5 -- Mikir

454 67 21
                                    

Sorry klo ada typo~
.
.

Kelopak matanya terbuka, manik Aquamarine nya menatap pada hamparan laut biru yang ada dihadapannya.

Langit orange gradasi kuning serta suara burung berkicau menambah kesan tenang disana.

Surai biru muda miliknya bergerak mengikuti arah angin. Terdiam seolah memikirkan sesuatu yang menakutkan; dimana keluarganya hancur akibat perlawanan.

Sampai ia dikejutkan dengan panggilan dari kakaknya, ia menoleh.

"Kenapa, kak?" tanyanya.

"Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kamu melamun? Apa ada sesuatu yang salah?" tanyanya balik.

"Tidak, tidak apa-apa." Ia memaksa melukiskan sebuah senyuman di bibirnya.

Manik Orange milik kakaknya sedikit menyipit, alisnya tertaut seolah tidak percaya dengan jawaban adiknya.

Ia berkata, "Kamu bisa memaksakan senyuman mu, tetapi matamu tidak akan pernah bisa berbohong...." Ia berjalan mendekati adiknya.

"Kita saudara, tidak ada hal yang perlu disembunyikan diantara kita. Kamu bisa mengungkapkan apapun."

Manik Aquamarine nya sedikit meneduh, bersamaan ia membalikkan badannya. Menatap ke arah langit yang mulai membiru, pertanda malam akan datang.

Bibirnya sedikit terbuka, lalu ia berkata. "Aku ... Ingin terus bersama kalian."

Kakaknya mengernyit bingung, "Maksudmu?"

"Ibu, Ayah, Kakak, Adik-adik serta teman-teman yang lain. Aku ingin terus bersama mereka."

"Hei, kenapa tiba-tiba bicara seperti itu?" Kakaknya ikut berdiri disampingnya.

"Aku punya firasat buruk ... Akan ada yang mengancam kerajaan kita, dan kerajaan lainnya juga," Ia menunduk sekarang.

"Aku takut ada yang menghancurkan kita...." sambungnya.

Kakaknya terkekeh, "Apa yang kamu takutkan? Aku ada disini untuk melindungi mu. Kerajaan kita juga, kerajaan dengan pasukan yang kuat, jadi tidak akan hancur!"

"Siapa tau, 'kan? Aku hanya khawatir...."

Ia memegang pundak adiknya, menatapnya untuk memberi keyakinan. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Selama aku ada disini, aku akan terus melindungi mu, adik, dan kerajaan kita juga."

Tersenyum, ia berkata pada adiknya. "Tugas seorang kakak, adalah melindungi adiknya. Dan tugas seorang Pangeran Mahkota, adalah melindungi kerajaannya.

Aku akan berusaha memenuhi tugas keduanya!"

Kepalanya terangkat, menatap sang kakak yang masih tersenyum. Tak lama kemudian, ia menyerang sang kakak dengan pelukan.

"Terimakasih--"

.
~✿~
.

"--Kakak...."

Ice membuka matanya ketika dirinya menyambung ucapan orang yang ada dalam mimpinya.

Ia duduk, matanya melirik ke seluruh sudut kamar.

"Aku masih disini...."

"Mimpi itu ... Apa itu petunjuk?" Ice berpikir.

Pahlawan Antardimensi [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang