Kali ini adalah hari kedua buat keluarga muda Padmarini berkumpul menikmati hari. Selain jagung, ada banyak ikan yang telah di bakar dengan bumbu racikan Yeonjun yang sedap. Semuanya sibuk dengan bagian masing-masing, terutama Jake yang terus saja berdebat dengan Sunghoon hanya untuk mendapatkan ikan ukuran besar.
"Hoon, gua yang pilih ini tadi di pasar, enak aja lo mau ambil!" Jake bersungut-sungut, wajahnya udah merah padam menatap sengit cowok yang lebih tinggi beberapa senti darinya itu. "Pelit lo, gua sumpahin dagingnya gak enak!" si Sunghoon cemberut, dia natap Jake agak kesel tapi tetep ambil ikan yang terpaksa ukurannya kecil.
Dia duduk menjauh dari Jake, dengan wajah yang muram dia senderan di pohon belimbing deket gazebo milik Padmarini. "Kak" Sunghoon kaget, hampir aja dia reflek nampar, itu ada cewek yang katanya -sahabat Jake- nepuk bahu dia sambil pake gaun putih dan rambut dibiarin terurai macam mbak kunti. Wajah Sunghoon langsung datar, tau sendiri kan dia paling gak suka interaksi dengan cewek.
"Kakak cari ikan yang gedean ya?" si Miesiac senyum manis, ditangannya ada piring berisi ikan yang ukurannya lumayan gede. "Nih kak ambil aja!" dia letakin piringnya di meja kayu bundar di deket Sunghoon. Miesiac pergi gitu aja, karena dia tahu diri buat deketin Sunghoon secara cepat akan ngebuat cowok itu makin gak suka.
Si Jake terdengar teriak dari jauh, wajahnya masam menatap ikan bakar di piringnya. "CICAK BANGSAT, NGAPAIN SIH PAKE NEMPLOK KE IKAN GUA, MANA IKUT KEPANGGANG LAGI!" dia jadi eneg mau makannya, mau cicaknya disingkirkan pun udah jijik banget si Jake. "KUALAT LO!" Sunghoon ngedeket, dia ketawa seneng liat Jake yang nampilin air muka sedih sambil selonjoran di pavingan rumah.
Sunoo ngedeket, dia nyodorin ikan yang tersisa buat sepupunya itu biar bisa ikutan menikmati sedapnya ikan bakar dengan bumbu racikan Yeonjun. "Nih bang, jangan sedih gitu dong... Malah mirip monyetnya si bu Sari!"
"Enak aja lo miripin gua sama monyet!" Jake mendengus, tapi tangannya tak menolak ikan pemberian Sunoo, dia cukup iri sama si Sunghoon yang dapet ikan gemuk dari cewek yang Jake bawa untuk mencairkan bongkahan es Padmarini, Miesiac perhatian juga pada cowok sedingin kutup utara yang sialnya ganteng luar biasa.
Sunghoon agak sangsi liat tatapan si Jake, pake senyuman lebar dengan mata yang menyipit, "Apa lo liatin gua macam itu?"
Jake cuman nyegir, dia pindah lihat ke piring Sunghoon sambil bilang, "Ntar gua minta dikit boleh?" Sunghoon langsung lari, dia mendudukkan diri di tengah-tengah Koga sama Fuma yang ototnya macem body guard, si Jake agak trauma sama Bang Koga, tadi pagi dia kenak pitingan si Koga gegara gak sengaja nyenggol kopinya Koga sampai tumpah ke lembaran skripsian Koga yang mau di setor ke dosen pembimbing.
Alhasil Jake puter balik dan duduk di samping Miesiac, "Makin lancar gak lo deketin si Sunghoon?" boro-boro lancar, itu anak cueknya gak bisa dikurangin. "Masih kayak patung hehehe!" tuh cewek gigit jagung bakar yang dikasih mbak Sakura tadi. Jake cuma ngangguk, ribet kalo urusan ngebuat Sunghoon terbuka pada sosok cewek, dia jadi mengumpat dalam hati karena mengingat hal yang membuat Sunghoon trauma terhadap sosok wanita.
Tapi Jake langsung ketawa waktu matanya tak sengaja mendapatkan momen lucu Heeseung yang terguling dari kursi, entah gimana ceritanya, si Jungwon enteng banget ngambil sandaran kursi yang di duduki Heeseung dan di pasang ke tempat duduk si Jungwon.
Heeseung yang gak sadar karena lagi serius bercanda bareng Chaewon dan Juju langsung kaget dan terguling waktu mau menyandarkan diri tapi sandarannya hilang. "HEH KOK ILANG? PERASAAN TADI ADA SANDARANNYA LOH!" Heeseung menatap kursinya bingung, sedangkan Jungwon malah diam dan asik menyeruput segelas es teh sambil melihat Heeseung tanpa rasa bersalah. "Kayaknya di ambil hantu mas, hihihihi!" kata si Yuma.
Di sisi lain, ada adik Jake -Maki- yang sedari tadi melihat pavingan tanah, matanya menatap sebuah benda tipis berwarna silver yang tergeletak begitu saja di dekat kursi milik Sunoo. Maki melirik pada keberadaan Sunoo yang sesekali tersenyum pada Sungho dan Riwoo, mereka berbicara ringan mengenai lomba musik yang akan diadakan beberapa hari lagi di sekolah mereka.
Sunoo beranjak pergi, berpamit menuju wastafel kamar mandi terdekat di ruangan belakang Padmarini yang bersebelahan dengan halaman luas itu. Maki mengambil benda silver tipis itu, lalu tersenyum dan menuju wastafel yang sama dengan Sunoo.
Sunoo terlihat mencuci tangannya, tanpa sedikitpun menaikkan kain lengan baju walau telah terciprat air hingga agak basah. Di sana, Maki ikut membasuh tangan sebentar dan menaruh benda yang ia temukan di dekat Sunoo. "Your razor blade, isn't it?" Sunoo terkejut, dia merasa gemetar dan menatap Maki. "Don't afraid of me, we do the same thing!" Maki tersenyum.
Hal itu membuat Sunoo benar-benar diam, dia tidak tahu harus bertindak bagaimana, dengan tangan yang bergetar ia mengambil benda yang Maki taruh di pinggiran wastafel. "Jangan bilang ini pada siapapun, Maki!" Sunoo menunduk, matanya telah berembun menatap dinginnya lantai yang lembab.
"Jangan cemas, karena kita melakukan hal yang sama!" Maki, lagi dan lagi tersenyum, dia menatap pemuda yang beberapa tahun lebih tua darinya dengan penuh pengertian. "Ini adalah rahasia untuk kita" Maki meletakkan telunjuknya di depan mulut, lalu pergi untuk kembali berbaur dengan saudaranya yang lain.
Nafas Sunoo cukup memburu, anak itu menatap cermin yang menampakkan raut kacaunya dengan keringat yang mulai bercucuran. Kakinya terasa lemas, Sunoo berjongkok beberapa belas menit lalu membasuh wajahnya dan keluar dari sana. Manik seruncing rubah itu melihat entitas Maki yang terlihat menyandarkan diri di pundak Jake, sesekali ia tertawa melihat kakaknya yang bertengkar dengan Sunghoon dan Nicholas.
"He do the same thing?" batinnya berbicara, serta dwinetra Sunoo menatap lekat sosok Maki hingga bocah SMP itu menyadarinya, dia melambaikan tangan pada Sunoo yang masih berdiri di ambang pintu.
Langkahnya gontai, menuju kursi kosong di tengah-tengah Yuma dan Leehan. Yuma yang sedari tadi asyik memakan ikan bakar tiba-tiba saja berhenti akan kegiatannya, ia meniti muka Sunno dan beberapa kali melirik Leehan yang lebih berfokus untuk membaca sebuah komik. "Kak, lo sakit?" Yuma khawatir, dan Sunoo sedikit menggeleng agar anak itu tak terlalu cemas. "Hanya sedikit pusing kok, Yum! Nanti juga sembuh!" kata Sunoo, suaranya terbilang rendah tanpa semangat.
"Mending istirahat di kamar aja deh kak, biar cepet enakan!" saran si Yuma masih khawatir. "Mau dibuatin jahe anget gak kak?" itu Leehan yang menawarkan diri, sedari tadi dia mendengar pembicaraan Yuma sembari membaca komiknya. "Gak perlu deh, Han. Lanjut baca aja deh kamunya!" Sunoo nyandarin diri di kursi, dan dwinetranya kembali melihat pada sosok Maki yang agak jauh darinya. "Should I ask him more about it?" batinnya lagi.
December, 14-2023
⛔ WARNING
NOT ALLOWED TO COPY THIS STORY
This story is the author's own imagination.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like Crazy [ENHYPEN x Hybe Idol]
HumorLu pernah gak sih punya sahabat, temen, dan bahkan saudara yang konyolnya luar biasa di luar nalar? mungkin dengan kekonyolan itu dapat membuat hubungan semakin erat, tetapi tak menjamin juga untuk terhindar dari pertengkaran, karena semua itu adala...