yang terasa amat pegal.
Ketika dirinya sudah terbangun, Edgar terkejut saat tersadar bahwa ia tertidur di sofa ruang tamu depan televisi. Namun, ia pun segera ingat, bahwa ia tak sengaja tertidur lelap di sofa, bahkan pakaian kerjanya pun belum sempat ia lepas. Dan ada satu hal yang membuatnya aneh, mengapa ada selimut tebal yang menutupi tubuhnya? Siapa yang menyelimuti dirinya? Pikirnya.
"Rudi? Bukan, pasti bukan Rudi."
"Atau... Athalan?" tebaknya. Lantas, ia langsung menoleh ke lantai atas tepat di pintu kamar Athalan yang masih tertutup.
Ia mengusap wajahnya dengan kasar. Semalam rasanya sungguh melelahkan karena pekerjaannya yang menumpuk, sebab itu dirinya sampai tertidur akibat kelelahan. Sorotan matanya berhenti pada sebuah roti isi dengan secangkir teh tepat di atas meja depan matanya.
ART yang buatkan? Batinnya.
Ia mau memakannya, tapi ragu. Siapa tahu, kan, itu punya orang lain? Tapi, sepasang mata berhenti lagi ketika tersadar ada kertas kecil yang tertempel di samping makanan dan minuman yang sudah tersaji itu. Edgar langsung meraih surat kecil tersebut dan membacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISI LAUTAN
FantasyPROSES REVISI Seorang Anak laki-laki bernama Athalan yang selalu penasaran dengan hal-hal unik seperti membahas makhluk mitos, contohnya mermaid, peri, elf dan lain-lain. Namun, Ayahnya sangat tidak menyukainya. Ayahnya bersikap seperti membenci dir...