15 -- Kekuatan

299 45 21
                                    

.
.

Netra Ruby miliknya bercahaya, dia menatap pada sang adik pertama yang sedang memetik beberapa bunga di Taman Bunga Matahari itu.

Dia terlihat sangat bahagia, tangkai demi tangkai ia cabut. Indahnya kelopak yang berwarna kuning itu serta daun hijau yang segar menghangatkan suasana hatinya.

Sandyakala di langit terlihat jelas dan hampir menutupi Sang Mentari yang akan tenggelam. Senja, salah satu hal yang disukai lelaki dengan netra Silver itu.

Melihat sang adik yang nampak bahagia membuat ia ikut merasa bahagia juga. Senyuman tipis terukir di bibirnya, serta tatapan matanya yang melembut. Perlahan ia mendekati sang adik.

"Gamma."

Yang dipanggil menoleh, ia menatap bingung pada kakaknya. Kemudian membalikkan tubuhnya, dan tersenyum riang ke arah sang kakak.

"Ada apa?" Surai hitamnya bergerak karena terpaan angin.

Tidak menjawab, sang kakak malah mengalihkan atensi ke tiga tangkai bunga Matahari yang adiknya pegang. Merasa peka, 'Gamma' memberikan satu tangkai bunga Matahari kepada kakaknya.

"Untuk kakak!" Gamma tersenyum, matanya menyipit.

Sejenak, sang kakak terpanah dengan pesona adiknya itu. Background senja yang menghiasi membuatnya merasa lebih bahagia. Dengan senyuman, ia menerima bunga pemberian adiknya.

"Terimakasih." Tangannya bergerak untuk mengusap surai coklat milik Gamma.

Senja itu indah, tapi tahukah kamu apa yang lebih indah? Yaitu ketika kamu menyaksikan senja bersama orang yang kau sayangi, keindahannya akan bertambah dua kali lipat.

Bukan hanya indah, tapi suasana juga akan menjadi hangat. Ikatan antara dua orang yang saling menyayangi satu sama lain sangatlah kuat, itu menjadi bukti kehangatan yang mereka miliki.

Dengan kedua hal itu; keindahan dan kehangatan, pasti akan membuatmu bahagia. Benar kata orang, kebahagiaan memang bisa datang dari apa saja hal. Termasuk hal yang sederhana sekalipun.

Namun akan lebih bahagia lagi jika kita bisa terus melihat indahnya senja bersama orang yang kita sayangi, bukan?

Entah kenapa, sang kakak merasakan hal yang aneh ketika melihat senja kali ini. Ia berpikir, mungkinkah ini adalah senja terakhir yang akan dilihatnya?

Untuk menepis pikiran negatifnya tersebut, ia menggelengkan kepalanya. Tentu saja itu menarik perhatian Gamma.

"Kau kenapa, Kak Voltra? Apa ada yang salah?"

Ah, mungkin ia harus mengurangi aktivitas merenung dan berdiam diri di dalam kamar. Itu memicu pemikiran buruk terhadapnya.

"Tidak." Voltra mencoba yakin, kalau ia masih bisa menyaksikan senja lagi.

"Kapan-kapan kita kesini lagi, ajak adik juga." Gamma mengangguk.

Bagaimanapun, Voltra berharap ... Semoga ini tak menjadi senja terakhir baginya. Ia masih ingin merasakan keindahan, kehangatan, serta kebahagiaan saat melihat senja bersama orang yang ia sayangi.

Semoga saja ini benar-benar bukan yang terakhir....

.
~✿~
.

Solar sedang berdiri di atas kapal, memandangi langit yang menampakkan indahnya senja.

Sebelumnya, mereka memutuskan untuk meninggalkan Adu Du dan Probe di Pulau Hati. Daripada menenggelamkan mereka seperti usulan Halilintar, 'kan?

Pahlawan Antardimensi [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang