6 -- Tipuan

424 63 14
                                    

Maaf kalo ada typo~
.
.
"Jika aku mati, apa yang akan kakak lakukan?"

Pertanyaan itu dikeluarkan oleh seorang remaja kisaran empat belas tahun, yang tentu saja mengundang tatapan bingung dari kakaknya.

"Kenapa bicara seperti itu?" tanya sang kakak.

Si adik menggeleng pelan, "Aku hanya ingin tau."

Sang kakak beralih menatap ke arah jendela. "Hm ... Apa, ya?"

"Ayolah, jawab saja, kak!"

Kakaknya terlihat berpikir sejenak, memproses pertanyaan dari adiknya.

"Tidak akan terjadi."

"Hah?"

"Itu tidak akan terjadi." Ia kembali menatap adiknya. "Karna aku, akan melindungi mu."

Sang adik tampak sedikit murung, mungkin bukan itu jawaban yang ingin ia dengar dari kakaknya.

Namun kemudian, ia tersenyum. Tersenyum karena kalimat terakhir yang diucapkan kakaknya.

Ia tertawa kecil, "Janji 'ya, kakak?"

Tersenyum, ia mengusap rambut adiknya. "Akan aku usahakan!"

.
.

.

~✿~
.

.
.

"Pergi dulu, ya, Glace."

"Hati-hati, kak," ucap Glacier dengan senyuman.

"Supra, Gentar. Titip salam untuk kak Gempa, ya." Dia melambai.

"Siap! Ayo Sup, kak Ice!" ajak Gentar.

"Jangan menarik tanganku!" ketus Supra.

"Kalau kak Blaze pulang, bilang padanya aku ke rumah Supra, ya," ujar Ice.

"Baik, kak."

Ice, Supra, dan juga Gentar pun pergi. Diperjalanan, Gentar tak henti-hentinya menyanyikan lagu yang menurutnya sangat bagus.

"Seperti anak berpakaian kusam, tumpahan kelalaian manusia."

Entah kenapa, lagu ini membuat Supra agak Deja Vu. Seperti seseorang pernah menyanyikan lagu ini untuknya.

"Berlari, bertaruh, berusaha ... Kuatnya mengalahkan semesta."

Supra juga merasa familiar dengan lagu yang dibawakan Gentar.

"Lilin kecil ku, pilu mu milikku."

Entah kenapa ada sedikit perasaan yang mengganjal di hati Supra.

"Bolehkah ku rayakan bersama mu?"

Sampai di lirik terakhir yang Gentar nyanyikan, Supra berhenti. Ia seperti merasakan sesuatu.

Ice yang menyadari kalau Supra berhenti berjalan pun langsung ikut berhenti juga.

"Gentar, sudah kubilang berapa kali untuk jangan menyanyikan lagu itu!" tegur Ice.

"Memangnya, kenapa?" Ice menatap dalam pada Gentar.

Yang membuat sang empu tersadar, "Em ... Maaf, aku lupa."

Oh, ini kesempatan Supra untuk bertanya. "Memangnya ada apa dengan lagu yang Gentar nyanyikan, kak Ice?"

"Menurutku, lagu itu bagus. Dan juga ... Terasa familiar," lanjutnya.

Pahlawan Antardimensi [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang