1 -- Loh? Kamu?!

929 104 10
                                    

.
.

Mereka berdua kini sedang mengeksplor hutan yang menjadi tempat mereka mendarat dari portal. Serta mencari salah satu dari mereka yang ada di dalam hutan.

Hutan ini tidak seperti hutan pada umumnya. Jika hutan lain memiliki warna yang dominan hijau, maka hutan ini dominan warna pink dan coklat.

Itu karena pohon-pohon yang berbentuk seperti sate dan kembang gula, berwarna coklat dan pink.

Juga, disini ada bunga-bunga raksasa berbentuk aneh. Hewan reptil seperti ular yang berbentuk mie, dan burung-burung yang berbentuk paha ayam.

"Seharusnya aku tidak memanggil kalian tadi," gerutu Halilintar.

"Nasibmu, Kak. Terima saja," ujar Solar.

Halilintar merotasi kan bola matanya. "Dan dimana si beruang kutub itu sekarang? Dia bodoh, masuk lebih jauh ke dalam hutan karena ingin mengejar burung ayam goreng saja!" lanjutnya.

"Kak Ice itu memang suka makan."

"Dan suka menyusahkan," Halilintar menghela nafas.

Mereka kembali melanjutkan perjalanan untuk mencari Ice, sampai mendengar suara teriakan seseorang.

"Itu seperti suara kak Ice, ayo kita kesana!" ajak Solar, Halilintar mengangguk.

Mereka mencari sumber dari suara tersebut, sampai menemukannya. Suara itu berasal dari Ice, dia sedang duduk berjongkok di tepi sungai.

"Ice? Hoi, apa yang kau lakukan?" tanya Halilintar.

Ice menoleh kebelakang, "Oh kalian, aku tadi melihat ular berbentuk mie ini. Lihat, kan? Dia lucu." Ice mengelus-elus ular.

Ice menggendong ular itu lalu berdiri menghadap kedua saudaranya.

"Buat apa kau menggendongnya?" tanya Halilintar.

"Tidak apa-apa, hanya ingin. Dia juga lucu." Ice kembali mengelus ular itu.

"Kalau disini ada kak Taufan atau kak Thorn, pasti mereka akan langsung lari," ucap Solar.

Solar hendak mengelus ular itu seperti yang Ice lakukan, tapi ular itu malah langsung melompat dan pergi.

"Eh? Kau mau kemana?" Ice mengejar ular itu. "Hoi, ular!"

"Kak Ice, jangan lari lagi!"

Akhirnya mereka kembali mengejar Ice....

.
~✿~
.

"Itu ... Istana?"

Ketika Ice berlari mengejar ular itu tadi, ia tak sengaja melihat sebuah istana di dekat gunung.

Ice menaikkan sebelah alisnya. "Apakah ini di dunia kerajaan?" gumamnya.

Ice memandang sekitarnya, ternyata suasana di hutan bagian ini berbeda dengan hutan bagian sebelumnya.

Di hutan ini, pohon-pohon kembali ke bentuk seperti yang Ice ketahui. Warnanya pun hijau, bukan pink ataupun coklat.

'ah ... Aku terlalu sibuk mengejar ular sampai tidak sadar kalau sudah memasuki bagian hutan yang lain....' batinnya.

Ice berpikir sejenak, 'biasanya, dimana ada kerajaan, disitu ada desa. Jadi ... Apakah aku harus mencari sebuah desa?' Ice membatin sambil berpikir.

Ice menggelengkan kepalanya, 'Kurasa ... Lebih baik memberitahu kak Hali dan Solar terlebih dahulu. Karna jika aku pergi lagi, mereka akan terus menerus mencari ku.' Ice membalikan badannya.

Pahlawan Antardimensi [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang